Jakarta, 18 Mei 2022 – Masifnya penggunaan internet turut mempengaruhi perilaku digital masyarakat, terutama perilaku bermedia sosial. Meningkatnya penggunaan internet, salah satunya disebabkan oleh anjuran untuk beraktivitas di rumah karena adanya wabah pandemi covid-19. Hasil survei INDIKATOR pada 21 Feb – 16 Maret 2022 menunjukan bahwa saat ini mayoritas masyarakat menjadikan internet sebagai media yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak terkecuali di dunia pendidikan.
Sayangnya penggunaan internet di Indonesia yang sangat masif belum dibarengi dengan tingkat literasi media dan digital, serta belum secara maksimal kita manfaatkan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana amanat cita-cita kemerdekaan Republik Indonesia yang dinyatakan pada Pembukaan UUD 45. Hasil survei literasi digital nasional 2021 yang dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Katadata Insight Center (KIC) menunjukan bahwa secara nasional, indek literasi digital di Indonesia masih berada pada level sedang atau berada pada level 3,49 dari skala skor indeks 0-5.
Data tersebut menunjukan bahwa kemampuan literasi digital masyarakat Indonesia perlu ditingkatkan kembali. Terlebih di masa pandemi Covid 19 ini tantangan yang dihadapi lebih berat lagi. Data Kementerian Komunikasi dan Informatika menunjukkan sampai Februari 2022, telah memblokir 5.299 hoaks yang ada di media sosial. Hoaks tersebut makin cepat tersebar di tengah kekalutan masyarakat menghadapi wabah dan dorongan untuk hidup dalam dunia digital.
Selama pandemic Covid-19 aktivitas belajar mengajar dilakukan dengan metode Pendidikan Jarak Jauh (PJJ), pada level pendidikan tinggi PJJ dilaksanakan dengan menggunakan Learning Menajemen System (LMS). Dalam rangka memfasilitasi PJJ yang dilakukan oleh setiap perguruan tinggi Direktorat Jenderal DIKTI Kemedikbudristek mengembangkan LMS Sistem Pembelajaran Daring (SPADA) Indonesia. Selama pandemic covid-19 SPADA Indonesia telah menjadi LMS yang digunakan oleh mayoritas perguruan tinggi baik negeri maupun swasta.
Dalam rangka mendukung pembelajaran daring tersebut MAARIF Institute, Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) dan Love Frankie didukung oleh Google.org bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek meluncurkan modul literasi digital dan media Tular Nalar dengan tema: “Tular Nalar di SPADA: Penguatan Modul Literasi Digital di Pendidikan Tinggi”. Modul ini diharapkan dapat mendukung dan memfasilitasi pengajar dalam mengajarkan keahlian literasi digital dan media, termasuk di dalamnya dalam menangkal hoax, disinformasi dan misinformasi dalam konteks Covid-19.
Kegiatan ini akan digelar Rabu, 18 Mei 2022 Pukul 09.00 – 11.00 WIB melalui aplikasi Zoom Meeting dengan menghadirkan Dr. Ir. Kiki Yuliati, M.Sc (Plt. Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen DIKTI Kemendikbudristek), Abd. Rohim Ghazali (Perwakilan Konsorsium Tular Nalar/Direktur Eksekutif MAARIF Institute), Arianne Santoso (Government Affairs and Public Policy, Google Indonesia), Dr. Muhammad Sulhan (Ketua Umum Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi – ASPIKOM) dan Santi Indra Astuti, S.Sos. M,Si (Program Manager MAFINDO/Penyusun Modul Tular Nalar).
Plt. Direktur Belmawa Ditjen DIKTI Kemendikbudristek, Dr. Ir. Kiki Yuliati, M.Sc menyambut baik hadirnya modul Tular Nalar di SPADA Indonesia ini. “Modul ini merupakan materi esensial bagi mahasiswa dan dosen, oleh karena itu diharapkan dapat memperkaya materi yang ada di SPADA Indonesia dan dapat dimanfaatkan oleh seluruh dosen dari berbagai program studi dalam membekali para mahasiswanya dengan kemampuan literasi digital untuk menghadapi banjir informasi di masa ini dan masa yang akan datang.”
Santi Indra Astuti, S.Sos. M,Si, Program Manager MAFINDO/Penyusun Modul Tular Nalar menambahkan bahwa “Modul Tular Nalar dibagi menjadi terdiri dari 8 (delapan) kompetensi, yaitu (1) Mengakses Informasi. (2) Mengelola Informasi. (3) Memproses Informasi. (4) Mendesain Informasi. (5) Berbagi Informasi. (6) Ketangguhan Diri. (7) Perlindungan Data, dan (8) Kolaborasi. Dari delapan kompetensi tersebut dikelompokan menjadi 3 (tiga) level kemampuan untuk menjadi insan literate, pertama level TAHU, level TANGGAP, dan level TANGGUH. Keunikan Tular Nalar terletak pada aplikasinya di beragam tema, mulai dari kecakapan digital dasar, literasi digital bagi isu kebencanaan, isu kesehatan, internet di ruang kelas, internet di tengah keluarga, internet damai, serta menjadi warga digital. Itu sebabnya, kurikulum literasi digital Tular Nalar sangat fleksibel sebagai penunjang materi-materi berbagai prodi, apapun disiplinnya. Tular Nalar hadir di tengah masyarakat sebagai terobosan baru dengan harapan dapat mengatasi deficit critical thingking yang meluas di segala bidang.”
Di kesempatan ini Arianne Santoso, Senior Analyst Government Affairs and Public Policy, Google Indonesia menjelaskan, “upaya dalam mengantisipasi penyebaran misinformasi dan disinformasi tidak hanya terbatas dalam pengembangan teknologi, namun juga memperluas kerjasama dengan organisasi masyarakat sipil dan pihak pihak terkait untuk membangun ketahanan diri terhadap misinformasi dan disinformasi masyarakat Indonesia pada umumnya. Dengan hadirnya modul Tular Nalar di SPADA kami mendorong para mahasiswa untuk lebih berpikir kritis dalam menerima segala informasi di dunia digital dan merupakan perwujudan komitmen Google.org untuk menciptakan ruang digital yang aman dan sehat.”
“Melalui hadirnya modul Tular Nalar di SPADA ini diharapkan dapat memberikan ilmu, pengetahuan dalam kehidupan bermedia sosial. Dengan semakin kritisnya pemikiran masyarakat khususnya para dosen dan mahasiswa diharapkan mampu memerangi hoax dan informasi salah yang destruktif yang mengganggu kehidupan bermasyarakat. Tentunya, hal ini bisa dicapai melalui kerjasama berbagai pihak mulai dari pemerintah, tokoh agama, dan masyarakat sipil. Bagi dosen dan mahasiswa yang ingin mengakses modul Tular Nalar di SPADA Indonesia dapat mengunjungi link https://bit.ly/38BdDTz. Mari sama-sama berjihad melawan hoaks untuk kebaikan Indonesia,” Tutup Abd.Rohim Ghazali, Perwakilan Konsorsium Tular Nalar/Direktur Eksekutif MAARIF Institute
Penyunting: Bukhari
Leave a Reply