“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan ganjaran bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah maha luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Al-Quran Surat Al-Baqarah: 261)
Dalam sebuah proses usaha untuk mendapatkan hasil, kita memerlukan modal. Seperti halnya dalam berbisnis, diperlukan modal awal, modal cadangan, modal tambahan, dan sebagainya. Semakin banyak besar jumlah modal, tentu disertai harapan semakin banyak pula hasil yang akan diperoleh.
Dalam Islam, salah satu kunci sukses seseorang adalah seberapa banyak modal nafkah yang telah ia keluarkan, baik dalam bentuk sedekah, zakat, ataupun infak. Allah swt mengaggap pemberian yang kita keluarkan sebagai pinjaman yang akan dikembalikan berlipat oleh-Nya. Seperti firman-Nya dalam surat ath-Taghabun: 17 yang berbunyi:
“Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjamkan yang baik, niscaya Allah melipatkan gandakan balasannya kepadamu dan mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pembalas jasa lagi Maha Penyantun.”
Seperti pada surat al-Baqarah: 261, Allah swt menjanjikan ganjaran yang berlipat-lipat, perumpamaan nafkah yang dikeluarkan oleh orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji.
Juga dalam surat al-Baqarah: 265 Allah swt berfirman, “Dan perumpamaan orang-orang yang membelalanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka. Seperti sebuah kebun yang terletak di daratan tinggi yang disiram oleh hujan lebat. Maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha melihat apa yang kamu perbuat.”
Rasulullah saw juga bersabda, “Bersedekahlah kalian karena sesungguhnya sedekah dapat menambah harta yang banyak. Maka bersedekahlah kalian, niscaya Allah swt melimpahkan rahmat-Nya kepada kalian”
Beri Dulu, Baru Menerima
Sering kali kita merasa kekurangan. Keinginan-keinginan kita tidak terkabulkan, dan sepertinya Allah tidak memperhatikan kita. Jika anda merasakan hal itu, cobalah untuk intropeksi diri, apakah kita sudah menafkahkan sebagian rezeki yang kita miliki untuk orang-orang yang membutuhkan? Allah swt berfirman dalam surat adz-Dzaariyaat: 19, “Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian.”
Artinya, jika kita ingin diperhatikan oleh Allah, maka kita juga harus semakin bertawakal dan mendekatkan diri dengan Allah dengan melakukan amalan-amalan yang dianjurkan Allah, salah satunya dengan bersedekah. Senada dengan hal itu, Robert T. Kiyosaki dalam bukunya Rich Dad, Poor Dad mengatakan, “Kapanpun Anda merasa kekurangan atau membutuhkan sesuatu, berikanlah dulu apa yang anda inginkan dan itu akan kembali pada Anda berlimpah-limpah.”
Berilah yang Terbaik
Seringkali kita mendengar ungkapan “Apa yang kita tanam, itulah yang kita tuai.” Ungkapan tersebut tepat sekali, karena kebaikan yang kita tanam, maka kebaikan pula yang akan kita terima, namun sebaliknya, apabila keburukan yang kita tanam, maka keburukan pula yang akan menimpa kita.
Begitupula dalam keluarga, apabila kita memberikan nafkah yang baik, maka keluarga kita juga akan menjadi keluarga yang baik-baik, namun jika sebaliknya, maka bisa jadi murka Allah akan menimpa keluarga kita. Na’udzubillah min dzalik.
Allah swt berfirman dalam surat al-Baqarah: 267, “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya. Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah maha kaya lagi maha terpuji.”
Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah. Dalam memberi sebaiknya kita ikhlas, tidak mengharapkan imbalan apapun, walaupun nantinya akan diganti oleh Allah swt. Namun janganlah kita terus berharap agar Allah secepatnya mengganti nafkah yang telah kita keluarkan. Karena hal itu bisa membuat pahala sedekah kita berkurang, atau bahkan hilang sama sekali.
Allah sangat menyukai orang-orang yang dermawan, seperti diriwayatkan dari Hisyam bin Urwah dari ayahnya dari Abu Hurairah ra. Dari Nabi saw. bersabda, “Tangan di atas (memberi dan menolong) lebih baik daripada tangan di bawah (meminta-minta). Mulailah orang yang menjadi tanggunganmu (keluarga, dan lain-lain) dan sebaik-baik shadaqah adalah yang di keluarkan dari kelebihan kekayaan (yang diperlukan oleh keluarga).” (HR. Bukhari dan Ahmad)
Selain harta, banyak hal yang bisa kita berikan sebagai amal kita. Seperti tenaga, pemikiran, kesempatan, bahkan senyum pun termasuk sedekah, seperti sabda Nabi saw, “Janganlah sekali-kali engkau menganggap remeh suatu perbuatan baik, meskipun (perbuatan baik itu) dengan engkau menjumpai saudaramu (sesama muslim) dengan wajah yang ceria.” (HR. Muslim).
Editor: Rubyanto
Leave a Reply