Salah satu dari sebab kerusakan yang menimpa Bani lsrail itu disebutkan pada ayat yang selanjutnya.
“Maka celakalah bagi orang-orang yang menulis kitab dengan tangan mereka, kemudian mereka katakan: “lni adalah dari sisi Allah.” Karena mereka hendak menjualnya dengan harga yang sedikit. “ (pangkal ayat 79).
Padahal Kitab Taurat mereka sendiri sudah ada. Sekarang mereka tambah lagi dengan penafsiran sendiri, membuat hukum ushul dan furu’ pokok dan ranting. Setelah pekerjaan membuat kitab itu selesai, mereka berkata bahwa ini adalah dari Tuhan. Disamakan dengan wahyu llahi yang tidak boleh diganggu gugat lagi. Orang yang bodoh, yang ummi, tak tahu tulis baca sebagai tersebut tadi, menerimalah apa yang beliau-beliau tulis itu sebagai wahyu llahi, kata suci yang tidak boleh dibantah.
Orang-orang yang mencari keuntungan untuk diri berbesar hatilah dan maulah membayar. Dibayar dengan uang berbilang atau dengan pangkat, kedudukan, kebesaran duniawi. Berapapun besar jumhhnya, atau berapapun tinggi pangkat yang didapat, semuanya adalah harga yang sedikit; atau lebih tegas lagi tidak ada harganya.
“Celaka bagi mereka dari apa yang ditulis oleh tangan mereka.”
Karena yang ditulis itu adalah palsu. Karena mereka akan bertanggungjawab di hadapan Allah karena berbohong dan menipu manusia:
“Dan celaka bagi nereka lantaran perghasilan mereka.” (ujung ayat 79).
Memang orang Yahudi mempunyai lagi di samping Taurat kitab agama yang bernarna Talmud.
Akan berapalah lamanya penghasilan harga yang sedikit itu akan mereka rasai? Padahal mereka telah memutar-balik kebenaran? Akan berapa lamakah kepalsuan bisa berlaku? Akan berapa lamakah manusia bisa diperbodoh?
Pemeluk agama yang manapun yang memimpinnya sudah sampai kepada taraf jual-beli agama seperti ini, namun kutuk Tuhan mesti memakan mereka. Kecelakaan tidak dapat dielakkan. Oleh sebab itu ayat ini yang sebab turunnya ialah Bani lsrail di zaman Rasul, namun kita kaum Muslimin haruslah mengoreksi diri sendiri dengan dia. Sebab tersebut dalam sebuah Hadis yang shahih, sabda Rasulullah s.a.w.:
“Sesungguhnya akan kamu ikuti jejak orang yang belum kamu, sejengkal.demi sejengkal dan sehasta demi sehasta.”
Ketika menafsirkan ayat ini, janganlah kita tersenyum-senyum membaca kejahatan Yahudi di zaman Nabi s.a.w., dan kita lupa kelalaian kita di zaman sekarang. Karena suasana yang sudah sampai ke tingkat inilah maka kita telah dapat dijajah oleh bangsa-bangsa yang berlainan agama dengan kita lebih dari 300 tahun lamanya.
Sumber: Tafsir Al-Azhar Prof. HAMKA. Pustaka Nasional PTE LTD Singapura
Leave a Reply