Tanwir.ID Kanal Tafsir Mencerahkan

Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat 30: Malaikat dan Khalifah (2)

Mansukh
Sumber: unsplash.com

Sekarang kita uraikan terlebih dahulu tentang, apa atau siapakah Malaikat itu?

Malaikat untuk banyak dan Malak untuk satu.

Tuhan menyebut di dalam al-Quran tentang adanya makhluk Allah bernama Malaikat. Disebutkan pekerjaan atau tugas mereka; ada yang mencatat amalan makhluk setiap hari, dan mencatat segala ucapan, ada yang membawa wahyu kepada Rasul-rasul dan Nabi-nabi, ada yang menjadi duta-duta (safarah) yang memelihara al-Quran, ada yang memikul Arsy Tuhan, ada yang menjaga syurga dan yang menjaga neraka, dan ada yang siang dan malam berdoa memuji-muji Allah dan bersujud, dan ada pula yang mendoakan agar makhluk yang taat diberi ampun dosanya oleh Tuhan.

Dan banyak lagi yang lain. Tetapi Tuhan Allah tidak menyebutkan dari bahan apa Malaikat itu dijadikan. Dan tersebut juga bahwa ada Malaikat itu yang menyatakan dirinya, sebagai yang datang membawakan ilham kepada Maryam bahwa dia akan diberi putera, atau yang kelihatan oleh Nabi kita Muhammad s.a.w. seketika beliau mula-mula menerima wahyu. Dan disebut juga ada Malaikat itu yang bersayap, dua-dua, tiga-tiga, dan empat-empat.

Orang-orang di zaman jahiliyah mencoba menggambarkan Malaikat itu sebagai manusia dan merekapun menentukan jenisnya, yaitu perempuan. Ini dibantah keras oleh al-Quran. Maka tidaklah pantas makhluk ghaib itu ditentukan kelamin jantan atau betinanya.

Tersebut pula bahwa Malaikat yang datang membawa wahyu kepada Rasul-rasul itu namanya Jibril, dan disebut juga Ruhul-Amin, dan disebut juga Ruhul-Qudus. Tetapi manusia yang beriman dan istiqamah (tetap hati) didalam Iman kepada Allah, juga akan didatangi oleh malaikat-malaikat, untuk menghilangkan rasa takut dan dukacita mereka. Dan di dalam peperangan Badar Malaikat itupun datang, sampai 3,000 banyaknya.

Baca Juga  Pengaruh Al-Quran Terhadap Perkembangan Kesusasteraan Arab

Seperti itulah yang tersebut dalam al-Quran. Dan dijelaskan pula oleh Hadis-hadis bahwa malaikat-malaikat itu memberikan ilham yang baik kepada manusia, dan menimbulkan keteguhan semangat dan iman. Sebagai juga tersebut di dalam Hadis bahkan di dalam al-Quran sendiri bahwa syaitan, sebaliknya dari Malaikat, selalu membawa ilham buruk dan waswas kepada manusia. Tetapi ketika orang diberi ilham baik oleh Malaikat atau waswas buruk oleh syaitan maka yang menerima ilham atau waswas itu bukanlah badan kasar, melainkan roh manusia.

Tidaklah ada orang menampak dengan matanya seketika Malaikat atau syaitan datang memberinya ilham atau waswas melainkan masuk pengaruhnya ke dalam jiwa atau perasaan orang itu. Ini dikuatkan oleh sebuah Hadis yang dirawikan oleh sebuah Hadis yang dirawikan oleh Termidzi, an-Nasa’i dan lbnu Hibban, demikian bunyinya:

إِنَّ لِلشَّيْطَانِ لَمَّةً بِابْنِ آدَمَ وَلِلمَلَكِ لَمَّةً فَأَمَّالَمَّةُالشَيْطَانِ فَإِيْعَادٌ بِالشَّرِوَتَكْذِيْبٌ بِالحَقِّ وَأَمَّالَمَّةُالمَلَكِ فَإِيْعَادُ بِالخَيْرِ وَتَصْدِيْقٌ بِالحَقِّ فَمَنْ وَجَدَ ذَالِكَ فَلْيَعْلَمْ أَنَّهُ مِنَ اللّهِ فَلْيَحْمَدِ اللّهَ عَلَى ذالِكَ وَمَنْ وَجَدَّالأُخْرَى فَلْيَتَعَوَّذْ بِاللَّه مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ ثم قَرَأَ: اَاشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الفَقْرَ ويَأْمُرُكُمْ بِالفَحشَآءِ

“Sesungguhnya dari syaitan ada semacam gangguan kepada anak Adam, dan dari Malaikatpun ada pula. Adapun gangguan syaitan ialah menjanjikan kejahatan dan mendustakan kebenaran, dan sentuhan Malaikat ialah menjanjikan kebaikan dan menerima kebenaran. Maka siapa yang merasai yang demikian, hendaklah dia mengetahui bahwa perkara itu dari Allah, dan berterimakasihlah dia kepadaNya. Tetapi kalau didapatnya lain, hendaklah dia berlindung kepada Allah dari syaitan. (Kemudian dibacanya ayat yang artinya: “Syaitan menyuruh menjanjikan melarat untukmu dan menyuruhmu berbuat yang keji-keji.”) Termidzi mengatakan Hadis ini hasan gharib.

Syaikh Muhammad Abduh seketika menafsirkan ayat ini berkata: “Sudah menjadi suatu kenyataan bahwa didalam batin segala yang tercipta ini memang tersembunyi kekuatan-kekuatan besar yang menjadi sendi dari kekuatan dan kerapiannya, yang tidak mungkin dimungkiri sedikitpun oleh orang yang mempergunakan akal. Orang yang tidak beriman kepada wahyu, mungkin keberatan menamainya Malaikat, sebab itu setentah menamainya tenaga alam atau Natuurkrachten tetapi sudah nyata bahwa mereka tidak dapat memungkiri dengan akal sihat akan adanya makhluk itu, yang di dalam agama dinamai Malaikat. Namun hakikatnya hanyalah satu. Adapun orang yang berakal tidaklah nama-nama itu mendindingnya buat sampai kepada yang dinamai.”

Baca Juga  Tafsir Al-Baqarah Ayat 174-176 (1): Menyembunyikan Kebenaran

Demikianlah sedikit penjelasan tentang Malaikat.

Sumber: Tafsir Al-Azhar Prof. HAMKA. Pustaka Nasional PTE LTD Singapura