Tanwir.ID Kanal Tafsir Mencerahkan

Testimoni Muallaf: Kristen menjadi Muslim Karena Belajar Al-Qur’an

muallaf
Sumber: istockphoto.com

Al-Qur’an merupakan dustur  lil ummat (undang-undang bagi ummat), petunjuk bagi makhluk,  dan sebagai bukti yang jelas atas kenabian  dan risalahnya. (Ali Al-Shabuni, Al-Tibyan Fi Ulum al-Qur’an, Hal: 8). Al- Qur’an tidak  hanya menjadi hiasan dalam rak-rak lemari,  namun ia menjadi lentera bagi kehidupan non muslim dalam mengarungi kehidupan yang lebih layak, yakni dinul islam. Menurut catatan Masri Muadz, bahwa jumlah muallaf terus meningkat setiap tahunnya.  Merunut perkembangan Muslim pada Tahun (2011-2012) dengan mengambil sampel pada 39 Negara, 8% dari penduduk rusia, mengedentifikasi diri mereka masuk Islam-Muslim.

Bahkan menurut penelitian Graeme Smith, ia menyimpulkan bahwa di Provensi Ulyanivsk Oblast, terdapat kecenderungan penurunan jumlah penduduk secara keseluruhan. Namun jumlah penduduk muslim khususnya yang berasal dari Tatar mengalami lonjakan hingga mencapai 12 %. Dalam dekade ini, perhatian para muallaf terhadap Al-Qur’an begitu intens, seperti Jefri Lang, professor matematika asal Amerika masuk Islam gara-gara belajar Al-Qur’an (Mashudi, cerahkan Hidup dengan belajar al-Qur’an: Hal: 409).

Setelah ditelusuri dari berbagai bacaan maupun media online, menghasilkan kongklusi  bahwa perpindahan mereka dari Kristen kepada  Islam, karena pembelajaran yang inten atas kandungan  isi al-Qur’an. Sehingga dengannya  memberikan warna baru dalam kehidupan mereka. Maka benar,  apa yang dikatakan Ali Al-Shobuni, “ketika seseorang menyelami makna al-Qur’an, maka ia akan mendapatkan mutiara yang sangat mahal harganya yakni dinul islam”.

Jefri Lang: Profesor Matematika

Jefri Lang  adalah seorang Amerika asal Jerman  ia adalah professor matematika pada departemen  matematika Universitas Kansas, Amerika Serikat (1995), ia dilahirkan dan tumbuh remaja di keluarga dan lingkungan agama Katholik. Ia sudah dibaptis dan disekolahkan di sekolah Katholik. Sejak menengah atas ia belum mendapatkan jawaban yang memuaskan keberadaan tuhan. Ia belum mendapatkan jawaban yang memuaskan logikanya terhadap pertanyaan-pertanyaan dirinya tentang tuhan. 

Baca Juga  Ini Yang Terjadi Pada Otak Anda Ketika Mengulang Hafalan Al Quran

Nabi Bersabda “Ketika Allah menghendaki kebaikan  hambanya, maka ia akan memberikan pemahaman  dalam  masalah agama” (Kifayatul Akhyar, Hal: 6).  Dari  terjemah hadis tersebut  mengingatkan penulis  dengan  Seorang Jefri Lang, dalam sejarah perpindahannya dari kresten menjadi Muslim, bermula dengan pertemuannya  dengan keluarga Qandeel,  sekali-kali ia kadang berdiskusi tentang agama Islam, yang kemudian, Keluarga Qandeel menghadiahkan sebuah Al-Quran terjemahan Ingris.

Kemudian dengan hadiah  yang sangat berharga tersebut, ia gunakan dengan sebaik mungkin,  sehingga setiap  malamnya, ia habiskan dengan merenungi kandungan isi Al-Qur’an.  Maka dengan kebingungannya yang ia alami, terobati dengan Cahaya Al-Qur’an. Dengan demikian, terjawablah pertanyaan  tentang Tuhan yang belum terjawab selama ini? . dengan  mengutip Surat Al-Ikhlas. 

Maka dari situlah ia beri’tikad untuk pindah agama dari Kristen menjadi Muslim. dengan demikian, ia menyandang diksi baru dengan gelar “Muallaf” yaitu orang yang baru masuk  Islam. Setelah menjalani hidup sebagai Muslim ia menyimpulkan pemahaman dan kesan dan perasaannya tentang al-Qur’an. 

“Bagi mereka yang telah memeluk Islam, maka saksi terbesar dari adanya kasih sayang dan petunjuk Allah yang tidak terbatas adalah al-Qur’an. Tak ubanya seperti samudra yang dalam, al-Qur’an membawa anda jauh ke dalam, bersama gelombang-gelombang yang mempesona ”(Kutipan darinya, Cerahkan Hidup dengan belajar Al-Qur’an, 409 ).

Yusuf Estes: Pendeta 

Yusuf  Estes adalah namanya setelah masuk  Islam. Nama aslinya adalah Yoseph Edwads easts. Ia dilahirkan pada tahun 1944 di Ohio dari keluarga Kristen fanatic dan dibesarkan di texas Amerika. Sebagian besar kehidupan keluarganya adalah untuk agama Kristen.  Beliau sebagai pendeta Kristen, Yusuf estes membaca dengan serius ajaran agama lain, seperti hindu, yahudi dan budha selama 30 Tahun. Tapi tidak tentang agama Islam. 

Baca Juga  Pendidikan Masyarakat Berbasis Masjid: Mungkinkah?

Membincang sejarah perpindahan Yusuf Estes  dari Kristen ke Islam tidak terlepas dari pengaruh Diya’ al-Qur’an yang ia kaji pada ayat QS; Al-Alaq (96) : 1-2 , dan dijelaskan oleh pakar pengetahuan al-Kindi “sesungguhnya segumpal darah ini terjadi setelah sperma bertemu ovum dalam Rahim di mana pertemuanitu berkembang menjadi darah yang menggumpal”.  Ternyata ayat al-Qur’an menurutnya telah menyebutkan tentang hal ini sebelum para pakar modern menemukannya, dan sekaligus menjadi bukti kebenaran al-Qur’an bagi kaum kafir dan ateis. 

Demikianlah yang mengantarkan Yusuf Estes menjadi Muslim, sehingga ia menjadi seorang yang sangat taat dan mengabdikan hidupnya untuk agama Islam dan kehidupan umat muslim. seterusnya dengan paradigma al-Qur’an Pula, maka setelah masuknya dalam agama Islam ia terus bergiat lebih serius mendalaminya sehingga ia kemudian menjadi juru dakwah menyampaikan kebenaran islam seantero Amerika Serikat, yang pada akhirnya ia dinobatkan sebagai pemenang pertama dalam Islamic Personality of the year pada acara International Holy Qur’an Award Tanggal 8 Agustus 2012 di Dubai.

Dengan demikian,  al-Qur’an bagi kedua tokoh Muallaf,  penulis mengibaratkan seperti  cahaya matahari yang menyinari bumi tidak hanya berguna bagi  manusia, namun ia berguna bagi  pepohonan,  sampai  serangga pun  juga membutuhkan sinar matahari. Disinilah multifungsi al-Qur’an dalam segala lini kehidupan. Al-Qur’an tidak hanya mengatur urusan akhirat saja, namun lebih dari itu al-Qur’an juga mengatur sisi kehidupan dunia.

Editor: An-Najmi Fikri R