Tanwir.ID Kanal Tafsir Mencerahkan

Wanita Penghuni Surga: Asiyah binti Muzahim

Muzahim
Gambar: Kumparan

Asiyah binti Muzahim adalah istri Fir’aun. Seperti kita ketahui bahwasannya Fir’aun adalah seorang penguasa yang zalim, yang menganggap dirinya sebagai Tuhan. Ia juga wanita yang telah menyelamatkan Nabi Musa ketika Fir’aun membunuh semua anak laki-laki pada zamannya.

Asiyah berhasil untuk membujuk Fir’aun dengan mengangkat Nabi Musa sebagai anak laki-laki mereka setelah hanyut di sungai Nil. Selain itu Asiyah binti Muzahim juga dijamin oleh Allah masuk surga. Karena kesabaran dan keimanan yang teguh yang ada pada diri Asiyah ditengah kekejaman yang dimiliki oleh Fir’aun.

Disebutkan dalam Al-Qur’an bahwasannya Asiyah merupakan perumpaan bagi orang-orang yang beriman, sebagaimana dalam QS. al-Tahrim (66): 11

وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلا لِلَّذِينَ آمَنُوا اِمْرَأَةَ فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِي عِنْدَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ وَنَجِّنِي مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِ وَنَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ

Dan Allah membuat istri Firaun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman. Ketika ia berkata: “Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim.”

Selain itu, dalam Al-Qur’an juga dijelaskan mengenai kemurahan hati, sebagaimana dalam QS. al-Qashash (280): 9

وَقَالَتِ امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ قُرَّةُ عَيْنٍ لِي وَلَكَ لا تَقْتُلُوهُ عَسَى أَنْ يَنْفَعَنَا أَوْ نَتَّخِذَهُ وَلَدًا وَهُمْ لا يَشْعُرُونَ

Dan berkatalah istri Firaun: “(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak”. Sedang mereka tiada menyadari.

Selain itu juga ditegaskan oleh Rasulullah Saw dalam hadisnya: “Cukuplah bagi kalian wanita-wanita dunia. Yakni Maryam binti Imran, Khadijah binti Khuwalid, Fatimah binti Muhammad, dan Asiyah binti Muzahim istri Fir’aun.”

Kisah Asiyah Binti Muzahim

Asiyah binti Muzahim adalah seorang wanita cantik yang dinikahi oleh Fir’aun. Fir’aun menikahi Asiyah karena bukti rasa cinta dan sayangnya terhadapnya. Sehingga Fir’aun pun menuruti permintaan Asiyah untuk mengangkat anak laki-laki yang bernama Musa. Pada awalnya kehidupan Asiyah dan Fir’an penuh kebahagiaan. Akan tetapi seiring berjalannya waktu Fir’aun menjadi raja yang kejam, zalim, dan seenaknya sendiri.

Baca Juga  Abdurrahman Al-Sa’di: Perkara Mubah yang Dilarang Al-Qur’an

Serta, Fir’aun menganggap dirinya sebagai Tuhan dan menyuruh kepada rakyat-rakyatnya untuk menyembah Fir;aun. Hal tersebut tentunya tidak dapat diterima oleh Asiyah istri Fir’aun. Sehingga awalnya sebuah kebahagiaan berakhir menyedihkan. Karena pada saat itu Asiyah sudah tidak menganggap Fir’aun sebagai suaminya. Fir’aun mengaku sebagai Tuhan yang meminta untuk disembah.

Meskipun demikian, memiliki suaminya ingkar terhadap Allah, Asiyah masih tetap sabar dalam menghadapi kenyataan itu, Bahkan ia rela untuk mengorbankan nyawa untuk menghadapi perlakuan jahat Fir’aun kepadanya. Dengan keteguhan hati yang dimiliki, dengan tetap mempertahankan keimanannya kepada Allah, mempertahankan ketaatannya kepada Allah yang tidak membuat keimanan dalam dirinya menghilang, dan tetap teguh keimanan yang Asiyah binti Muzahim pegang.

Sampai-sampai Asiyah binti Muzahim berdo’a kepada Allah sebagimana tertera dalam Qs. al-Tahrim (66): “Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang Zalim”.

Dari do’a Asiyah binti Muzahim di atas sehingga dapat menjadikan beliau untuk masuk surga yang sudah dijamin oleh Allah, dan dia juga menjadi wanita yang teguh pendirian menentang sebuah kezaliman. Sebagai kezaliman yang dilakukan oleh suaminya terhadap dirinya yaitu Fir’aun seorang raja yang kejam, jahat, dan yang mengaku sebagai Tuhan untuk disembah.

***

Adapun pesan yang dapat diambil dari kisah Asiyah binti Muzahim diatas bahwasannya suami merupakan sebuah cobaan bagi istrinya, begitupun sebaliknya bahwa istri juga merupakan sebuah cobaan untuk suaminya, seperti halnya kisah Asiyah binti Muzahim menjadi salah satu wanita yang dimuliakan oleh Allah Swt karena ketataannya kepada Allah Swt dengan keteguhan hati yang dimilikinya untuk tetap sabar menghadapi perilaku suaminya yaitu Fir’aun. Dan tetaplah di jalan Allah Swt sesuai dengan fitrahnya dan tetap menjalankan perintah Allah.

Baca Juga  Ibu, Maafkan Anakmu Telah Lalai: Refleksi QS. Luqman 14

Penyunting: Bukhari

Nur Hazlina Adya Rohmah
Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an dan Sains Al-Ishlah (STIQSI) Lamongan