Tanwir.ID Kanal Tafsir Mencerahkan

Al-I’jaz Al-Bayani Sebagai Mukjizat Terbesar Al-Qur’an Perspektif Al-Rumani

al-Rumani
Sumber: istockphoto.com

Al-Qur’an merupakan kitab samawi yang diturunkan Allah kepada nabi besar kita Muhammad sebagai mukjizat terbesar yang tidak bisa dibantah oleh manusia dalam segi apapun. Diturunkan menggunakan bahasa Arab, namun tidak semua orang Arab memahami-Nya. Karena bahasa Arab Al-Qur’an adalah bahasa yang istimewa sehingga keunikan dan keistimewaan al-Qur’an dalam segi bahasa menjadi kemukjizatan Al-Qur’an yang pertama kali ditujukan kepada masyarakat Arab.

Para ulama ulumul qur’an mengatakan bahwa secara umum kemukjizatan Al-Qur’an terletak pada susunan kalimat yang indah, pemilihan bahasa yang bagus. Serta penempatan kosakata yang seimbang, al-I’jaz al-Bayani.

Pengertian Al-I’jaz Al-Bayani

Secara bahasa i’jaz / إعجاز merupakan bentuk masdar dari a’jaza / أعجز yang berarti al-faut (meninggalkan) atau al-sabq (mendahului). Sedangkan أعجز memiliki arti yakni melemahkan. Manna’ Khalil al-Qattan mengatakan bahwa i’jaz adalah memperlihatkan kebenaran Nabi dalam menyampaikan dakwah risalah-Nya dengan memperlihatkan ketidakmampuan orang Arab menentang mukjizat Rasulullah yang abadi dan melemahkan generasi selanjutnya.

Dalam segi bahasa, bayan berasal dari bahasa Arab dan merupakan bentuk mashdar dari kata بان – يبين – بيانا yang berarti jelas, nyata, menyingkap, dan tersingkap. Al-I’jaz al-bayani merupakan kemukjizatan yang terdapat dalam struktur ayat-ayat dengan kalimat yang menarik dan indah yang tidak dapat ditiru atau ditandingi oleh siapapun, bahkan pakar bahasa sekalipun.

Salah satu ahli bahasa yang menyingkap i’jaz bayani ini ialah Abu al-Hasan `Ali ibn ‘Isa al-Rumani (908-994 M). Ia salah satu tokoh Mu’tazilah – aliran rasionalis yang mempelopori kajian I’jaz – kelahiran Baghdad ini telah menulis karya kitab sebanyak 100 kitab dalam berbagai keilmuwan islam sepeerti tafsir, ilmu al-Qur’an, Bahasa Arab, dll. Salah satu kitabnya yang terkenal yang membahas kemukjizatan al-Qur’an adalah al-Nukat fii I’jaz al-Qur’an

Al-I’jaz Al-Bayani Menurut Al-Rumani

Al-Rumani mengatakan bahwa kemukjizatan Al-Qur’an yang paling tinggi terletak pada sisi balaghah-Nya. Menurut Al-Rumani  balaghah adalah suatu penyampaian makna ke dalam hati melalui gambaran dan lafal yang indah. Berikut adalah penjelasan mengenai tingkatan balaghah al-Qur’an menurut Al-Rumani:

  • Ijaz

Ijaz adalah meminimalisir ungkapan tanpa merusak makna, makna dapat diungkapkan dengan banyak lafal dan dapat pula diungkapkan dengan sedikit lafal. Contohnya adalah firman Allah dalam Qs. Yusuf:82

وَسۡ‍َٔلِ ٱلۡقَرۡيَةَ ٱلَّتِي كُنَّا فِيهَا وَٱلۡعِيرَ ٱلَّتِيٓ أَقۡبَلۡنَا فِيهَاۖ وَإِنَّا لَصَٰدِقُونَ  ٨٢

Dan tanyalah (penduduk) negeri, maksudnya adalah ahlu al-qaryati (penduduk negeri).

  • Tasybih

Tasybih menurut Al-Rumani adalah pengikatan salah satu dari dua perkara yang saling menutupi dalam perasaan dan pikiran. Beliau membagi tasybih menjadi dua bagian yaitu tasybih hissi dan tasybih ‘aqli. Contoh tasybih dalam Al-Qur’an menurut Ar-Rumani adalah mengeluarkan perasaan yang tidak terlintas pada sesuatu menuju perasaan yang terlintas pada sesuatu, seperti perumpamaan perbuatan orang-orang kafir dengan fatamorgana dalam Qs.An-Nur:39.

  • Istiarah

Isti’arah secara bahasa adalah meminta pinjaman. Maksudnya adalah meminjam kata lain karena adanya suatu perbandingan ataupun faktor-faktor lainya. Sedangkan menurut istilah dalam ilmu balaghah istiarah adalah lafal yang maknanya tidak sesuai dengan pemahaman pada umumnya, yang mana ketidaksesuaian tersebut disebabkan karena adanya keserupaan dan juga qarinah yang menjadi penghalang terhadap makna yang asli. Contohnya adalah peminjaman kata  الظلمات yang digunakan untuk mengungkapkan makna musyrik dan kata Al-nur untuk mengungkapkan makna iman yang terdapat dalam surah Ibrahim ayat 1

  • Talaum

Talaum adalah persesuaian nada huruf sebagian dengan bagian lain dalam suatu kalimat, dan nada-nada kalimat itu sendiri berkaitan antara sebagian dengan sebagian yang lain dalam suatu kalimat. Begitupula dengan nada dari jumlah-jumlah itu berkaitan antara yang satu dengan yang lain. Contohnya adalah lafal ayat-ayat al-Qur’an yang selalu dalam nada rendah atau tenang. Jika ayat-ayat tersebut berisi kabar gembira atau ajakan untuk menalar atau merenungkan suatu nasehat seperti dalam Qs. Ad-Dhuha:1-8.

Baca Juga  Kata Siapa Islam Mengajurkan Poligami?: Telaah an-Nisa Ayat 3
***
  • Fawashil

Menurut Al-Rumani fawashil adalah kemiripan dalam suku kata yang diharuskan untuk memahami makna dengan baik. Al-Rumani membagi fawashil menjadi dua yaitu huruf mutajanis dan huruf mutaqarib. Contoh dari fawashil adalah firman Allah dalam Qs. At-Thur:1-4

وَٱلطُّورِ  ١ وَكِتَٰبٖ مَّسۡطُورٖ  ٢ فِي رَقّٖ مَّنشُورٖ  ٣ وَٱلۡبَيۡتِ ٱلۡمَعۡمُورِ  ٤

  • Tajanus

Tajanus adalah persamaan bentuk dan bunyi bacaan dua lafal, namun maknanya berbeda. Menurut Al-Rumani tajanus adalah penjelasan macam-macam kalam yang dikumpulkan oleh satu asal dalam bahasa, kemudian beliau membagi menjadi dua yaitu tajanus muzawijah dan tajanus munasabah. Contoh tajanus adalah firman Allah dalam Qs.Ar-Rum:55

وَيَوۡمَ تَقُومُ ٱلسَّاعَةُ يُقۡسِمُ ٱلۡمُجۡرِمُونَ مَا لَبِثُواْ غَيۡرَ سَاعَةٖۚ كَذَٰلِكَ كَانُواْ يُؤۡفَكُونَ  ٥٥

Dalam ayat ini ada persamaan bentuk dan bunyi bacaan, namun makna keduanya berbeda yaitu lafal ٱلسَّاعَةُ . Lafal yang pertama menunjukkan arti hari kiamat, dan lafal kedua menunjukkan arti sesaat

  • Tashrif

Tashrif adalah perubahan atau mengubah bentuk kata (sighat), maksudnya perubahan dari bentuk kata yang satu kepada bentuk kata yang berbeda untuk menghasilkan makna-makna yang dimaksud. Contohnya adalah lafal ملك menjadi مملوك, يملك, إملاك, مليك

  • Tadhmin

Tadhmin (inklusi) adalah tercapainya makna tanpa disebutkan nama/sifat atau makna yang dapat difahami dari perkataan yang inklusif di dalamnya. Al-Rumani mengatakan bahwa lafal basmalah dalam Al-Qur’an mengandung tadhmin. Lafal tersebut mengandung makna mengajarkan kepada manusia untuk membuka segala sesuatu dengan lafal basmalah untuk mencari berkah yang merupakan adab atau tata cara dalam agama, ikrar ubudiyah, dan pengakuan atas nikmat yang diberikan Allah.

  • Mubalaghah

Mubalaghah (hiperbola) adalah makna yang menunjukkan besar karena perubahan dari asal kata bahasa itu. Contoh bentuk-bentuk mubalaghah adalah فعال, فعول, فعلان, contoh ungkapan dengan sighat atau bentuk yang menunjukkan mubalaghah adalah firman Allah Qs. Ar-Rahman:1

Baca Juga  Pesan Taqwa dan Implikasi Sosial Tauhid
***
  • Bayan

Bayan menurut Al-Rumani adalah menarik sesuatu yang menimbulakan pembeda dari yang lainya dalam pikiran (kalam yang menimbulkan pembeda dari yang lainya). Kalam memiliki tingkat keindahan yang disebut dengan husnul bayan yaitu mengeluarkan suatu makna dalam bentuk penjelasan yang paling indah dan dapat menyampaikan pandangan kepada pemahaman mukhatab melalui jalan atau cara yang paling mudah dan gampang. Contohnya adalah firman Allah dalam Qs. Ali-Imran:185

كُلُّ نَفۡسٖ ذَآئِقَةُ ٱلۡمَوۡتِۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوۡنَ أُجُورَكُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِۖ فَمَن زُحۡزِحَ عَنِ ٱلنَّارِ وَأُدۡخِلَ ٱلۡجَنَّةَ فَقَدۡ فَازَۗ وَمَا ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلۡغُرُورِ  ١٨٥

Ayat tersebut merupakan bayan yang menakjubkan yaitu adanya peringatan akan tipu daya kelonggaran waktu (istirahat/bersantai)

Kesimpulan

Al-Qur’an adalah kitab Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad sekaligus menjadi mukjizat terbesar yang tidak dapat dibantah dalam aspek manapun. Para ulama ulumul qur’an mengatakan bahwa secara umum kemukjizatan al-Qur’an  terletak pada susunan kalimat yang indah, pemilihan bahasa yang bagus serta penempatan kosakata yang seimbang atau yang disebut dengan al-i’jaz al-bayani .

Salah satu ulama yang menerangkan keindahan bahasa atau sastra Al-Qur’an adalah al-Rumani, beliau mengatakan bahwa kemukjizatan Al-Qur’an yang paling tinggi terletak pada sisi balaghah-Nya dan dalam kitab-nya beliau menjelaskan sepuluh tingkatan balaghah dalam Al-Qur’an.

Penyunting: Bukhari

Nurin Alfiani
Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an dan Sains Al-Ishlah ( STIQSI) Lamongan