Tanwir.ID Kanal Tafsir Mencerahkan

Terungkap Sejarah Pengumpulan Al-Qur’an dari Masa ke Masa

sejarah pengumpulan
Sumber: https://www.namb.net/

Pada zaman Nabi, cara menjaga Al-Qur’an yakni dengan menghafalkannya karena pada masa itu juga kabiasaan tulis menulis masih sangat sederhana bahkan tidak semua sahabat bisa melakukannya. Tetapi hafalan orang-orang Arab dahulu dikenal sangat kuat sehingga mampu untuk menghafalkannya dengan mudah. Contoh alat tulis menulis pada zaman dahulu adalah pelepah kurma, tulang belulang. Sejarah pengumpulan Al-Qur’an yang unik terungkap!

Seiring berjalannya waktu, ketika nabi Muhammad Saw menerima wahyu berupa ayat Al-Qur’an beliau segera memanggil para sahabat yang pandai menulis untuk menuliskan ayat tersebut. Namun pada saat itu penulisan masih terpisah-pisah dan tidak berbentuk mushaf. Pasca meninggalnya Rasulullah, khulafaur Rasyidin memiliki cara atau metode yang berbeda. Pembukuan tersebut sangat dibutuhkan agar Al-Qur’an tetap utuh dan menjadi kesatuan yang utuh. Setelah perang Yamamah pada masa Abu Bakar, banyak para sahabat penghafal Al-Qur’an yang mati syahid, sehingga dikawatirkan Al-Qur’an akan bernasib sama seperti kitab- kitab suci lain yang terdistorsi.

Makna dari Jam’ul Qur’an

Menurut Bahasa aljam’u berasal dari kata yang memiliki arti mengumpulkan. Beberapa ulama memiliki pandangan yang berbeda tentang jam’ul qur’an. Al-Qurtubi dan Ibnu Katsir memaknai jam’ul qur’an dengan menghimpun al-Qur’an dalam hati atau menghafalkannya. Sedangkan Az-Zarqani berpendapat bahwa jam’ul qur’an mengandung 2 makna yang pertama adalah menghafal Al-Qur’an dalam hati dan yang kedua adalah menuliskan huruf demi huruf dan ayat demi ayat.

Sejarah Pengumpulan Al-Qur’an di masa Nabi

Setelah nabi Muhammad Saw. menerima wahyu, beliau mengumumkannya di hadapan para sahabat untuk menghafalkannya. Terdapat suatu riwayat yang menjelaskan bahwa para sahabat menghafalkan 5 ayat setiap pertemuan dan ada juga riwayat yang menjelaskan 10 ayat. Mereka merenungkan ayat-ayat yang dihafalkan dan mencoba untuk mengimplementasikan maksud dan ajaran yang terkandung sebelum lanjut ke ayat selanjutnya.

Baca Juga  Judi Online dan Dampak Negatifnya dalam Perspektif Al-Quran

Sehingga terdapat beberaoa faktor yang mendorong penulisan Al-Qur’an pada masa nabi  Muhammad Saw. Ialah mempresentasikan wahyu dengan cara yang paling sempurna dan membukukan hafalan yang telah dilakukan oleh Nabi dan para sahabatnya.

Ada juga yang beranggapan bahwa faktor penulisan yang dilakukan pada masa nabi yaitu karena dirasa hafalan para sahabat saja tidak cukup bahkan diantara mereka sudah ada yang wafat, proses penurunan wahyu masih berlanjut dan adanya kemungkinan ayat yang turun belakang menasakh ayat sebelumnya. Wahyu yang diterima nabi Muhammad Saw. Dipelihara dari kemusnahan dengan 2 cara yaitu disimpan ke dalam dada manusia atau menghafalkan dan menulisnya di atas berbagai jenis bahan untuk menulis seperti pelapah kurma, tulang belulang dan lain-lain.

Sejarah Pengumpulan Al-Qur’an pada zaman Khulafa’ur Rasyidin

Setelah wafatnya Rasulullah kepemimpinan bangsa Arab beralih kepada Abu Bakar. Ketika beliau menjabat menjadi khalifah, banyak terjadi kemurtadan yang terjadi di kalangan bangsa Arab. Beliau pun dihadapkan dengan orang-orang murtad. Abu Bakar membuat pasukan untuk menumpas dan memerangi kemurtadan. Perang tersebut disebut dengan perang Yamamah yang terjadi pada tahhun 11 H. Sekitar 70 huffadz gugur dalam peperangan tersebut. Dari peperangan Yamamah, Umar bin Khattab menjelaskan kekhawatirannya kepada Abu Bakar selaku pemimpin bangsa Arab pada saat itu. Umar bin Khattab khawatir tentang banyaknya para penghafal yang meninggal. Namun pada awalnya usulan Umar bin Khattab tersebut ditolak oleh Abu Bakar karena dulu Rasulullah tidak pernah memperintahkan kaum muslimin untuk melakukan hal itu. Hingga akhirnya pada masa khalifah Utsman, penulisan al-Qur’an didorong karena banyaknya perbedaan bacaan yang menciptakan sebuah pertikaian. Dan terbentuklah awal mushaf, yaitu mushaf Usmani pada masa itu.

Baca Juga  Makna Wahyu dalam Khazanah Intelektual Islam Awal