“Al-Qur’an adalah pedoman dan pondasi dari bangkitnya ummat. Dengan Al-Qur’an Allah menyelamatkan mereka dari kegelapan menuju cahaya. Karenanya, hal pertama yang menjadi perhatian generasi muda sahabat Al-Qur’an…” ~ Syaikh Muhammad Abdullah Ad Duwaisy ~
Al-Qur’an adalah mukjizat luar biasa yang diturunkan kepada Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam kepada ummatnya; untuk meninggalkan segala perbuatan yang merugikan kepada perbuatan yang bermanfaat dan berbuah pahala. Pada zaman Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam keseriusan mempelajari al-Qur’an sudah menjadi anugerah bagi mereka para pemuda dan sahabat untuk bisa menjadi ahlul qur’an. Banyak sekali dari para sahabat Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam yang tumbuh menjadi sosok ahli quran yaitu, Mu’adz Ibn Jabal, Salim Maula Abi Hudzaifah Radhiyallahu ‘Anhuma.
Sehingga beliau bersabda dalam hadist, “Pelajarilah bacaan Al-Qur’an dari empat orang, Abdullah Ibn Mas’ud, Salim Maula Abi Hudzaifah, Ubay Ibn Ka’ab dan Muadz Ibn Jabal.” (H.R Al Bukhari dan Muslim). Rasulullah memberikan arahan kepada siapun bagi para sahabat yang hendak ingin belajar al-Quran secara mendalam kepada empat orang yang telah disebutkan tadi.
Seperti contoh, ketika sahabat Khalid Ibn Walid Radhiyallahu ‘Anhu pada awal masuknya beliau kepada islam, beliau dengan senang hati datang kepada sahabat Salim Maula Abi Hudzaifah Radhiyallahu ‘Anhu untuk belajar dan memintanya membacakan ayat-ayat Al-Qur’an. Khalid meminta Salim membacakan beberapa ayat-ayat Al-Qur’an untuk menenangkan dirinya dan ingin merasakan kebahagiaan ketika dibacakan kalamullah (al-Qur’an). Beliau mengatakan kepada Salim, “Engkau adalah penghafal Al-Qur’an wahai Salim, berkat do’a Nabi kepadamu.”
Kemudian dengan senang hati Salim Maula Abi Hudzaifah membacakan beberapa ayat Al-Qur’an dari surah Al Mudassir untuk sahabatnya itu, “Biarkanlah aku (yang bertindak) terhadap orang yang aku sendiri telah menciptakannya (11), dan aku berikan baginya kekayaan yang melimpah (12), dan anak-anak yang selalu bersamanya (13), dan aku berikan baginya kelapangan (hidup) seluas-luasnya (14), kemudian dia ingin sekali agar aku menambahnya (15). Tidak bisa! Sesungguhnya dia telah menentang ayat-ayat kami (Al-Qur’an) (16). Aku akan membebaninya dengan pendakian yang memayahkan (17).”
Menjadikan Al-Qur’an Sebagai Teman Hidup
Merekalah sosok para sahabat dan pemuda yang menjadikan al-Quran menjadi bagian hidup di dalam hati mereka, tidak ada hati yang dengki dalam diri mereka, tidak ada hati yang hasad, yang ada hanyalah kenikmatan belajar dengan Al-Qur’an dan mengamalkannya. Mereka tidak pernah berhenti mengajarkan dan mengamalkan setiap ayat yang tertuang di dalam Al-Qur’an, karena mereka yakin Al-Qur’an adalah mukjizat yang benar dan tidak ada cacat sama sekali di dalamnya.
Mereka juga generasi terbaik pada zamannya, selalu berlomba-lomba dalam hal kebaikan, selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah dan Rasulnya, jika seketika mereka dalam keadaan lemah imannya seketika itu juga mereka bangkit berdoa dan bermuruqabah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala meminta agar diberikan kekuatan dalam beramal shaleh.
Kemudian pada zaman sekarang ini, apakah pernah sesekali melintas pertanyaan pada diri kita, “apakah kita bisa menjadi seperti mereka, para sahabat yang menjadi ahlul qur’an ?” Jawabannya adalah bisa, sangat bisa, jika kita mau untuk berusaha dan bangkit untuk memperbaiki diri kita. Sejatinya dalam menjalani kehidupan ini adalah tidak ada yang mustahil ketika seseorang itu berusaha.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala juga memberikan isyarat dalam firman-Nya, “Dan apabila hamba-hambaku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan yang berdo’a apabila ia memohon kepadaku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-ku) dan hendaklah mereka beriman kepadaku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (Q. S Al Baqarah ayat 186).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah menjelaskan maksud “kedekatan” dari surah Al-Baqarah ayat 186 tersebut adalah kedekatan Allah pada orang yang berdo’a atau kedekatan yang bersifat khusus. Maka dalam penjelasan surah tersebut adalah orang-orang yang senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dengan cara berdo’a, maka Allah juga mendekat kepada hamba-hambanya yang senantiasa mengangkat kedua tangannya.
Maka, ketika kita memiliki kemauan untuk menjadi seorang yang ahli qur’an jalan terbaik yang bisa ditempuh adalah dengan berdo’a dan berusaha. Tidak ada yang tidak mungkin ketika kita sudah berdo’a kepada Allah, asalkan do’a dan niat tersebut baik maka mudah-mudahan Allah Subhanahu Wa Ta’ala senantiasa mengabulkan dan mempermudah jalannya.
Ummat Jangan Sampai Jauh dari Al-Qur’an
Ummat muslim jangan sampai menjauh dari al-Qur’an, karena pedoman yang hanya bisa menuntun kita kepada jalan yang benar dan lurus hanyalah al-Qur;an dan as-Sunnah, pegang dan genggamlah al-Qur’an di dalam hati dan jiwa, jangan berpecah belah karena hal yang sepele, salinglah menasehati dalam ketaatan, berdedikasi terhadap ummat, dan jangan sampai kalian berputus asa.
Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala senantiasa menjaga kita semua, menjaga al-Qur’an agar tumbuh berkembang di dalam hati para insan manusia, dan semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan kekuatan agar kita bisa tetap istiqamah menghadapi segala yang ada di dalam dunia ini. Aamiin.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman, “Dan sungguh, inilah jalanku yang lurus, maka ikutilah! Jangan kamu ikuti jalan-jalan (yang lain) yang akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Demikianlah dia memerintahkan kepadamu agar kamu bertakwa.” (Q.S Al-An’am ayat 153)
Editor: An-Najmi Fikri R
Leave a Reply