Tuhan mengajarkan doa pertobatan kepada Nabi Adam as dan pasangannya yang patut kita warisi untuk amalan:
Rabbana zhalamna anfusana wa in lam taghfir lana wa tarhamna lanakunanna minal khasirin – Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri sendiri, bila Engkau tidak mengampuni dan menyayangi kami, tentu kami menjadi orang yang rugi.” (QS 7:23).
Pengalaman Nabi Nuh, ketika banjir tiba, dia berseru kepada Tuhan:
Dia berkata, ”Naiklah kamu semua ke dalam kapal dengan menyebut nama Allah pada waktu berlayar dan berlabuh. Sungguh Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang.” Kapal itu berlayar membawa mereka ke dalam gelombang laksana gunung. Nuh memanggil anaknya, ketika berada di tempat terpencil, “Wahai anakku, naiklah ke kapal bersama kami dan janganlah engkau bersama orang-orang kafir.” Anaknya menjawab, “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat menghindarkan aku dari air bah!” Nuh berkata, “Tidak ada yang melindungi dari siksaan Allah pada hari ini selain Allah yang Maha Penyayang.” Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka anaknya termasuk orang yang ditenggelamkan. Dan difirmankan, “Wahai bumi, telanlah airmu dan wahai langit berhentilah menurunkan hujan.” Air pun surut, dan perintah pun terlaksana. Kapal itu pun berlabuh di atas gunung Judi, dan dikatakan, ”Binasalah orang-orang zalim.” Nuh memohon kepada Tuhannya sambil berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku adalah termasuk keluargaku, dan janji-Mu itu pasti benar. Engkau adalah hakim yang paling adil.” Allah berfirman, “Wahai Nuh, sesungguhnya dia bukan termasuk keluargamu, karena perbuatannya sungguh tidak baik, sebab itu jangan engkau memohon kepada-Ku sesuatu yang tidak kau ketahui hakikatnya. Aku menasihatimu agar engkau tidak termasuk orang bodoh.” (QS 11:41-46)
Ketika banjir surut, Nabi Nuh bermohon kepada Allah swt:
Rabbi anzilni munzalan mubarakan wa anta khairul munzilin – Tuhan, tempatkanlah aku di tempat pendaratan yang diberkati; Engkaulah Pemberi tempat pendaratan terbaik.” (QS 23:29).
Nabi Hud as berpesan kepada kaumnya, “Wahai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada tuhan bagimu selain Dia.” (QS 11:50).
Nabi Shalih as berpesan kepada kaumnya, “Wahai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada tuhan bagimu selain Dia. Dia menciptakan kamu dari tanah dan memberikan tempat di sana, maka mohonlah ampun dan bertobatlah kepada-Nya, sungguh Tuhanku Maha Dekat, Maha Memperkenankan.” (QS 11:61).
Nabi Ibrahim berdoa kepada Tuhannya,
“Ya Tuhanku, jadikanlah aku orang yang menegakkan shalat, juga anak keturunanku. Tuhan, terimalah doa kami. Ya Tuhan kami, ampunilah aku dan kedua ibu bapakku dan orang-orang beriman pada hari perhitungan.” (QS 14:40-41)
Nabi Luth as berpesan kepada kaumnya, “Sesungguhnya aku seorang rasul yang dipercaya; maka bertakwalah kepada Allah dan taatilah aku.” (QS 26:162-163)
Tentang Nabi Ismail, Allah swt berfirman,
Ceritakanlah dalam Kitab kisah tentang Ismail, yang berpegang teguh pada janji; dia seorang rasul dan nabi. Ia selalu menyuruh kaumnya shalat dan menunaikan zakat, dan dalam pandangan Tuhan ia mendapat ridha. (QS 19:54-55).
Tentang Nabi Ya’qub as Allah swt berfirman,
Apakah kamu hadir ketika Ya’qub kedatangan maut, ia berkata kepada anak-anaknya: “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab, “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, Tuhan Yang Maha Esa dan kami tunduk patuh kepada-Nya.” (QS 2:133).
Nabi Yusuf as berpesan kepada saudara-saudaranya dan mendoakan mereka.
Ia berkata, “Pada hari ini tak ada cercaan terhadap kamu kalian. Mudah-mudahan Allah mengampuni kamu; Dia Maha Penyayang dari para penyayang.” (QS 12:92).
Secara pribadi Nabi Yusuf berdoa untuk dirinya,
“Ya Tuhanku, sungguh Engkau telah menganugerahkan kepadaku kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebagian ta’bir mimpi. Ya Tuhan Pencipta langit dan bumi, Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam Islam dan pertemukanlah aku dengan orang-orang yang saleh.” (QS 12:101).
Nabi Syu’aib as berpesan kepada kaumnya,
“Wahai kaumku, sempurnakan timbangan dengan adil, dan jangan rugikan barang mereka, dan jangan membuat kerusakan di bumi.” (QS 11:85).
Nabi Yunus as berpesan kepada kaumnya,
Ingatlah kisah Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka Kami tidak akan mempersulitnya, maka ia menyeru dalam keadaan sangat gelap, “Tiada tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sungguh aku termasuk orang yang zalim.” (QS 21:87).
Nabi Musa as berdoa kepada Allah swt.:
Musa memberi minum untuk ternak kedua mereka, kemudian ia pun kembali ke tempat semula berteduh, dan berkata, “Tuhan, sungguh aku amat sangat memerlukan anugerah yang dapat Engkau turunkan kepadaku.” (QS 28:24).
Nabi Sulaiman as berdoa syukur kepada Allah swt tatkala mendengar percakapan semut.
Maka ia pun tersenyum dan tertawa karena perkataan semut, dan ia berkata, “Tuhanku, ilhamilah aku untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku, dan untuk mengerjakan amal kebaikan yang Engkau ridhai, dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-Mu yang saleh”. (QS 27:19).
Nabi Muhammad saw mewariskan doa orang-orang beriman yang dikenal sebagai doa sapu jagat, karena mencakup segala urusan dunia dan akhirat:
Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akhirati hasanah waqina ‘adzabannar – Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS 2:201).
Semoga kita termasuk pengikut setia dan pewaris para Nabi yang mulia.
Penyunting: M. Bukhari Muslim
Kanal Tafsir Mencerahkan
Sebuah media Islam yang mempromosikan tafsir yang progresif dan kontekstual. Hadir sebagai respon atas maraknya tafsir-tafsir keagamaan yang kaku dan konservatif.