Kalau mereka insafi akan kebenaran, tidaklah patut mereka berlarut-larut menentang Rasulullah s.a.w.:
“Dan sesungguhnya telah Kami berikan Kitab kepada Musa.”
Yaitu Kitab Taurat yang mereka pusakai itu.
“Dan Kami iringi di belakangnya dengan beberapa Rasul. “ (pangkal ayat 87).
Banyaklah Rasul-rasul yang mengiringi kedatangan Musa, menegakkan syariat Taurat itu. Daud, Sulaiman, Daniel dan Yasy’iya, Armiya, Hazqil, Zakariya dan puteranya Yahya, dan lain-lain; semuanya itu adalah Rasul-rasul kepada Bani Israil dan dari kalangan Bani Israil sendiri; pendeknya kayalah mereka dengan kedatangan Nabi-nabi dan Rasul-rasul.
“Dan telah Kami berikan kepada Isa anak Maryam keterangan-keterangan.”
Yaitu mu’jizat-mu’jizat yang besar, sebagai menyembuhkan orang sakit kusta dengan izin Allah, menghidupkan orang mati dengan izin Allah, menyalangkan kembali mata orang yang telah buta dengan izin Allah.
“Dan Kami sokong dia dengan Ruhul Qudus.”
Yaitu Roh Kesucian. Setengah ahli tafsir mengatakan bahwa Ruhul Qudus itu ialah Malaikat Jibril dan setengahnya lagi mengatakan bahwa Roh lsa itu sendiri disuci-bersihkan Tuhan. Nabi kita Muhammad s.a.w. pernah mendoakan kepada Tuhan agar Hasan bin Tsabit, syair beliau disokong dengan Ruhul Qudus.
Maka semua Rasul itu, sejak Musa sampai Isa dengan Kitab yang mereka bawa keterangan-keterangan, yang mereka perlihatkan semuanya adalah untuk Bani Israil. Tetapi tidak ada di antara Rasul dan Nabi itu yang tidak mendapat gangguan dari mereka demikian juga. Sebab itu datanglah pertanyaan tempelak Tuhan:
“Maka apakah setiap datang kepada kamu orang Rasul dengan yang tidak sesuai dengan hawa nafsu kamu, kamupun menyombong? Maka sebagian kamu mendustakan dan sebagian kamu membunuh.” (ujung ayat 87).
Sukarlah bagi Bani Israil, sampaipun kepada zaman kita ini buat mengelakkan diridari tempelak Tuhan yang seperti ini. Sebab di dalam kitab-kitab mereka sendiri bertemu catatan itu. Bahkan Nabi Musa sendiri seketika dekat ajalnya diperingatkan oleh Tuhan bahwa sepeninggal dia mati kelak, kaumnya ini akan menyembah dewa-dewa dan akan melanggar segala janji mereka.
Di dalam Zaburnya Nabi Armiya yang sampai sekarang ada di dalam kumpulan “Perjanjian Lama”, kita membaca ratap-tangis Nabi Armiya, dan kita membaca penyesalan Hazqil dan peringatan Yasy’iya atas bahaya negeri mereka dilanda habis oleh bangsa Babil. Kedatangan lsa Almasih pun tidak mereka terima dengan baik, dan mereka menuduhnya anak di luar nikah.
Maka disebutlah kejahatan-kejahatan mereka itu, bahwa sebagian dari mereka mendustakan setiap Nabi dan Rasul yang datang dan sebagian mereka pula, membunuh Nabi, atau turut mempermudah terjadinya pembunuhan itu, sebagai yang dilakukan kepada Nabi dua beranak Zakariya yang telah sangat tua dengan puteranya Yahya yang telah jadi Rasul di usia muda remaja. Bahkan ada riwayat, tidak kurang dari lima puluh atau tujuh puluh orang Nabi Bani Israil yang dibunuh oleh kaumnya sendiri.
Sumber: Tafsir Al-Azhar Prof. HAMKA. Pustaka Nasional PTE LTD Singapura
Leave a Reply