Tanwir.ID Kanal Tafsir Mencerahkan

Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat 84-85: Darah Saudaramu adalah Darah Kamu Sendiri

Darah
sumber: unsplash.com

Dibuka lagi suatu pemungkiran janji dari Bani Israil, yaitu janji mereka dengan Tuhan sebagai pelaksanaan dari janji yang tersebut tadi. Janji hidup rukun sekeluarga dan sekaum. Kalau terjadi selisih hendaklah diselesaikan dan didamaikan dengan baik:

“Dan (ingatlah) tatkala Kami perbuat perjanjian dengan kamu: Tidak boleh kamu menumpahkan darah kamu.” (pangkal ayat 84).

Demikian padatnya janji itu, sehingga jika ada darah tertumpah karena aniaya, tidak adalah darah kamu juga. Darah saudaramu adalah darah kamu sendiri, tidak boleh kamu tumpahkan, tidak boleh kamu bunuh.

“dan tidak boleh kamu mengeluarkan diri-diri kamu dari kampung halaman kamu. “

Jika timbul sengketa dan permusuhan, sehingga ada anak saudaramu yang kamu usir, itu adalah diri kamu sendiri juga. Demikianlah janji yang telah mereka ikat dengan sepengetahuan kesaksian Tuhan sendiri:

“Kemudian telah ikrar kamu. “

Artinya janji itu telah kamu ikrarkan akan dipegang teguh teguh tidak akan diubah-ubah lagi;

“dan kamupun menyaksikan.” (ujung ayat 84).

Artinya pemuka-pemuka yang ada waktu itu turut menyaksikan ketika janji diperbuat.

Untuk mengetahui bunyi perjanjian-perjanjian ini, pokok dan uraiannya bertemu di dalam Kitab Perjanjian Lama yang bernama Kitab Ulangan. Seluruh isi perjanjian itu ada termaktub didalamnya. Terutama peringatan-peringatan agar mereka sesama mereka hidup bersatu dan berdamaian, agar kuat mereka menghadapi musuh-musuh pada negeri yang akan mereka diami sesudah keluar dari Mesir itu.

Janji termaktub dalam kitab mereka, tetapi sebagai janji yang di atas tadi juga. Termaktub dalam kitab, mereka akui kebenarannya, tetapi mereka langgar dengan semena-mena; ini dijelaskan dalam ayat selanjutnya:

“Kemudian itu kamu, merekapun.” (pangkal ayat 85).

 Artinya di antara golongan mereka yang telah berpecah-belah dan bermusuhan .

“Kamu bunuh diri-diri kamu dan kamu keluarkan sebagian daripada kamu dari kampung halaman mereka.”

lnilah yang menjadi kenyataan di antara Bani lsrail sendiri di zaman Rasulullah di negeri Madinah itu.

Baca Juga  Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat 103: Pahala Allahlah yang Lebih Baik

Bani Qainuqa’ Yahudi membuat perjanjian persahabatan dengan suku Aus dari Arab Madinah. Bani Quraizhah membuat pula perianjian persahabatan dengan suku Khazraj. Bani Nadhir akhimya mengikat persahabatan pula dengan suku Khazraj.

Oleh karena di antara Aus dengan Khazraj di zaman jahiliyah bermusuhan, sampai berperang-perangan, maka pihak Yahudi yang berpecah itu mengambil persahabatan dengan masing-masing pihak untuk menghantam lawannya. Setelah Agama Islam datang, Aus dan Khazraj bersatu kembali di bawah pimpinan Rasulullah, namun Bani Israil tetap berpecah. setelah di zaman jahiliyah itu pernah terjadi peperangan, maka terjadilah tawan-menawan, dan terjadi pengusiran dari kampung halaman.

Terjadilah bunuh-membunuh sesama keturunan, itu sebab disebut kamu bunuh diri kamu; karena membunuh teman sedarah sama dengan membunuh diri sendiri.

“Berbantu-bantuan kamu atas mencelakakan mereka dengan dosa dan permusuhan “

Maka kalau orang lain berbantu-bantuan atas berbuat kebajikan dan takwa, kamu berbantu-bantuan pula, tetapi atas dosa dan permusuhan. Maka janji yang telah kamu ikrarkan di muka Allah dan dengan penuh kesaksian itu tetah kamu injak-injak sendiri.

“Padahal jika mereka datang kepada kamu sebagai orang-orang tawanan, kamu tebus mereka.”

Setelah terjadi peperangan Bani Quraizhah dengan Bani Qainuqa’ yang kedua-belah pihaknya bersekutu dengan kabilah Arab yang bermusuhan pula, yaitu Aus dan Khazraj, kalau ada orang Bani Israil tertawan oleh pihak Arab, segera kamu tebus mereka dari dalam tawanan. Jika ditanya mengapa ditebus? Kamu jawab, tidaklah pantas seorang keturunan darah Bani Israil menjadi tawanan. Sebab yang demikian itu sangat hina dalam pandangan Taurat. Itulah maksud ayat:

“Padahal telah diharamkan atas kamu mengeluarkan mereka.”

Artinya, mengapa dalam hal menebus mereka dari tawanan itu kamu kembali memegang isi Taurat? Padahal mengeluarkan mereka dari kampung halaman mereka dan memerangi merekapun diharamkan atas kamu oleh Kitab raurat itu juga? Seketika menebus kamu berpegang teguh pada Taurat, tetapi sebab-sebab mengapa mereka tertawan, yaitu perpecahan di antara kamu tidak kamu ingat. Hendaknya tutuplah pangkal perpecahan sesama sendiri ini sejak bermula, jangan hanya di ujung saja memegang Taurat, sedang di pangkal telah bocor.

“Apakah kamu mempercayai sebagian Kitab dan kamu kafir dengan yang sebagian (lagi)?”

Kamu tebus saudaramu dari tawanan, karena beriman kepada sebagian daripada isi kitab; sedang yang sebagian lagi, yaitu supaya jangan bunuh-membunuh dan usir-mengusir tidak kamu jalankan. Kemudian dijelaskan Tuhanlah akibat kecelakaan bagi mereka karena memegang isi kitab dengan timpang itu:

“Maka tidaklah ada ganjaran bagi orang-orang yang berbuat demikian daripada kamu, melainkan kehinaan dalam kehidupan di dunia ini.”

Sebab isi kitab tidak lagi kamu pegang dengan sungguh-sungguh dan janji dengan Tuhan telah kamu permurah-murah. Kehinaan akan menimpa kamu di dunia ini, sebab kesatuanmu telah pecah. Tuhan mempunyai undang-undang sendiri terhadap pergaulan manusia di dunia ini. Masyarakat yang sudah seperti demikian tidak diharap akan dapat mengangkat muka lagi. Mereka akan jatuh hina. Dan dalam masa sepuluh tahun Nabi kita s.a.w. di Madinah, memang satu demi satu hancur kekuatan Bani Israil itu karena salah mereka sendiri. Yang sedianya tidak akan kejadian kalau bukan kerusakan-kerusakan jiwa di kalangan mereka:

“Dan pada hari kiamat akan dikembalikan mereka kepada sesangat-sangat azab.”

Karena segala janji dimungkiri, Kitab Suci diubah-ubah, perintahNya tidak dijalankan dan di antara sesama sendiri bermusuh-musuhan.

 “Dan tidaklah Allah lengah daripada apa yang kamu kerjakan” (ujung ayat 85).

Peringatan di ujung ayat ini adalah bayangan dari Tuhan terhadap mereka tentang nasib yang akan mereka terima lantaran segala kesalahan itu. Bani Nadhir kesudahannya diusir habis (Surat al-Hasyr), Bani Quraizhah disapu bersih (Surat al-Ahzab), karena mengkhianati janji dengan Rasulullah, dan benteng Khaibar dimusnahkan.

Baca Juga  Tafsir Al-Baqarah Ayat 168-171: Makanan Halal dan Baik (2)

Sumber: Tafsir Al-Azhar Prof. HAMKA. Pustaka Nasional PTE LTD Singapura