Tanwir.ID Kanal Tafsir Mencerahkan

Manusia adalah tempatnya dosa dan khilaf, itulah mengapa Rasulullah senantiasa mencontohkan kepada kita semua untuk senantiasa beristighfar dalam sehari sebanyak 70 kali.  (Lihat HR. Bukhari no. 6307). Ada upaya lain dapat menghapus kesalahan di samping istighfar. Kita tentu masyhur dengan dalil bahwa amal saleh dapat menggugurkan dosa. Sebagaimana firman Allah swt berikut: إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ۚ ذَٰلِكَ ذِكْرَىٰ لِلذَّاكِرِينَ ...

Cukup banyak ayat al-Quran yang memuat lafaz qurrata a’yun. Maknanya pun berdasarkan konteks yang berbeda-beda. Qurrata a’yun menurut bahasa artinya penyejuk hati. Pemaknaan qurrata a’yun dalam al-Quran ada yang tertuju kepada anak, pasangan, serta kenikmatan dari Allah. Anak dan Pasangan sebagai Qurrata A’yun Tentu kita masyhur dengan sebuah doa dalam Al-Quran yang terdapat dalam surah al-Furqan ayat 74: وَالَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ ...

Menarik sekali ketika saya membaca sebuah jurnal penelitian yang berjudul: Beauty Privilege Wanita Menurut Pandangan Al-Qur’an (Studi Tafsir Tematik) yang ditulis Wahyu Ihsan dkk (El-Afkar Vol. 11 Nomor 2, 2022). Sebab penelitian ini menyinggung tema yang diangkat banyak artikel, namun tidak banyak yang menampilkan sudut pandang al-Qur’an sebagaimana jurnal tersebut. Berikut akan dibahas secara ringkas mengenai isi dari jurnal tersebut. ...

Generasi lemah dalam Al-Quran disebut dengan dzurriyyatan dhi’afa. Dalam Al-Quran dan Tafsirnya (Departemen Agama RI, 122-123), dzurriyyatan dhi’afan berarti “keturunan yang serba lemah”. Baik lemah fisik, mental sosial, ekonomi, ilmu, pengetahuan, spiritual dan lain-lain. Lemah yang menyebabkan mereka tidak mampu menjalankan fungsi utama manusia, baik sebagai khalifah maupun sebagai makhluk-Nya yang harus beribadah kepada-Nya. Tegasnya Allah berpesan kepada generasi yang tua ...

Sudah tak asing lagi telinga kita mendengar ungkapan ‘kebaikan datang dari Allah, keburukan disebabkan perbuatan kita sendiri’. Hal ini rupanya tertera dalam surah An-Nisa ayat 79. Baik dan buruk. مَآ اَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللّٰهِ ۖ وَمَآ اَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَّفْسِكَ ۗ وَاَرْسَلْنٰكَ لِلنَّاسِ رَسُوْلًا ۗ وَكَفٰى بِاللّٰهِ شَهِيْدًا “Kebajikan apa pun yang kamu peroleh, adalah dari sisi Allah, ...

Apa reaksimu ketika mendengar dua firman Allah tentang dua makna kemudahan dalam surah al-Lail ini: “Maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kemudahan” dengan firman Allah: “Maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kesulitan” Betapa indah dan mengena retorika dan maknanya. Ayat yang satu dan yang satu lagi hanya berbeda lafadz terakhir, namun maknanya sangatlah bersebrangan. Bila ayat yang satu ...

Hati dinamai qalbun (قلب) karena sifatnya yang bolak-balik. Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh Ibnu ‘Abbas di dalam tafsir Ibn Abu Hatim. Syaikh as-Sa’di dalam tasirnya mengatakan bahwa tidaklah hati dinamai qalbun selain karena betapa dahsyat sifat bolak baliknya. Seorang hamba benar-benar butuh Allah untuk mendapat karunia meneguhkan hati. Betapa miris kita mendengar dari kisah-kisah terdahulu tentang seorang ahli ibadah yang ...

Nisyan artinya lupa, banyak sekali lafaz nisyan dalam al-Qur’an. Namun, tidak semua kata nisyan dalam al-Qur’an diperuntukan untuk manusia, ada sebagiannya yang disandingkan dengan Allah. Di antaranya dalam surah Maryam ayat 64 dan surah At-Taubah ayat 67. Berikut yang memuat lafadz nisyan tersebut. Tafsir nisyan dalam surah Maryam ayat 64 Surah Maryam ayat 64 turun berkenaan dengan malaikat Jibril yang ...

Secara harfiah, ar-rasikhuna fi al-‘ilmi berarti orang-orang yang mendalam pengetahuannya. Rasikh dari segi bahasa artinya kuat, kokoh, dan teguh. Menurut Ath-Thabari, ar-rasikhuna berasal dari kata ra-sa-kha yang mulanya digunakan untuk menggambarkan turunnya sesuatu dengan seluruh berat dan kekuatannya pada suatu tempat yang lunak. Terdapat dua lafaz rasikhuna fi al-‘ilmi dalam Alquran: Pertama, dalam surah Ali Imran ayat 7 yang berbunyi: ...

Secara harfiah, penyakit ‘ain itu diambil dari kata ‘ana  ya’inu (عان يعين) yang artinya apabila ia menatapnya dengan matanya. Dalam kitab Fathul Bari dikatakan bahwa ‘ain adalah pandangan yang disertai kedengkian karena tabiat buruk yang dapat mendatangkan madharat bagi yang dipandang. Penyakit ‘ain ini tergolong non medis. Menurut Briliantono M. Sunarwo dalam karyanya yang berjudul: Allah Sang Tabib Kesaksian Dokter ...