Ilmu-ilmu yang membahas Al-Quran terhimpun dalam Ulumul Quran. Antara lain:
Ilmu Rasmil Quran, Ilmu Mawathinin-Nuzul, Ilmu Tawarikhin Nuzul, Ilmu Asbabin Nuzul, Ilmu Qira`ah, Ilmu Tajwid, Ilmu Gharib Al-Quran, Ilmu I’rabil Quran, Ilmul-Wujuh wan-Nazha`ir, Ilmu Ma’rifatil Muhkam wal-Mutasyabih, Ilmun-Nasikh wal-Mansukh, Ilmu Bada`i’il-Quran, Ilmu I’jazil-Quran, Ilmu Tanasub Ayatil Quran, Ilmu Aqsamil-Quran, Ilmu Amtsalil-Quran, dan Ilmu Adabi Tilawatil-Quran.
Nabi Muhammad Saw mengajarkan Al-Quran ayat demi ayat, dan para sahabat menghafalnya. Nabi Saw menjelaskan maksud kandungan ayat Al-Quran dengan membacakan ayat Al-Quran yang lain maupun dengan kata-kata beliau sendiri.
Para sahabat yang sangat dengan Nabi Saw, semisal Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin Khaththab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Ibnu Mas’ud dan Ibnu Abbas, menerima penjelasan lebih banyak daripada yang lain.
Memahami Al-Quran ibarat menempuh sebuah perjalanan. Seseorang memerlukan bekal wawasan sekitar Al-Quran yang hendak dituju dan pengetahuan tentang rambu-rambu yang niscaya diperhatikan dalam menempuh perjalanan tersebut.
Rambu-rambu dalam menempuh perjalanan menuju Al-Quran antara lain metode, pendekatan, dan kaidah penafsiran Al-Quran, mencakup ketentuan yang harus diperhatikan, sistematika penafsiran, patokan pemahaman ayat Al-Quran.
Di antara metode penafsiran terdahulu: metode tahlili, ijmali, maudhu’i dan muqaran. Metode-metode baru dari cabang ilmu pengetahuan: semantik, semiotik, hermeneutik, dan pragmatik, diperkaya pendekatan ilmu sejarah, sastra, sosiologi, dan psikologi.
Penyebab kesalahan menafsirkan Al-Quran: subjektivitas mufasir; kesalahan menerapkan metode dan pendekatan; kedangkalan dalam ilmu-ilmu alat; kedangkalan pengetahuan tentang materi pembicaraan ayat; tidak memperhatikan konteks asbabun-nuzul, korelasi antarayat, maupun kondisi sosial masyarakat di mana Al-Quran turun; tidak memperhatikan siapa pembacara dan kepada siapa pembicaraan itu ditujukan.
Upaya pemahaman Al-Quran menghasilkan karya tafsir dari masa ke masa. Sebagian besar ditulis dalam bahasa Arab oleh pemikir muslim. Munculnya karya tafsir dari waktu ke waktu menunjukkan adanya keinginan untuk mengemukakan pemahaman baru yang relatif tidak sama dengan karya terdahulu; menambahkan dan/atau mengurangi.
Kitab-kitab Ulumul-Quran/Tafsir yang patut dikaji antara lain:
Abul Hasan Ali bin Ahmad Al-Wahidi an-Naisaburi, Asbabun Nuzul;
ar-Raghib al-Asfahani, Mu’jamu Mufradati Alfazhi al-Quran;
Ahmad asy-Syirbashi, Sejarah Tafsir Al-Quran;
Badruddin Muhammad ibnu Abdullah az-Zarkasyi, Al-Burhan fi ‘Ulumil-Quran;
Jalaluddin as-Suyuthi, Al-Itqan fi ‘Ulumil-Quran, Lubabun Nuqul fi Asbabin Nuzul; Tanasuqud Durar fi Tanasubis Suwar;
Abu Abdullah Az-Zanjani, Wawasan Baru Tarikh Al-Quran;
Muhammad Abdul Azhim az-Zarqani, Manahilul-‘Irfan fi ‘Ulumil-Quran;
Muhammad ‘Ata` al-Sid, Sejarah Kalam Tuhan;
M Husain Thabathaba`i, Mengungkap Rahasia Al-Quran;
Muhammad Musthafa al-A’zhami, Sejarah Teks Al-Quran: Dari Wahyu sampai Kompilasi ;
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran; Mukjizat Al-Quran;
Nashr Hamid Abu Zaid, Mafhum an-Nash (Tekstualitas Al-Quran);
Subhi ash-Shalih, Mabahis fi ‘Ulumil-Quran;
Syihabuddin, abil Fadhl Ahmad Ibn Hajar al-‘Asqalani, al-‘Ujab fi Bayanil Asbab;
Taufiq Adnan Amal, Rekonstruksi Sejarah Al-Quran;
Muhammad ibn ‘Asyur, at-Tafsir wa Rijaluhu;
Abdul Hayyi al-Farmawi, Al-Bidayah fi Tafsir al-Maudhu’i,
Malik ben Nabi, Fenomena Al-Quran.
Di antara ulama yang telah menyusun kitab tafsir:
Ibn Jarir ath-Thabari, Tafsir ath-Thabari;
Al-Fahrurrazi, Tafsir Ar-Razi;
az-Zamakhsyari, Tafsir al-Kasysyaf;
al-Khazin, Tafsir al-Khazin;
al-Qurthubi, Tafsir al-Qurthubi;
Ibnu Taimiyyah, at-Tafsir al-Kabir;
Ibnu Katsir, Tafsir al-Quran al-‘Azhim;
Ibnu Qayyim, Tafsir al-Qayyim;
al-Alusi, Tafsir al-Alusi;
Muhammad Abduh dan Muhammad Rasyid Ridha, Tafsir al-Manar;
al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi;
Abul A’la al-Maududi, Tafhimul Quran;
Muhammad Husain Thabathaba`i, Tafsir al-Mizan;
Thanthawi Jauhari, Tafsir al-Jawahir;
Wahbah az-Zuhaili, at-Tafsir al-Munir;
Abdullah Yusuf Ali, al-Quran, Text, Translation and Commentary;
Hamka, Tafsir Al-Azhar;
Hasbi Ash-Shiddieqy, Tafsir An-Nur;
M. Quraish Shihab; Tafsir Al-Mishbah.
Karya-karya tafsir dan kajian keislaman pada umumnya dari berbagai zaman dan berbagai tempat kini tersedia dalam edisi/program al-Maktabah asy-Syamilah dan sejenisnya yang memuat ribuan judul kitab.
Hasil penelitian Al-Quran/Tafsir yang telah dibukukan antara lain:
Ignaz Goldziher, Madzahibut Tafsir al-Islamiy (Kairo: Maktabah Khanji, 1955);
Muhammad Husain adz-Dzahabi, At-Tafsir wal-Mufassirun (Kairo: 1968);
Abdul Majid al-Muhtasib, Ittijahatut Tafsir fi al-‘Ashr al-Hadits (Beirut: 1973);
Fazlur Rahman, Major Themes of the Quran (Chicago: Bibliotheca Islamica, 1980);
SH Nasr, Islam dalam Cita dan Fakta (Jakarta: Leppenas, 1983);
Abdul Karim Biazar, Perjanjian Ilahi dalam Al-Quran (Bandar Lampung: 1989);
Djaka Soetapa, Ummah Komunitas Religius, Sosial dan Politis dalam Al-Quran dalam Konteks Masyarakat Indonesia (1991);
Mahmud Ayyub, Al-Quran dan Penafsirnya (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1992);
Jalaluddin Rahman, Konsep Perbuatan Manusia Menurut Al-Quran (1992);
J.M.S. Baljon, Tafsir Qur’an Muslim Modern (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1991);
Muhammad Husain adz-Dzahabi, Israiliyat dalam Tafsir dan Hadis (1993);
M. Baqir ash-Shadr, Sejarah dalam Perspektif Al-Quran (1993);
Toshihiko Izutsu, Konsep-konsep Etika Religius dalam Quran (Yogyakarta,1993);
Toshihiko Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia (Yogyakarta, 1997);
M. Quraish Shihab, Studi Kritis Tafsir Al-Manar (Bandung, 1994);
Muhammad al-Ghazali, Berdialog dengan Al-Quran (Bandung, 1996);
J.J.G. Jansen, Diskursus Tafsir Al-Quran Modern (Yogyakarta, 1997);
Farid Esack, Quran, Liberation and Pluralism (Oxford: Oneworld, 1997);
Muhammad Chirzin, Pemikiran Tauhid Ibnu Taimiyyah dalam Tafsir Surah Al-Ikhlash (Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1999);
Muhammad Chirzin, Permata Al-Quran (Yogyakarta: Qirtas, 2004);
Muhammad Chirzin, Perbandingan Penafsiran Muhammad Rasyid Ridha dan Sayyid Quthb tentang Jihad dalam Al-Quran (Jakarta: Departemen Agama RI, 2005);
Muhammad Chirzin, Kamus Pintar Al-Quran (Jakarta: Gramedia, 2020).
Muhammad Chirzin, Kearifan Al-Quran (Jakarta: Gramedia, 2020).
Muhammad Chirzin, Nur ‘Ala Nur: 10 Tema Utama Al-Quran (Jakarta: Gramedia, 2020).
Muhammad Chirzin, Renungan Al-Quran (Yogyakarta: Masa-Kini 2020).
Muhammad Chirzin, Estetika Al-Quran Sayyid Quthb (Yogyakarta: Diva Press, 2020).
Muhammad Chirzin, Artikulasi Al-Quran (Yogyakarta: Diva Press, 2020).
Shalah Abdul Fatah Al-Khalidi, Pengantar Memahami Tafsir Zhilal (Solo, 2001);
Muhammad A. Khalafullah, Al-Quran bukan “Kitab Sejarah”(Jakarta, 2002).
Tema-tema utama dalam Al-Quran, antara lain:
Agama, Air, Api, Awan, Asap, Banjir, Binatang, Bulan, Bullying, Cinta, Doa, Dosa, Gempa bumi, Harta, Hijrah, Hujan, Hutan, Ilmu, Jihad, Manusia, Keadilan, Kebajikan, Keindahan, Kekayaan, Kejahatan, Kemarau, Keragaman, Kerja, Kerjasama, Kesesatan, Laut, Maaf, Makanan, Matahari, Musyawarah, Nabi/Rasul, Pahala, Rahmat, Rezeki, Sabar, Taqwa,Tidur, Tumbuhan, Wanita,
Tema-tema aktual yang niscaya dikonsultasikan kepada Al-Quran, antara lain:
Arisan (haji, qurban, tanah), Bom-bunuh-diri, Demokrasi, Demo Mahasiswa, Eksklusivisme, Fundamenalisme, Gender, Globalisasi, HAM, Hermeneutika, Hoax, Illegal logging, Inklusivisme, Internasionalisme-khilafah, Impor pangan dan ekspor, Islam Nusantara, Kapitalisme, Keselamatan (dunia-akhirat), Kecerdasan (emosional, hubungan, intelektual, majemuk, sosial, spiritual, seksual), Kemiskinan, Kerukunan (Hubungan antarumat beragama, Fiqih-lintas-agama), Kolusi, Konglomerasi, Koperasi, Korupsi, Liberalisme, Mafia peradilan, Money loundry, Money politic, Monopoli, Multi lavel marketing, Nabi-baru (Juru-Selamat), Nasionalisme, Negara-Islam, Nepotisme, Otonomi, Pancasila, Patriotisme, Separatisme, Pluralisme, Pro-kontra Revisi UU KPK, UU Minerba, RUU HIP, RUU BPIP, Pro-kontra Pindah Ibukota, Suap, Syahid, Terorisme, “The Santri”, Trafficking.
Studi Al-Quran dan tafsir akan terus berlangsung dari waktu ke waktu, sejalan dengan perkembangan peradaban manusia, kehidupan sosial, ekonomi, politik, budaya, kemajuan ilmu pengetahuan, dan sains serta teknologi.
Editor: Rubyanto
Leave a Reply