Tanwir.ID Kanal Tafsir Mencerahkan

Orientalis Terkenal yang disegani Oleh Umat Islam

Sumber: darus.id

Kajian terhadap ilmu-ilmu agama seperti agama islam tentunya sangat ditekuni oleh banyak orang. Baik itu dari sarjana muslim itu sendiri ataupun dari para kalangan sarjana barat. Para sarjana barat yang menekuni ilmu-ilmu tersebut biasa disebut sebagai Orientalis. Penyebutan orientalis sebenarnya tidak hanya ditujukan kepada para sarjana barat yang melakukan kajian terhadap hal-hal yang berkaitan dengan Islam; seperti pada al-qur’an dan hadis. Akan tetapi ditujukan kepada para pengkaji yang menaruh minat pada hal- hal yang berbau dunia timur seperti budaya, bahasa, sejarah ataupun agama dengan ontologi dan epistemologi barat. Pada tulisan ini, penulis bermaksud utnuk mengenalkan beberapa orientalis abad ke-20 yang cukup terkenal konsentrasi kajiannya terhadap hadis. Baik itu pada kajian sanad ataupun matan hadis, tentunya mencakup biografi dan buah pemikirannya terhadap kajian hadis.

Harald Motzki

Seorang Orientalis kontemporer yang dilahirkan pada 25 Agustus 1948 di salah satu kota Jerman barat yaitu kota Berlin. Motzki terlahir dari ayahnya yang seorang saudagar dan ibunya yang seorang guru. Ia dibesarkan dalam lingkungan keluarga beragama katolik. Motzki menempuh pendidikannya di berbagai negara seperti  Kota Bonn (Jerman), Cologne (Jerman), dan Paris (Prancis), yang kemudian mendapatkan gelar Ph.D nya dari Universitas Bonn pada tahun 1987 di bawah bimbingan Prof. Albrech North. Di samping itu, ia juga merupakan Professor dan Guru Besar Studi Islam pada salah satu universitas yang ada di Belanda yaitu Radboud Universitet Nijimegen.

Buah pemikiran

Beliau banyak terkenal sebagai orientalis golongan middle ground. Hal tersebut tentunya didasarkan pada pemikirannya terhadap hadis yang cenderung menerima orisinalitas sebuah hadis, berbeda dengan orientalis kebanyakan. Salah dua karyanya yaitu The Mushannaf of Abd Razaq al-San’ani as a Source of Authentic Ahadis of the Firs Centurys A.H  yang terbit tahun 1991 M dalam Jurnal of Near Eastern Studies dan First  Century  Sources  for  the  Life  of Muhammad?  A  Debate yang ditulis bersama Gregor  Schoeler  dan Andreas  Görke dan  terbit pada tahun 2012.

Di samping itu, ia juga terkenal sebagai penggagas teori Isnad Cum Matn. Sebuah teori yang dikembangkannya berangkat dari kritiknya terhadap teori common link yang digagas oleh Juynboll. Karena Juynboll menilai Common link sebagai pemalsu hadis. Berbeda dengan Motzki yang beranggapan bahwa Common link adalah seorang pengihimpun hadis secara sistematis pertama dalam sebuah periwayatan. Isnad Cum Matn adalah metode dating hadits dengan cara menelaah dan menganalisis jalur-jalur sanad (periwayatan) beserta variasi matan (teks) hadis.

Baca Juga  Orientalisme dan Metode Bibel dalam Pemaknaan Al-Qur’an

Nabia Abbott

Beliau adalah seorang wanita professional yang dilahirkan pada bulan Januari tahun 1897 di Marlin, sebuah kota yang terletak di sebelah barat daya turki. Ia bersama keluarganya terbiasa hidup berpindah-pindah, dari negara satu ke negara yang lain. Dalam menempuh pendidikannya pun ia juga berpindah-pindah.ke berbagai Universitas seperti Universitas Boston, Universitas Cambridges, Universitas Allahabad,dsb. Saat keluarganya berpindah ke Chichago, Ia meraih gelar Profesornya di tahun 1933 dan menjadi pengajar wanita pertama di Oriental Institute, selain itu ia juga banyak melakukan pengkajian terhadap naskah-naskah arab dan kebudayaan awal islam.

Buah pemikiran

Sebagai wanita professional, namanya patut diperhitungkan. Terkenal dengan keseriusannya dalam mengkaji dan mempelajari teks teks kuno, manuskrip arab dan dalam memperoleh karya- prestasinya, menjadikannya sebagai seorang professor yang memiliki rasa antusias yang sangat besar dalam mengkaji kebudayaan islam. Di samping itu, hal tersebut juga menjadikannya sebagai wanita yang memiliki peran penting dalam dunia orientalis. Adapun beberapa karya yang ia tulis dalam mengkaji teks-teks kuno dan manuskrip arab seperti Studies in Arabic Literary Papyri volume I: Historical and Texts, The University of Chicago Press, 1957 , The Monasteries of the Fayyum, dalam studies in Ancient Oriental Civilization, No. 16, Thn. 1937. Di samping itu, ia juga merupakan orientalis yang berupaya keras dalam menentang pemikiran Joseph Schacht terkait hadis.

Michael Cook

Michael Allan Cook adalah nama lengkap dari sejarawan berkebangsaan Inggris-Scotlandia ini. Ia dilahirkan pada 24 Desember tahun 1940 di Inggris. Cook memiliki ketertarikan yang sangat kuat pada sejarah dan hal-hal tentang dunia ketimuran, hal ini dapat dilihat dari Riwayat Pendidikan yang cenderung mengambil studi-studi ketimuran seperti saat di King’s College, Cambridge pada tahun 1959-1963 M, kemudian di School of Oriental and African Studies (SOAS), Universitas London pada tahun 1963-1966 M untuk melanjutkan program Pascasarjana. Selama di sana, ia melakukan penelitian terkait kesejarahan atas populasi kerajaan Utsmani pada abad 15 dan 16. Cook juga dikenal sebagai Orientalis yang berkompeten dalam melakukan penelitiannya terhadap dunia ketimuran.

Baca Juga  Mengenal 3 Tokoh Orientalis dalam Kajian Al-Qur'an

Buah pemikiran

Sebagai seorang Orientalis terkenal dengan kajiannya, ia memiliki banyak prestasi di bidang akademik seperti terpilihnya ia menjadi anggota American Philosophical Society pada tahun 2001. Kemudian ia juga terplih menjadi anggota American Academy of Arts and Sciences pada tahun 2004. Di samping itu, Cook juga memiliki beberapa karya baik dalam bentuk buku seperti Early Muslim Dogma: A Source-Critical Study, Camridge University Press (2003) ataupun dalam bentuk jurnal seperti The Opponent of the writing of Tradition in Early Islam (Arabica vol.44 tahun 1997). Dalam pandangan Kamaruddin Amin, Cook termasuk ke dalam orientalis aliran Neo-Skeptisisme. Karena menurutnya, Cook dinilai sebagai pewaris pemikiran Joseph Schacht walaupun Cook sendiri tidak mengakui bahwa ia pengikut Schacht. Akan tetapi ia tidak memungkiri bahwa ia skeptis dalam memandang hadis. Cook juga dikenal sebagai pencetus dari teori Spread of Isnad.

***

Itulah beberapa  penjelasan singkat beberapa orientalis dari abad ke-20 yang perlu diketahui. Tentu ada beberapa hal yang perlu dipelajari pula dari buah pemikiran mereka.