Tanwir.ID Kanal Tafsir Mencerahkan

Terjemah Al-Quran Bahasa Minang dan Manfaatnya Bagi Masyarakat

MInang
Sumber: Unsplash.com

Setidaknya di Indonesia sudah banyak Al-Qur’an dengan terjemah bahasa daerah. Dari tahun 2011 sampai 2015 Kemenag RI menyelenggarakan program penerjemah Al-Qur’an ke dalam sembilan bahasa daerah, bekerjasama dengan perguruan tinggi setempat. Seperti Al-Qur’an terjemah bahasa Makassar (Sulawesi Selatan), kerjasama dengan UIN Alauddin, bahasa Kaili (Sulawesi Tengah) kerjasama dengan IAIN Palu, bahasa Sasak (Nusa Tenggara Barat) kerjasama dengan UIN Mataram, bahasa Dayak Kanayatn (Kalimantan Barat) kerjasama dengan IAIN Pontianak, bahasa Banyumasan (Jawa Tengah) kerjasama dengan IAIN Purwokerto, bahasa Toraja (Sulawesi Selatan) kerjasama dengan STAIN Palopo dan UIN Alauddin, bahasa Bolaang Mongondow (Sulawesi Utara) kerjasama dengan IAIN Manado, bahasa Batak Angkola (Sumatera Utara) kerjasama dengan UIN Sumatera Utara dan bahasa Minang (Sumatera Barat) kerjasama dengan UIN Imam Bonjol.

Penerjemahan Al-Quran ke Bahasa Daerah

Proses penerjemahan dilakukan dalam beberapa tahapan. Pertama menerjemahkan ayat-ayat ke bahasa daerah oleh tim penerjemah dari perguruan tinggi yang merupakan partner kerjasama. Tim terdiri dari ulama Al-Qur’an, akademisi, ahli bahasa dan budaya daerah masing-masing. Dengan kualifikasi menguasai bahasa Arab, menguasai ulumul qur’an dan tafsir, menguasai bahasa dan budaya daerah.

Kedua, melakukan diskusi internal tim, mempresentasikan hasil terjemah untuk divalidasi. Validasi dilakukan sebanyak empat kali yang dilakukan oleh ulama Al-Qur’an dan ahli bahasa dan budaya daerah. Setelah dilakukan validasi terhadap semua teks, dari Al-Fatihah sampai An-Nas, maka selanjutnya tahapan ketiga adalah menyerahkan kepada Puslitbang, dan dilakukan pentashihan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMA), lembaga yang bertugas mengoreksi terjemah dari ayat-ayat Al-Qur’an.

Kemudian diakhiri dengan pemberian tanda tashih sebagai bukti bahwa Al-Qur’an terjemah bahasa daerah dikatakan sah atau legitim untuk disebarluaskan ke masyarakat. Dalam proses pengerjaannya, tim diberikan buku pedoman berisikan tata cara dan batasan dalam menerjemahkan ayat Al-Qur’an ke dalam bahasa daerah.

Baca Juga  Pentingnya Perkenalan Sebelum Nikah: Perspektif Psikologi

Tujuan dari penerjemahan Al-Qur’an ke bahasa daerah adalah untuk memperkaya khazanah penerjemahan Al-Qur’an ke dalam bahasa daerah. Memperluas dan mempermudah pemahaman Al-Qur’an bagi masyarakat pengguna bahasa daerah. Melestarikan bahasa daerah sebagai bagian dari budaya lokal. Serta mempermudah penerapan ajaran yang terkandung dalam Al-Qur’an.

Terjemah Al-Qur’an Bahasa Minang

Salah satu contoh Al-Qur’an terjemah bahasa daerah adalah Al-Qur’an dan terjemah bahasa Minang yang terbit pertama kali pada tahun 2015. Penerjemah terdiri dari Maidir Harun Datuak Sinaro (Rektor IAIN Imam Bonjol 2001-2006), Syamsul Bahri Khatib Banso Rajo (Baznas Sumbar), Makmur Syarif (Rektor IAIN Imam Bonjol 2011-2015), Maznal Zajuli (Guru Besar Bahasa Arab), Duski Samad (DMI Sumbar) dan beberapa tokoh lainnya, ada Syafruddin, Yufni Faisol, Guswandi, Syafrijal Malin Bagindo, Maksum Khatib, Rusydi Am Sutan Bahari.

Untuk sistematika Al-Qur’an terjemah dimulai dari surat Al-Fatihah berurutan sampai surat An-Nas. Selain terjemah bahasa Minang, ada juga penjelasan singkat dari tiap kata penting, yang diletakkan di bagian halaman bawah. Berikut contoh terjemah dalam bahasa Minang surat Al-Fatihah:

Bismillaahir rohmaanir rohiim

Jo namo Allah Nan Maha Pangasiah, Maha Panyanyang

Al-hamdu lillahi robbil ‘aalamiin

Sagalo puji untuak Allah, Tuhan sakalian alam

Ar-rohmaanir rohiim

Nan Maha Pangasiah, Maha Panyanyang

Maaliki yaumid diin

Nan punyo ari pambalasan

Iyyaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin

Anyo kapado Angkaulah kami manyambah dan anyo kapado Angkaulah kami mintak patolongan

Ihdinash shiroothol mustaqiim

Tunjuakilah kami jalan nan luruih

Shiroothollaziina an’amta’alaihim ghoiril maghdhuubi ‘alaihim wa ladh dhooolliin

Jalan urang-urang nan alah Angkau agiah nikmat ka inyo, indak (jalan) urang nan dimurkoi, dan indak (pulo jalan) urang nan sasek.

Manfaat Terjemah Al-Quran Bahasa Minang

Dalam surat Al-Fatihah ini setidaknya ada tiga kata yang diberikan penjelasan di halaman bawah. Pertama kata yaumid din atau hari pembalasan, dalam bahasa Minang “ari pambalasan”, ari wakatu manusia manarimo pambalasan amalnyo, baiak atau buruak. Disabuik juo yaumil qiyamah, yaumul hisab. (hari di mana manusia menerima pembalasan dari amal perbuatannya, baik atau buruk, disebut juga dengan hari kiamat atau hari perhitungan).

Baca Juga  Poligami dalam Tinjauan Al-Quran dan Hukum Positif

Kedua kata jalan yang lurus, dalam bahasa Minang “jalan nan luruih”, yaitu jalan iduik nan bana, nan dapek mambuek bahagia di dunia jo di akiraik. (jalan hidup yang benar, yang dapat membuat bahagia di dunia dan di akhirat).

Ketiga kata orang yang dimurkai, dalam bahasa Minang “urang nan dimurkoi”, adolah urang nan sangajo manantang ajaran Islam. Urang nan sasek adolah urang nan sangajo maambiak jalan lain salain ajaran Islam. (orang yang sengaja menentang ajaran Islam, orang yang sesat adalah orang yang sengaja mengambil jalan selain ajaran Islam)

Kelebihan dari Al-Qur’an terjemah bahasa Minang ini adalah bagi pembaca pengguna bahasa Minang akan merasa seperti berbicara langsung dengan Al-Qur’an. Sehingga mampu secara maksimal menangkap pesan yang dimaksudkan oleh Allah SWT. Bagi orang yang bukan pengguna bahasa Minang akan mendapatkan pengetahuan baru tentang bahasa Minang.

Editor: M. Bukhari Muslim