Fenomena belakangan ini, tidak jarang kita temukan sekelompok orang anti dengan toleransi. Mereka mempunyai perpektif bahwa Jihad bila melawan mereka yang tidak seiman dengan-nya, tanpa melihat dari sudut pandang yang lain.
Mereka lebih condong kepada prinsip peradaban setelah masa khalifah ar-rasyidin. Sehingga memicu sebagian orentalis untuk berkomentar bahwa Islam adalah agama pedang, dengan kata lain penyebarannya melalui pedang (kekerasan)
Toleransi dalam Islam
Toleransi berasal dari bahasa Inggris yakni “tolerance” yang berarti sikap sabar dan lapang dada. Sedangkan dalam bahasa latin kata “toleransi” berasal dari kata “tolerantia” yang mempunyai makna kelonggaran, kelembutan hati, keringanan dan kesabaran.
Menurut Tilman, toleransi adalah sikap menghargai melalui pengertian terhadap keberadaan kelompok lain yang berbeda dengan tujuan untuk perdamaian. Toleransi adalah piranti utama dalam membangun perdamaian di tengah- tengah masyarakat. Dalam konteks agama, toleransi adalah kebebebasan masing-masing dan individu dalam meyakini suatu agama, saling memahami dalam keyakinannya masing-masing.
Toleransi adalah sikap menghargai, membolehkan, membiarkan pendirian pendapat orang, pandangan, kepercayaan dan sebagai-nya. Indonesia adalah salah satu negara populasi muslim terbesar di dunia. Tetapi dinegara ini juga terdapat agama-agama lain, meliputi Kristen, Budha, Hindu, Konghucu dan kepercayaan anamisme lainnya.
Karena-nya demi Kebhinekaan yang sesuai dengan UUD 45, sebagai umat beragama dan mayoritas diharuskan untuk bersikap toleransi terhadap sesama warga indonesia. Meskipun dari agama dan kepercayaan yang berbeda.
***
Islam yang di ajarkan oleh Rasulullah adalah islam rahmatalil alamin. Sekalipun ada misi dakwah, tetapi tidak ada unsur pemaksaan serta dengan cara bil ai-hikmah. Toleransi adalah sikap mengayomi seseorang yang berbeda keyakinan dan berberda sudut pandang.
Rasulullah juga bertoleransi kepada mereka yang berbeda. Sehingga muncul-nya piagam madinah pada saat itu, dengan mengambil jalan tengah konflik yang terjadi antara Kaum Muslimin dan Quraisy serta Yahudi.
Makna Toleransi dalam Tafsir Al-Misbah
Perbedaan suku dan bangsa serta perbedaan kepecayaan itu atas kehendak Allah, agar semua-nya bisa saling menghargai perbedaan, sesuai firman-nya:
“Jika tuhanmu menghendaki, tentulah bermian semua semua orang yang dimuka bumi seluruh-nya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka beriman semua-nya; dan tidak seoranngpun akan beriman kecuali dengan izin Allah” (QS, Yunus:99).
Karena-nya allah memerintahkan kita untuk bertoleransi selama ia tidak berbuat kerusaan, “ Janganlah berbuat kerusakan dimuka bumi” (QS. Al-baqarah: 11).
Kebenaran mutlak milik Allah, surga dan neraka hak prerogratif Allah. Saya meyakini bahwa semua agama sama, inti dari ajarannya mengajarkan berakhlak dalam berkehidupan. Boleh jadi apa yang mereka kerjakan adalah suatu kebenaran karena Allah berkehendak atas segala-nya.
Sesuai dengan apa yang dikehendaki, mengacu pada (QS. Al-baqarah ayat 62) dari ayat-ayat yang dijelaskan diatas; bahwa Allah menghendaki perbedaan bukan untuk memicu terjadinya konflik melainkan supaya saling mengenal dan menghargai.
Sikap tasamuh yaitu bukan hanya bertoleransi dalam perbedaan pandangan, melainkan bertoleransi dalam segala hal. Berkehidupan bersama dan menciptakan dunia yang damai, itu tujuan dari semua agama, nanti akan masing-masing ketika di hari Kiamat (QS al-hajj ayat 17).
اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَالَّذِيْنَ هَادُوْا وَالصَّابِـِٕيْنَ وَالنَّصٰرٰى وَالْمَجُوْسَ وَالَّذِيْنَ اَشْرَكُوْٓا ۖاِنَّ اللّٰهَ يَفْصِلُ بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيْدٌ – ١٧
Sesungguhnya orang-orang beriman, orang Yahudi, orang Sabiin, orang Nasrani, orang Majusi dan orang musyrik, Allah pasti memberi keputusan di antara mereka pada hari Kiamat. Sungguh, Allah menjadi saksi atas segala sesuatu.
Editor: An-Najmi Fikri R
Kanal Tafsir Mencerahkan
Sebuah media Islam yang mempromosikan tafsir yang progresif dan kontekstual. Hadir sebagai respon atas maraknya tafsir-tafsir keagamaan yang kaku dan konservatif.