Tanwir.ID Kanal Tafsir Mencerahkan

Kelakuan Bani Isra’il dalam Al-Qur’an

Bani Isra'il

Bani Isra’il secara harfiah adalah anak keturunan Isra’il, yakni Nabi Yaqub as. Pada era sekarang Israil merupakan sebuah negara republik di tepi Laut Tengah. Hampir seluruh penduduknya adalah warga Yahudi. Orang-orang Arab Palestina dan negara-negara Arab menentang negara Yahudi dan menuntut kemerdekaan untuk seluruh Palestina dengan orang-orang Yahudi sebagai minoritas yang dilindungi.

Pada tahun 1947 PBB membagi wilayah Palestina menjadi satu negara Yahudi, satu negara Arab, dan satu daerah internasional kecil di mana terletak Yerusalem. Hingga kini selalu terjadi ketegangan antara Israil dan Palestina yang tak kunjung reda.

Allah Swt berfirman dalam Al-Quran tentang Bani Isra’il antara lain sebagai berikut:.

Hai Bani Isra’il, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu, dan penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu; dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus tunduk. (QS 2:40)

Allah Swt. telah melimpahkan nikmat yang banyak kepada Bani Isra’il. Dia telah memenuhi janji-Nya untuk mengeluarkan Bani Isra’il dari negeri perbudakan, dan memberikan negeri Kan’an yang berlimpah berkah. Maka mereka niscaya memenuhi janji mereka kepada-Nya, sebagaimana difirmankan Allah swt dalam ayat berikut.

Ingatlah, ketika Kami mengambil janji dari Bani Isra’il, yaitu: Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Tetapi kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebagian kecil dari kamu, dan kamu selalu berpaling. (QS 2:83)

Hai Bani Isra’il, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu dan ingatlah pula bahwa Aku telah melebihkan kamu atas segala umat. (QS 2:47)

Sesungguhnya telah Kami berikan kepada Bani Isra’il Al Kitab (Taurat), kekuasaan dan kenabian dan Kami berikan kepada mereka rezeki-rezeki yang baik dan Kami lebihkan mereka atas bangsa-bangsa (pada masanya). (QS 45:16)

Di antara anugerah Allah swt kepada Bani Isra’il, bahwa Dia telah mengutamakan mereka dari bangsa-bangsa lain untuk menerima dan menyampaikan risalah-Nya. Allah swt menyelamatkan mereka dari golongan Fir’aun. Perbudakan era Fir’aun di Mesir itu suatu cobaan yang sangat berat. Bahkan pengecualian perempuan Israil hidup dengan membunuhi kaum laki-lakinya menambah kepahitan pihak Israil. 

Baca Juga  Kajian Semantik Kata Rahmah Dalam Al-Qur’an

Apakah kamu tidak memperhatikan pemuka-pemuka Bani Isra’il sesudah Nabi Musa, yaitu ketika mereka berkata kepada seorang Nabi mereka, “Angkatlah untuk kami seorang raja supaya kami berperang di bawah pimpinannya di jalan Allah”. Nabi mereka menjawab, “Mungkin sekali jika kamu nanti diwajibkan berperang, kamu tidak akan berperang”. Mereka menjawab, “Mengapa kami tidak mau berperang di jalan Allah, padahal sesungguhnya kami telah diusir dari anak-anak kami?” Maka tatkala perang itu diwajibkan atas mereka, mereka pun berpaling, kecuali beberapa saja di antara mereka. Allah Maha Mengetahui siapa orang-orang yang zalim. (QS 2:246)

Generasi sesudah Nabi Musa dan Harun menyeberangi Yordan dan menguasai kabilah-kabilah di Palestina. Setelah itu mereka terkotak-kotak di antara sesama mereka dan tak pernah bersatu serta banyak mengalami kemalangan di bawah kaum Madyan. Mereka sesumbar untuk berperang, tetapi ketika perintah perang tiba mereka berpaling, kecuali sedikit saja di antara mereka yang berjiwa ksatria.

Sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian dari Bani Isra’il dan telah Kami angkat di antara mereka 12 orang pemimpin dan Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku beserta kamu, sesungguhnya jika kamu mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, sesungguhnya Aku akan menutupi dosa-dosamu. Dan kamu akan Kumasukkan ke dalam surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai. Maka siapa yang kafir di antaramu sesudah itu, sesungguhnya ia telah tersesat dari jalan yang lurus. (QS 5:12)

Allah swt menerima ikrar Bani Isra’il lalu mengangkat 12 pemimpin suku di antara mereka untuk mengintai musuh. Allah pun berjanji akan menyertai mereka. Karena itu mereka niscaya mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan beriman kepada rasul-rasul-Nya, serta menafkahkan harta pada jalan-Nya.

Baca Juga  Kritik Ulama Tafsir Terhadap Bullying

Bani Isra’il memperlihatkan pembangkangan terhadap Tuhan, membunuh dan menista orang-orang beriman, sebagaimana Kabil yang membunuh saudaranya, Habil. Maka Allah swt menentukan bahwa membunuh atau merencanakan pembunuhan pribadi orang, karena pribadi itu mewakili suatu gagasan, maka samalah dengan membunuh siapa saja yang mendukung gagasan itu. Sebaliknya, menyelamatkan nyawa suatu pribadi samalah halnya dengan menyelamatkan seluruh umat. 

Kami tetapkan suatu hukum bagi Bani Isra’il, bahwa siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan membawa keterangan yang jelas, kemudian banyak di antara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan di muka bumi. (QS 5:32)

Al-Quran mengungkap berbagai perselisihan di kalangan Bani Isra’il dan kelakuan mereka sebagai berikut.

Sesungguhnya Al Quran ini menjelaskan kepada Bani lsrail sebagian besar dari perkara-perkara yang mereka berselisih tentangnya. (QS 27:76)

Ingatlah ketika Isa ibnu Maryam berkata, “Hai Bani Isra’il, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira dengan datangnya seorang Rasul yang akan datang sesudahku, namanya Ahmad (Muhammad)”. Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, “Ini adalah sihir yang nyata”. (QS 61:6)

Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong agama Allah, sebagaimana Isa ibnu Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia, “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk menegakkan agama Allah?” Pengikut-pengikut yang setia itu berkata, “Kamilah penolong-penolong agama Allah”, lalu segolongan dari Bani Isra’il beriman dan segolongan lain kafir; maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang. (QS 61:14)

Telah Kami tetapkan terhadap Bani Isra’il dalam Kitab itu, “Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar”. (QS 17:4)

Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Isra’il dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. (QS 5:78)

Sesungguhnya Kami telah menempatkan Bani Isra’il di ternpat kediaman yang bagus dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik. Maka mereka tidak berselisih, kecuali setelah datang kepada mereka pengetahuan yang tersebut dalam Taurat. Sesungguhnya Tuhan kamu akan memutuskan antara mereka di hari kiamat tentang apa yang mereka perselisihkan. (QS 10:93)

Perseteruan Palestina dan Israel kini tidak jauh berbeda dengan pengalaman mereka 2500 tahun yang lalu. Na’udzubillah.

Penyunting: M. Bukhari Muslim

Baca Juga  Tafsir Surah Al-Maa’rij 19-21: Sifat Manusia yang Sesungguhnya