“Mereka itulah orang-orang yang telah membeli kehidupan dunia di Akhirat.” (pangkal ayat 86).
Alangkah tepat ungkapan ini! Untuk merebut hidup dan kemegahan dunia yang fana, kedudukan pendeta-pendeta, ketinggian dalam pandangan masyarakat pengikut yang bodoh-bodoh, mereka lemparkan isi Taurat mereka oleh karena kalau dituruti isi Taurat pegangan itu sebenar-benarnya niscaya mereka terpaksa menerima al-Quran dan mengakui Nabi s.a.w.
Kalau isi Taurat dan al-Quran itu mereka ikuti, selamatlah mereka dunia dan akhirat. Apatah lagi di akhirat. Tetapi mereka tidak mau menerima kebahagiaan akhirat itu, untuk mempertahankan kemegahan dunia. Akhirnya akhirat tidak dapat, dunia yang dipertahankan itu hilang pula dari tangan.
“Maka tidaklah akan diringankan bagi mereka siksaan itu.”
Baik siksaan dunia dengan kekalahan mereka yang berturut-turut, sehingga akhirnya di zaman Khaliiah Umar bin Khathab, sisa-sisa mereka yang tinggalpun disapu bersih, tidak boleh seorang juapun tinggal di Jazirah Arib. Padahal tidaklah mereka dipaksa sekali juga masuk Islam, bahkan mereka diberi kehormatan sebagai “Ahlul Kitab”. Di akhirat pun niscaya azab itu tidak juga akan diringankan,
“dan tidaklah mereka akan ditolong.” (ujung ayat 85).
Penolong yang sebenarnya di dalam kesusahan manusia hanyalah Tuhan. Tetapi kalau Tuhan yang didurhakai, siapa orang lain yang akan sanggup menolong?
Dan kalau kita fikirkan lagi, orang Yahudi di seluruh dunia di zaman sekarang hanyalah kira-kira 15 juta banyaknya. Sedangkan kaum Muslimin menurut catatan setengah pencatat telah mencatat jumlah sampai 500 juta. Tersebar di seluruh tanah yang penting di Timur dan tersebar di mana-mana di dunia. Berapa kali pula mereka telah berpecah sesama sendiri?
Bukankah seketika orang Islam dikeluarkan dari Spanyol habis-habisan setelah kekalahan Kerajaan Bani-Ahmar di Granada, tidak ada orang Islam dari negeri lain yang sungguh-sungguh membela? Bukankah peperangan hebat terjadi 300 tahun yang lalu di antara Kerajaan Islam Turki dengan Kerajaan Islam Persia (lran) karena pertentangan Mazhab pada lahirnya dan perebutan tanah kuasa pada batinnya? Dan di saat-saat itu pulalah mulai berkembang penjajahan Negara-negara Barat kepada Negara-negara Islam.
Moga-moga ayat yang dimulai untuk orang Bani Israil ini yang tinggal tertulis untuk kita, menjadi i’tibar dan perbandingan bagi kita. Karena hukum perjalanan sejarah di dunia ini telah diatur oleh Allah dalam satu aturan yang adil, sebagaimana yang banyak ditulis oleh seorang ahli filsafat sejarah Islam sendiri Allamah lbnu Khaldun.
Moga-moga kita bangkit kembali dengan berpedoman kepada al-Quran.
Sumber: Tafsir Al-Azhar Prof. HAMKA. Pustaka Nasional PTE LTD Singapura
Leave a Reply