Tanwir.ID Kanal Tafsir Mencerahkan

Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat 67-74: Menyembelih Lembu Betina (1)

Mansukh
Sumber: unsplash.com

Setelah menerangkan beberapa nikmat yang telah dikurniakan kepada Bani lsrail itu, dan beberapa pula pelanggaran mereka akan janji dengan Tuhan, sesudah itu beberapa kali pula mereka telah dihukum karena pelanggaran janji, dan berapa kali pula Allah telah memberi kesempatan bagimereka buat hidup untuk memperbaiki diri dan menempuh jalan yang benar, sekarang Tuhan mengemukakan lagi suatu kisah yang kejadian pada mereka, yaitu urusan menyembelih lembu betina.

Asal-usul maka timbul perintah menyembelih lembu betina ialah karena terjadi suatu pembunuhan gelap, tidak terang siapa pembunuhnya. Maka untuk menghabiskan perselisihan yang bisa menimbulkan huruhara di antara satu suku dengan suku yang lain, atau satu kampung dengan kampung yang lain, Nabi Musa memerintahkan menyembelih seekor lembu betina.

“Dan (ingatlah) seketika berkata Musa kepada kaumnya : Sesungguhnya Allah memerintahkan kamu menyembelih seekor lembu betina.” (pangkal ayat 67).

Perintah itu sudah jelas menyembelih lembu betina. Dan kalau mereka tidak keras kepala, niscaya perintah itu dapat dilaksanakan sebentar itu juga. Sebab lembu betina itu banyak berkeliaran di padang rumput mereka. Tetapi mereka ingin bertukar fikiran atau memandang enteng juga kepada pemimpin dan Rasul mereka.

“Mereka berkata: Apakah akan engkau ambil kami ini jadi permainan?”

Perintah itu telah mereka pandang sebagai mempermain-mainkan mereka saja. Mungkin hati mereka yang kesat itu berkata, kita sekarang ini tengah mencari penyelesaian pembunuhan, tahu-tahu lembu betina yang disuruh sembelih. Mendengar sambutan mereka yang demikian.

“Dia berkata: berlindung aku kepada Allah daripada jadi seorang di antara orang-orang yang bodoh. ” (ujung ayat 67).

Dengan jawaban demikian Musa telah menjelaskan bahwa dia tidak memberikan perintah main-main. Sebab menjatuhkan perintah hanya untuk bersenda gurau, bukanlah perbuatan orang yang berakal budi, melainkan perbuatan orang yang bodoh. Apatah lagidia adalah seorang RasulAllah. Aku berlindung kepada Tuhan daripada perangai demikian.

Baca Juga  Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat 75: Kitab Suci yang Diubah

“Mereka berkata: Serukanlah untuk kami kepada Tuhan engkau, supaya diterangkanNya, bagaimana lembu itu?” (pangkal ayat 68).

 Lembu betina banyak berkeliaran di padang rumput. Kami mau jelas yang bagaimana macamnya lembu itu. Menjatuhkan perintah hendaklah yang terang! Cobalah tanyakan kembali kepada Tuhanmu itu, lembu betina yang macam mana dikehendaki.

“Berkata dia: Sesungguhnya, Dia bersabda, bahwa dia hendaklah lembu betina yang belum tua benar dan tidak sangat muda, pertengahanlah di antara itu; maka kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu itu.” (ujung ayat 68).

Kesombongan mereka dan cara mereka bertanya, sebenarnya telah mempersulit mereka sendiri. Dengan jawaban Nabi Musa yang demikian, menyuruh mencari lembu betina yang belum tua, tetapi tidak pula muda lagi, supaya dicari yang pertengahan di antara tua dan muda, mereka telah mempersulit diri.

Tadinya jika mereka tangkap saja sembarang lembu betina, entah muda entah tua, perintah itu telah terlaksana dengan baik. Tetapi dengan perintah yang sekarang ini, mereka sudah mesti menyaring benar terlebih dahulu dan menaksir umur lembu-lembu betina yang hendak disembelih itu, Nabi Musa memerintahkan lekas-lekaslah laksanakan perintah itu, dengan maksud supaya mereka jangan bertanya lagi. Tetapi mereka tidak mau mengerti. Mereka masih bertanya juga:

“Mereka berkata: Serulah untuk kami kepada Tuhan engkau” (pangkal ayat 69).

Cobalah tanyakan kembali kepada Tuhanmu itu:

“Supaya Dia tanyakan kepada kami. Bagaimana warnanya?”

Sekarang warnanya pula yang mereka tanyakan kepada beliau. Padahalkalau tidak mereka tanyakan warna, sembarang wamapun ja di.

“Berkata dia: Sesungguhnya Dia bersabda, bahwa dianya ialah seekor lembu betina yang kuning, berkilat warnanya, menyenangkan mereka yang melihat. “ (ujung ayat 69).

Jawaban Nabi Musa ini mempergandakan kesulitan mereka. Tadi sudah diperintahkan agar segera perintah itu laksanakan. Tetapi karena ingin hendak menunjukkan bahwa mereka orang ahli bertanya semua, sekarang mereka minta penjelasan warnanya. Dan telah dijawab oleh Nabi Musa, hendaklah kuningnya bukan sembarang kuning, hendaklah kuning kilau kemilau senang mata memandangnya. Belum juga mereka insaf rupanya bahwa mencari lembu betina yang demikian warnanya, demikian pula umurnya bukanlah perkara ya.,g , rdah lagi; sedang urusan pembunuhan belum lagi diselesaikan. Dan itrp’un belum juga memuaskan mereka; mereka masih juga bertanya:

Baca Juga  Tafsir Q.S Al-Baqarah Ayat 234-235 (1): Idah Talak dan Idah Wafat

“Mereka berkata: serulah untuk kami kepada Tuhan engkau, supaya Dia jelaskan (lagi) kepada kami, karena sesungguhnya lembu-lembu itu serupa-serupa atas kami.” (pangkal ayat 70).

Lembu itu banyak, lantaran banyaknya kami jadi ragu.

“Dan sesungg uhnya kami, lnsya Allah, akan dapat petunjuk” (ujung ayat 70)

Mudah-mudahan kami kelak diberi petunjuk Allah mencarinya, sehingga dapat yang kita cari itu.

“Dia berkata: sesungguhnya Dia mengatakan bahwa dia itu hendaklah lembu betina yang tidak (pernah) digunakan pembajak tanah, dan tidak perancah sawah, tidak bercacat, dan tidak ada belang padanya'” (pangkal ayat 71).

Dengan jawaban Nabi Musa seperti ini bertambah kesukaran mencari lembu betina yang tidak muda lagi, belum tua benar, kuning warnanya, berkilau kilau dan belum pernah diambil penarik bajak membuka tanah atau membajak sawah dan tidak ada cacat, tidak ada luka atau parut, dan tidak ada belangnya. Benar-benar seekor sapi pingitan.

Tetapi bagaimana mereka atas jawaban yang terakhir itu.

Mereka bangga dan

“Mereka berkata: sekarang engkau telah datang membawa kebenaran!”

Kalau begitu barulah kami percaya bahwa engkau sungguh-sungguh seorang Nabi yang diutus Allah membawa kebenaran

“Maka mereka sembelih dia,”

yaitu sesudah bekerja keras berhari-hari lamanya mencari lembu betina dengan syarat-syarat yang demikian. Alangkah susahnya; bertemu lembu betina berkilau-kilau warnanya, sayang bukan kuning. Bertemu kuning berkilau-kilau, tetapi ada cacat bekas luka. Bertemu yang tidak luka, sayang ada belangnya. Ada lembu betina yang bagus, sayang masih terlalu muda. Ada yang belum diambil menenggala atau membuka sawah, sayang sudah agak tua. Dan bermacam-macam kesukaran yang lain, sehingga:

“Dan nyarislah mereka itu tidak sanggup mengerjakan.” (ujung ayat 71).

Baca Juga  Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 171: Hakikat Kebajikan (1)

Maka panjanglah, keterangan ahli-ahli tafsir tentang cara mencari rembu betina itu, sehingga dengan kisah tambahan ahli tafsir, maka kisah aslidarialQuran ditambahi bumbu di sana sini sehingga menjadi semacam romonsampai ada yang mengatakan bertemu juga akhirnya lembu betina dengan cukup segala syarat itu tetapi harus dibayar harganya dengan uang emas sepuluh kulit lembu itu.

Oleh karena tambahan, tidak berdasar Hadis yang shahih, maafkanlah kita jika tidak kita bawakan. Bahkan berkata Imam as-Syaukani di dalam tafsirnya Fathul Qadir. “Hal ini telah diriwayatkan dengan kisah macam-macam, yang tidak ada hubungannya dengan pokok, dan tidak banyak faedahnya.”

Sumber: Tafsir Al-Azhar Prof. HAMKA. Pustaka Nasional PTE LTD Singapura