Tanwir.ID Kanal Tafsir Mencerahkan

Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat 8-9: Sifat Orang Munafik

Darah
sumber: unsplash.com

“Dan sebagian dari manusia ada yang berkata: Kami percaya kepada Allah dan hari kemudian, padahal tidaklah mereka itu orang-orang yang beriman.” (ayat 8).

Sudah dibicarakan pada ayat yang lalu tentang orang yang kafir. Orang yang dengan tegas telah menyatakan bahwa dia tidak percaya. Betapapun mereka diajak diberi peringatan ancaman azab kehancuran di dunia dan siksa neraka di akhirat, mereka tidak akan mau karena hati mereka sudah dicap. Dengan hanya dua ayat saja hal itu sudah selesai.

Tetapi mulai ayat 8 ini sampai ayat 20 akan dibicarakan yang lebih sulit daripada kufur, yaitu orang yang berlain apa yang diucapkannya dengan mulutnya dengan pendirian hatinya yang sebenarnya. Sifat ini bernama nifaq dan pelakunya bernama munafik. Mereka berkata dengan mulut bahwa mereka percaya; mereka percaya kepada Allah, percaya akan hari kjemudian, tetapi yang sebenarnya adalah mereka itu orang-orang yang tidak percaya.

Inilah macam manusia yang ketiga; yang pertama tadi percaya hatinya, percaya mulutnya dan percaya perbuatannya, tegasnya dibuktikan kepercayaan hatinya itu oleh perbuatannya. Itulah orang mukmin. Yang kedua tidak mau percaya; hatinya tidak percaya, mulutnya menentang dan perbuatannya melawan. Itulah orang yang disebut kafir. Tetapi yang ketiga ini (orang munafik) menjadi golongan yang pecah di antara hatinya dengan mulutnya.

Mulutnya mengakui percaya, tetapi hatinya tidak, dan pada perbuatannya lebih terbukti lagi bahwa pengakuan mulutnya tidak sesuai dengan apa yang tersimpan di hati. Sebab meskipun orang memaksa-maksa dirinya berbuat suatu perbuatan yang hanya diakui oleh mulut, padahal tidak dari hati, maka tidaklah akan lama dia dapat mengerjakan pekerjaan itu. Laksana seorang menantu yang segan kepada mertuanya, lalu diapun pergi sembahyang maghrib ke langgar yang terdekat beberapa hari setelah dia kawin, padahal dia tidak biasa mengerjakan sembahyang.

Baca Juga  Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat 79: Menulis Kitab Buatan Sendiri

Beberapa minggu kemudian dia pun berhenti, sebab ke langgar itu tidak dari hatinya. Kalimat munafik atau nifaq itu asal artinya ialah lobang tempat bersembunyi di bawah tanah. Lobang perlindungan dari bahaya udara, disebut nafaq. Dari sinilah diambil arti dari orang yang menyembunyikan keadaan yang sebenarnya, sebagai suatu pengicuhan atau penipuan.

“Hendak mereka coba memperdayakan Allah dan orang-orang yang beriman.” (pangkal ayat 9). Dengan mulut yang manis, kecindan yang murah, berlagak sebagai orang yang jujur, pura-pura sebagai orang yang beriman, fasih lidah berkata-kata, dihias dengan sabda Tuhan, sabda Rasul, supaya orang percaya bahwa dia bersungguh-sungguh. “Padahal tidaklah yang mereka percayakan, kecuali diri mereka sendiri, dan tidaklah mereka rasakan. ” (ujung ayat 9).

Sikap pura-pura itu sudah nyata tidak dapat memperdayakan Allah; niscaya Tuhan Allah tidak dapat dikicuh. Mungkin sesama manusia dapat tertipu sementara, tetapi akan berapalah lamanya? Tidaklah lama masanya mereka akan dapat melakukan berpura-pura itu, akhirnya kedok yang menutup muka mereka itu akan terbuka juga. Mereka hendak memperdayakan Allah dan orang yang beriman padahal dengan tidak mereka sadari, mereka telah memperdayakan diri mereka sendiri.

Sumber: Tafsir Al-Azhar Prof. HAMKA. Pustaka Nasional PTE LTD Singapura