Tanwir.ID Kanal Tafsir Mencerahkan

Watak Sosiologis Suku Quraisy dalam Al-Qur’an

sosiologis
Sumber: https://www.reddit.com

Kaum Quraisy merupakan suku Arab yang bertempat tinggal di daerah Hijaz, khususnya di daerah sekitaran Mekkah pada era pra-Islam dan awal Islam. Kaum Quraisy juga berperan penting dalam sejarah Islam karena Mekkah merupakan kota kelahiran Muhammad saw; dan mereka menjadi penjaga Ka’bah; bangunan yang sangat dihormati dalam agama Islam. Secara umum kita ketahui, Quraisy merupakan kaum yang cukup gemar dan aktif dalam berdagang. Dikarenakan suku ini dikenal sebagai kaum yang menjadikan perdagangan sebagai mata pencahariannya. Beginilah watak sosiologis suku Quraisy.

Kaum Quraisy juga termasuk dalam golongan suku Mudhar. Mereka menjadi cikal bakal dari suku Mudhar dan merupakan yang paling perkasa. Kaum yang paling  terkenal di Mekkah pada masa itu. Suku ini juga memiliki banyak koneksi yang amat luas dalam bidang perdagangan, maka sangatlah wajar bila kaum Quraisy menjadi kaum yang istimewa pada masa tersebut.

Watak Sosiologi Kaum Quraisy

Secara umum, umat Islam telah mengetahui bahwa Bani Hasyim suku quraisy merupakan suku tempat dilahirkannya Nabi Muhammad; meski kaum Quraisy kerap kali digambarkan sebagai musuh pada saat fathu Makkah. Namun, kaum Quraisy adalah suku yang mulia melebihi suku lain yang ada di jazirah Arab bahkan dunia kala itu.

Secara sosiologis, kaum Quraisy, dalam QS. Al-Quraisy dijelaskan tentang keadaan suku ini kala itu. Dalam surat  tersebut terkandung karakter kaum Quraisy serta kebiasaan yang dilakukan oleh kaum tersebut khususnya dalam perdagangan. Berikut pemaparan dari beberapa penafsiran dalam surat quraisy berikut dengan relevansinya dengan ekonomi masa kini:

Kebiasaan Kaum Quraisy (ايلاف)

Kaum Quraisy memiliki kebiasaan tertentu yang cukup baik dan patut dicontoh, hingga diabadikan dalam ayat suci, yakni pada ayat pertama surah qiraisy:

Baca Juga  Menelusuri Kata Syifa Dalam Q.S. Yunus Ayat 57

لِإِيلٰفِ قُرَيْشٍ

“Karena kebiasaan orang-orang Quraisy”

Menurut tafsir al-wasith karya syekh Wahbah Zuhaily, dalam ayat pertama kata (ايلاف) bermakna persembahan keramahtamahan. Allah menunjukkan bahwa kita harus mencontoh pada kebiasaan baik yang dilakukan oleh kaum Quraisy dari berbagai Aspek. “Kagumlah kalian pada kebiasaan suku Quraisy, yaitu suku dari bangsa Arab yang paling agung yang berasal dari keturunan An-Nadhar bin Kinanah dan merupakan sukunya Nabi SAW.”

Suku Quraisy menjadi suku yang terpandang pada masanya karena mereka dikenal memiliki kebiasaan-kebiasaan tertentu. Dalam hal ini peserta didik dalam upaya untuk memperoleh tujuan-tujuan pendidikan, maka ia harus memiliki kebiasaan-kebiasaan yang baik dalam proses belajar. Esensi dari belajar adalah adanya perubahan perilaku bagi peserta didik. Langkah awal untuk mengubah perilaku adalah dengan membentuk suatu kebiasaan yang baik.

Aktif Melakukan Perjalanan (رحلة)

Dalam ayat kedua surat quraisy yang berbunyi:

إِۦلَٰفِهِمْ رِحْلَةَ ٱلشِّتَآءِ وَٱلصَّيْفِ

“(yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas”

Lafadz رحلة bermakna perjalanan. Kaum quraisy terkenal cukup aktif dalam melakukan perjalanan yang jauh untuk kepentingan perdagangan. Menurut tafsir karya syekh Abdurrahman as-sa’di;ayat kedua surat Quraisy menjelaskan bahwa kaum yang aktif melakukan perjalanan untuk berdagang. Kaum ini teratur dalam melakukan perjalanan untuk kepentingan perdagangan dan mencari rezeki. Sehingga Allah membinasakan segala hal yang berniat jahat kepada mereka.

Penyusun strategi yang baik

Dalam tafsir al-Wajiz disebutkan bahwa “Kebiasaan kaum quraisy adalah (bisa) berpergian dengan aman dan tenang pada musim dingin menuju Yaman. Karena di sana merupakan negeri yang panas, dan pada musim panas menuju Syam dan merupakan negeri yang dingin. Perjalanan mereka untuk melakukan perdagangan yang (akhirnya) membuat mereka memiliki kekuasaan dan kemasyhuran di kalangan suku-suku lain. Kata “Iilaf” merupakan badal (pengganti) dari kata “iilaf” pada ayat pertama. Kata “iilaf” ini diletakkan di permulaan untuk memikat dan untuk menghubungkannya dengan kata “iilaf” di ayat pertama”.

Baca Juga  Belajar Manajemen Waktu dari Tafsir QS. Al-Ashr

Dari hal yang telah disebutkan, Kaum Quraisy sangat pandai menuyusun strategi saat melakukan perjalanan untuk berdagang. Sebagaimana yang tertulis dalam tafsir al- muyassar; kaum Quraisy melakukan perjalanan ke Yaman saat musim dingin (الشتاء) kemudian kembali ke Syam saat musim panas (الصيف). Hal ini menunjukkan bahwa kaum Quraisy memiliki perencanaan yang baik dalam melakukan perjalanan agar tidak terganggu dalam pergantian musim.

Dalam hal ini, Al-Qur’an ingin memuliakan kebiasaan yang baik dari suku Quraisy yang terpandang pada masanya. Kemuliaan watak sosiologis ini harus dijadikan teladan oleh setiap umat muslim untuk menirukan kebiasaan baik. Terlepas dari berbagai pandangan umat Muslim yang menggambarkan kaum Quraisy musuh Nabi terlebih saat peristiwa Fathu Makkah.