Tanwir.ID Kanal Tafsir Mencerahkan

Quarter Life Crisis, Begini Solusi Perspektif Al-Qur’an?

Quarter life crisis
Sumber: https://gensindo.sindonews.com/

Rasa kecemasan yang dialami pada setiap remaja adalah hal yang manusiawi. Akibatnya sering memikirkan hal-hal yang belum terjadi. Fase tersebut tentunya dapat berdampak negatif. Di antaranya mempunyai sikap pesimis dalam hidup, bahkan selalu merasa terombang-ambing dalam hal finansial. Siklus kehidupan manusia tentunya mengalami proses perkembangan dari hal segi fisik maupun psikologis. Tidak heran, bila Quarter Life Crisis dialami oleh para remaja dalam fase pertumbuhannya.

Krisis Seperempat Abad

Quarter Life Crisis merupakan perasaan khawatir yang muncul pada diri seseorang yang disebabkan oleh ketidakpastian kehidupan yang akan datang. Lebih jelas lagi bahwa secara leterlek, Quarter Life Crisis artinya krisis seperempat abad. Istilah ini khas dalam psikologi dengan merujuk pada keadaan emosional yang umumnya telah dialami oleh orang-orang yang berusia dari 20 hingga 30 tahun. Din antara cirinya: sering merasa kekhawatiran, keraguan terhadap kemampuan diri sendiri. Bahkan yang sering terjadi adalah kebingungan dalam menentukan arah hidup.

Dalam hal ini, Quarter Life Crisis hakikatnya tidak boleh dihilangkan, mengapa? Karena jika dihilangkan secara total maka dapat mengakibatkan ketiadaan dalam kehati-hatian, sehingga menghasilkan kecerobohan. Yang perlu untuk dilakukan adalah tidak perlu membesar-besarkan rasa kekhawatiran atau ketakukan. Kendati demikian, di era gempuran sosmed sekarang juga salah satu faktor terbentuknya Quarter Life Crisis. Sering kali membanding-bandingkan kesuksesan pada orang lain lewat postingan yang bermunculan di dunia maya. Tentu hal tersebut mempengaruhi psikologis dalam diri sehingga memunculkan rasa kekhawatiran.

Kisah Inspiratif

Padahal sebuah kesuksesan atau kejayaan pada seseorang tidak terpatok hanya karena usia yang dimiliki seseorang. Yang paling terpenting adalah selalu ikhtiar dengan tawakkal kepada Allah SWT. Sebagai contoh dari kisah Ibnu Hajar yang menimba Ilmu dengan waktu yang lama. Tetapi masih belum bisa seperti apa yang diharapkan. Suatu ketika melihat sebuah batu yang keras yang ditetesi air demi dikit sedikit, kemudian batu tersebut dapat berlubang akibat dari tetesan air. Dari fenomena itu, Ibnu Hajar sontak berfikir bahwa betapapun kerasnya sesuatu yang dilakukan apabila diasah terus menerus akan menjadi lunak. Begitupun dengan menyerap ilmu harus dibarengi dengan ketekunan, rajin dan sabar.

Baca Juga  Tafsir QS. Thaha 131-132: Kiat-kiat Melewati Fase Quarter Life Crisis

Kiat Mengurangi Quarter Life Crisis Dalam Al-Qur’an

Tidak heran bila semua keyakinan ketika seseorang tertimpa adanya permasalahan, kegelisahan, ketakutan mayoritas mengembalikannya kepada perspektif teologis. Begitu halnya dengan seorang Islam yang kembali kepada Allah dan Al-Qur’an. Peranan Allah menjadi sangat penting dalam membantu menentramkan lahir maupun batin seseorang. Dalam Al-Qur’an penulis menemukan ayat yang mengarah jawaban dalam mengurangi Quarter Life Crisis. Salah satunya terdapat dalam QS. Az-Zumar [39]:53

قُلْ يٰعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا ۗاِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ – ٥٣

Artinya : Katakanlah, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.

Penafsiran Ayat

Hasby As-Siddieqy dalam tafsirnya Al-Qur’anul Majid menjelaskan bahwa Allah tetap mengampuni dosa orang-orang yang bertaubat berapa pun banyaknya. Maka janganlah berputus asa terhadap ampunan dari Allah. Lebih lanjut di dalam tafsirnya Hasby mencantumkan riwayat dari At-Thabari dari As-Syu’bi dari Sunaid ibn Syakal yang mengemukakan dia mendengar Ibn Abbas berkata:

“ayat yang paling banyak membuka harapan adalah ayat 53 dalam surat Az-Zumar. Sedangkan ayat yang paling mendorong menyerahkan diri kepada Allah adalah ayat 3 dalam surat At-Talaq. Mendengar ungkapan itu berkatalah Masruq: “Engkau Benar”.

Hal yang senada yang diungkapkan oleh Hasby, menurut kemenag dalam tafsirnya ayat tersebut juga menjelaskan terkait sifat Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Pengampun bagi hamba-hambanya yang berbuat dosa. Allah memiliki rahmat dan kasih sayang yang begitu luas kepada hambanya yang beriman.

Maka, dari penafsiran diatas dapat diambil catatan bahwa tidak diperbolehkan putus asa sebelum mencoba. Artinya sikap optimis dalam diri harus diterapkan. Begitupun dengan Quarter Life Crisis, solusi yang harus ditanamkan dalam diri bahkan digemborkan untuk selalu optimis menuju menjalani hidup. Dengan demikian, jangan pernah untuk membesar-besarkan rasa takut akan kekhawatiran masa yang akan datang, bisa jadi semua itu tidak akan pernah terjadi. Wallahu A’lam.

Penyunting: Ahmed Zaranggi

Baca Juga  Anak-anak Menjadi Pemateri Kultum di Bulan Ramadan, Bagaimana Sebaiknya ?