Al-Qur’an merupakan dustur lil ummat (undang-undang bagi ummat), petunjuk bagi makhluk, dan sebagai bukti yang jelas atas kenabian dan risalahnya. (Ali Al-Shabuni, Al-Tibyan Fi Ulum al-Qur’an, Hal: 8). Al- Qur’an tidak hanya menjadi hiasan dalam rak-rak lemari, namun ia menjadi lentera bagi kehidupan non muslim dalam mengarungi kehidupan yang lebih layak, yakni dinul islam. Menurut catatan Masri Muadz, bahwa jumlah muallaf terus meningkat setiap tahunnya. Merunut perkembangan Muslim pada Tahun (2011-2012) dengan mengambil sampel pada 39 Negara, 8% dari penduduk rusia, mengedentifikasi diri mereka masuk Islam-Muslim.
Bahkan menurut penelitian Graeme Smith, ia menyimpulkan bahwa di Provensi Ulyanivsk Oblast, terdapat kecenderungan penurunan jumlah penduduk secara keseluruhan. Namun jumlah penduduk muslim khususnya yang berasal dari Tatar mengalami lonjakan hingga mencapai 12 %. Dalam dekade ini, perhatian para muallaf terhadap Al-Qur’an begitu intens, seperti Jefri Lang, professor matematika asal Amerika masuk Islam gara-gara belajar Al-Qur’an (Mashudi, cerahkan Hidup dengan belajar al-Qur’an: Hal: 409).
Setelah ditelusuri dari berbagai bacaan maupun media online, menghasilkan kongklusi bahwa perpindahan mereka dari Kristen kepada Islam, karena pembelajaran yang inten atas kandungan isi al-Qur’an. Sehingga dengannya memberikan warna baru dalam kehidupan mereka. Maka benar, apa yang dikatakan Ali Al-Shobuni, “ketika seseorang menyelami makna al-Qur’an, maka ia akan mendapatkan mutiara yang sangat mahal harganya yakni dinul islam”.
Jefri Lang: Profesor Matematika
Jefri Lang adalah seorang Amerika asal Jerman ia adalah professor matematika pada departemen matematika Universitas Kansas, Amerika Serikat (1995), ia dilahirkan dan tumbuh remaja di keluarga dan lingkungan agama Katholik. Ia sudah dibaptis dan disekolahkan di sekolah Katholik. Sejak menengah atas ia belum mendapatkan jawaban yang memuaskan keberadaan tuhan. Ia belum mendapatkan jawaban yang memuaskan logikanya terhadap pertanyaan-pertanyaan dirinya tentang tuhan.
Nabi Bersabda “Ketika Allah menghendaki kebaikan hambanya, maka ia akan memberikan pemahaman dalam masalah agama” (Kifayatul Akhyar, Hal: 6). Dari terjemah hadis tersebut mengingatkan penulis dengan Seorang Jefri Lang, dalam sejarah perpindahannya dari kresten menjadi Muslim, bermula dengan pertemuannya dengan keluarga Qandeel, sekali-kali ia kadang berdiskusi tentang agama Islam, yang kemudian, Keluarga Qandeel menghadiahkan sebuah Al-Quran terjemahan Ingris.
Kemudian dengan hadiah yang sangat berharga tersebut, ia gunakan dengan sebaik mungkin, sehingga setiap malamnya, ia habiskan dengan merenungi kandungan isi Al-Qur’an. Maka dengan kebingungannya yang ia alami, terobati dengan Cahaya Al-Qur’an. Dengan demikian, terjawablah pertanyaan tentang Tuhan yang belum terjawab selama ini? . dengan mengutip Surat Al-Ikhlas.
Maka dari situlah ia beri’tikad untuk pindah agama dari Kristen menjadi Muslim. dengan demikian, ia menyandang diksi baru dengan gelar “Muallaf” yaitu orang yang baru masuk Islam. Setelah menjalani hidup sebagai Muslim ia menyimpulkan pemahaman dan kesan dan perasaannya tentang al-Qur’an.
“Bagi mereka yang telah memeluk Islam, maka saksi terbesar dari adanya kasih sayang dan petunjuk Allah yang tidak terbatas adalah al-Qur’an. Tak ubanya seperti samudra yang dalam, al-Qur’an membawa anda jauh ke dalam, bersama gelombang-gelombang yang mempesona ”(Kutipan darinya, Cerahkan Hidup dengan belajar Al-Qur’an, 409 ).
Yusuf Estes: Pendeta
Yusuf Estes adalah namanya setelah masuk Islam. Nama aslinya adalah Yoseph Edwads easts. Ia dilahirkan pada tahun 1944 di Ohio dari keluarga Kristen fanatic dan dibesarkan di texas Amerika. Sebagian besar kehidupan keluarganya adalah untuk agama Kristen. Beliau sebagai pendeta Kristen, Yusuf estes membaca dengan serius ajaran agama lain, seperti hindu, yahudi dan budha selama 30 Tahun. Tapi tidak tentang agama Islam.
Membincang sejarah perpindahan Yusuf Estes dari Kristen ke Islam tidak terlepas dari pengaruh Diya’ al-Qur’an yang ia kaji pada ayat QS; Al-Alaq (96) : 1-2 , dan dijelaskan oleh pakar pengetahuan al-Kindi “sesungguhnya segumpal darah ini terjadi setelah sperma bertemu ovum dalam Rahim di mana pertemuanitu berkembang menjadi darah yang menggumpal”. Ternyata ayat al-Qur’an menurutnya telah menyebutkan tentang hal ini sebelum para pakar modern menemukannya, dan sekaligus menjadi bukti kebenaran al-Qur’an bagi kaum kafir dan ateis.
Demikianlah yang mengantarkan Yusuf Estes menjadi Muslim, sehingga ia menjadi seorang yang sangat taat dan mengabdikan hidupnya untuk agama Islam dan kehidupan umat muslim. seterusnya dengan paradigma al-Qur’an Pula, maka setelah masuknya dalam agama Islam ia terus bergiat lebih serius mendalaminya sehingga ia kemudian menjadi juru dakwah menyampaikan kebenaran islam seantero Amerika Serikat, yang pada akhirnya ia dinobatkan sebagai pemenang pertama dalam Islamic Personality of the year pada acara International Holy Qur’an Award Tanggal 8 Agustus 2012 di Dubai.
Dengan demikian, al-Qur’an bagi kedua tokoh Muallaf, penulis mengibaratkan seperti cahaya matahari yang menyinari bumi tidak hanya berguna bagi manusia, namun ia berguna bagi pepohonan, sampai serangga pun juga membutuhkan sinar matahari. Disinilah multifungsi al-Qur’an dalam segala lini kehidupan. Al-Qur’an tidak hanya mengatur urusan akhirat saja, namun lebih dari itu al-Qur’an juga mengatur sisi kehidupan dunia.
Editor: An-Najmi Fikri R
Leave a Reply