Tanwir.ID Kanal Tafsir Mencerahkan

Tahun Baru Islam: Momen Kokohkan Persatuan Umat

Sumber: https://studyarabic.co.uk/

Tahun baru Islam atau yang dikenal dengan tahun baru hijriyah merupakan satu momentum yang bersejarah. Pada tahun ini jatuh pada tanggal 10 Agustus 2021 Masehi. Tahun baru Islam bukan hanya penanda tahun yang baru, melainkan banyak pelajaran yang dapat kita teladani dalam hidup.

Di tengah kehidupan umat manusia yang semakin kompleks, umat tidak bisa lagi membedakan mana yang benar dan keliru. Apalagi kurangnya figur pemimpin yang tidak dapat dipercaya saat ini. Bahkan, di era post truth seperti ini. Kuantitas menjadi tolok ukur kebenaran. Padahal ukuran sebuah kebenaran bukan pada banyaknya orang, melainkan kebenaran yang benar adanya; kualitas.

Itulah juga yang terjadi pada zaman Nabi Ketika masih di Mekkah. Ajaran yang dibawa dianggap sebuah kebohongan dan buatan beliau sendiri. Kebenaran itu dikalahkan oleh power figure seorang yang tidak memiliki keilmuan sedikitpun. Dari sini, umat harus lebih teliti dalam menilai segala persoalan.

Sejarah Tahun Hijriyah

Maka nabi melakukan hijrah ke Madinah sebagai penanda awal bahwa kebangkitan umat Islam akan dimulai di sana. Terbukti, di Madinah Nabi membangun masjid pertama dan berhasil mempersatukan kaum Anshar dan Muhajirin. Hijrahnya Nabi dari Mekkah ke Madinah kemudian ditandai dengan dimulainya kalander pertama dalam penanggalan Islam, yaitu Hijriyah.

Momen ini, bukan hanya dilakukan secara spontanitas oleh Nabi. Apalagi karena adanya perlawanan di Mekkah. Bukan itu, Nabi berhijrah karena didasari perintah Allah Swt dan meninggalkan Mekkah yang dianggap sudah cukup untuk memperkenalkan ajaran Allah Swt. Sehingga, di Madinah Nabi lebih fokus untuk menjadikan Islam dan Al-Qur’an sebagai landasan hidup bermasyarakat.

Namun, di tengah gempuran moderniasi dan era post truth ini membuat umat semakin tak tahu arah. Apalagi pada masa pandemi seperti ini, umat Islam yang mengaku beragama malah banyak yang skeptis terhadap persoalan covid-19. Bahkan, cara berpikir masih ikut-ikutan (taklid). Padahal Islam mengajarkan sikap menghadapi suatu wabah, seperti wabah tha’un.

Menyatukan Persepsi

Penting kiranya, di momentum tahun baru Islam ini, kita menyatukan persepsi sebagai bagian dari hijrahnya kita kepada satu tingkatan yang lebih baik lagi. Hijrah dari cara pikir ikut-ikutan menuju cara berpikir yang logis dengan bekal ilmu pengetahuan. Sebagaimana ucapan Syafi’i Maa’rif, bahwa Al-Qur’an merupakan satu landasan yang rasional dan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

Baca Juga  QS. Al-Lail: Meniti Jalan Kemudahan Hidup

Jadi jika ada orang yang masih menganggap covid-19 itu adalah buatan, berarti ada yang keliru dalam beragama kita. Kita mencoba hijrah kepada satu hal yang bisa memberikan dampak positif dan perbaikan kita terhadap umat.

Penting untuk dipikirkan bagaimana umat manusia di luar sana sering terlunta-lunta. Akibat peredaran informasi yang sering keliru di hadapan umum. Menyebarkan hoax dan lain-lain. Hal ini pula pernah dirasakan oleh Nabi saat di Mekkah. Bagaimana Abu Lahab menyebarkan -dengan ketenarannya- menuduh membuat cerita yang tidak benar tentang Nabi.

Hijrah Menuju Persatuan Umat

Di zaman itu, merupakan zaman jahiliyah yang paling parah. Belum berkembang ilmu pengetahuan seperti saat ini. Namun menjadi sayang, hari ini bisa dikatakan lebih parah dibandingkan zaman jahilyah dulu. Bagaimana Nabi mengajarkan tentang ilmu pengetahuan. Seperti tabayun akan sebuah informasi, realitasnya bahkan umat Islam sendiri yang menjadi produksi dari ketidakbenaran sebuah informasi itu.

Seharusnya di tahun baru ini, mari kita menyatukan ukhuwah Islam antar sesama umat Islam. Menyatukan persepsi dan pandangan agar umat Islam dapat menjadi umat yang memberi solusi beragam masalah. Hijrah untuk kita bersama-sama melawan covid-19. Saling membantu agar pandemic segera berakhir.

Maka, dalam momentum tahun baru Hijriyah ini, mari serentak kita satukan kekuatan umat Islam untuk meringankan beban negara dalam melawan covid-19. Apalagi banyak di antara kita yang sering mengatakan covid itu konspirasi. Padahal para ulama yang otoritatif di bidangnya telah mengelurkan fatwa bahwa covid-19 benar adanya. Dan kita semua harus saling membantu.

Penyunting: Ahmed Zaranggi Ar Ridho