Tanwir.ID Kanal Tafsir Mencerahkan

Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat 102: Cerita Harut dan Marut (2)

Mansukh
Sumber: unsplash.com

[..] Ada pula satu riwayat lain yang lebih dahsyat. Dalam memberikan riwayat ini dibawa-bawa pula nama sahabat Rasulullah s.a.w. yang shalih, yaitu Sayidina Abdullah bin Umar. Kononnya malaikat-malaikat di Iangit mengomel-ngomel mengapa terlalu banyak anak Adam yang durhaka kepada Tuhan.

Lalu Tuhan menjawab: “Kalau kamu sekalian bertempat di tempat anak Adam itu, kamupun akan mendurhakai Aku.” Malaikat menjawab: “Bagaimana kami akan durhaka, padahal kami siang dan malam hanya bertasbih memuji Engkau dan mensucikan Engkau.” Tuhan menjawab: “Sekarang cobalah pilih dua di antara kamu dan suruhlah mereka keduanya pergi ke dunia. Supaya kamu ketahui betapa sulitnya kedudukan anak Adam itu didunia.”

Maka dipilih dua diantara Malaikat-malaikat itu, yaitu Harut dan Marut, diutus ke dunia. Rupanya sesampai di dunia, benar saja mereka kena uji dengan ujian yang hebat. Mereka bertemu dengan seorang perempuan yang amat cantik. Merekapun jatuh hati dan timbul syahwat. Sehingga merekapun berbuat zinalah dengan perempuan itu dan telah mulai pula meminum minuman keras.

Maka murkalah Tuhan kepada kedua Malaikat itu. Mereka disuruh memilih azab duniakah yang akan mereka terima atau azab akhirat. Mereka pilihlah azab dunia, biar sampai kiamat. Maka diazab Tuhanlah kedua Malaikat itu, tergantung sekarang ini di antara langit dan bumi. Adapun perempuan yang telah menyebabkan mereka jatuh itu namanya Zuhrah, dikutuk Tuhan berganti menjadi bintang. Maka terbanglah dia ke langit sebelah Timur. Itulah dia bintang Zuhrah yang terbit pagi itu (Bintang Timur).

Setengah ahli tafsir, sebagai as-Sayuthi dalam ad-Durrul Mantsur menyalinkan juga riwayat ini dengan tidak ada syarah (komentar) apa-apa. lbnu Katsir menyalinkan juga sebagian. Tetapi penafsir al-Qurthubi membantah keras riwayat ini, mengatakan tidak mungkin riwayat ini dari sahabat yang mulia, Ibnu Umar. Setelah diselidiki bertemu lagi sumber berita, yaitu dari Ka’ab al-Ahbar lagi, Pendeta Yahudi yang masuk Islam itu, yang dalam kehidupannya sehari-hari adalah seorang Islam yang shalih. Tetapi dia suka sekali mendongeng-dongeng seperti ini. Dialah sumber dari banyak penafsiran yang dinamai Israiliyat.

Ibnu Katsir meskipun menyalinnya, namun dia dengan tegas menolak ini semua. Kata beliau: “Kesimpulannya ialah bahwa semuanya ini kembali kepada ceritera-ceritera Bani Israil, sebab tidak ada dari Hadis yang marfu’ dan shahih yang ada rantai hubungannya dengan Nabi kita as-Shadiq al-Mashduq (yang benar lagi dibenarkan), lagi Ma’shum, yang apabila beliau bercakap tidaklah keluar dari kehendaknya sendiri. Dalam al-Quran kisah itu nyata, tidak panjang lebar seperti itu. Dan kita hanya beriman kepada yang tersebut dalam al-Quran, menurut apa yang dikehendaki Allah.” Demikian lbnu Katsir.

Baca Juga  Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat 40: Da'wah Kepada Bani Israil

Orang Islam yang bebas berfikir, yang semata-mata berpegang kepada al-Quran dan Hadis yang shahih, tidaklah tertarik mempercayai ceritera ini. Ini adalah ceritera yang dikarang-karangkan saja oleh orang Yahudi. Campur aduk di antara dongeng-dongeng Yunani Kuno, yang mengatakan bahwa bintang Seroja, atau bintang Tsuraiya yang oleh orang Yunani dinamai bintang Venus. Bintang Venus menurut Mithologi orang Yunani, adalah Dewa dari Kecantikan. Patung Venus Milo yang telah hilang tangannya, di zaman sekarang tersimpan di museum kota Paris.

Dongeng Harut dan Marut dengan bintang Zuhrah, atau Tsuraiya sebagai jelmaan dari perempuan cantik yang dikatakan berbuat jahat dengan kedua malaikat itu ada terdapat dalam Talmud, dalam kitab Madrasa Yadkut Fasal 33.lnilah yang disalin begitu saja oleh orang-orang Islam yang ketagihan dongeng, mereka masukkan ke dalam Tafsir al-Quran. Ar-Razi menegaskan dalam tafsirnya bahwa kisah ini adalah dongeng yang tak dapat diterima akal.

Keterangan yang kalut tentang Harut dan Marut ini banyak. Rupanya seketika al-Quran membantah dongeng syaitan-syaitan tentang Kerajaan Nabi Sulaiman, telah timbul lagi dongeng lain yang tidak kurang lucunya.

Tetapi penafsir lbnu Jarir at-Thabari menafsirkan Wama Unzila. (Dan apa yang diturunkan kepada dua Malak); huruf Ma mempunyai dua arti. Kadang-kadang Ma artinya apa, dan kadang-kadang artinya tidak. Maka menurut penafsiran beliau ialah:

“Dan tidaklah diturunkan kepada kedua Malak Harut dan Marut.”

Sebagai lanjutan dari kata “dan tidaklah kafir Sulaiman,” sebagai membantah ceritera syaitan yang diikut-ikut oleh orang Yahudi itu, dan tidak pula ada yang diturunkan kepada kedua Malak Harut dan Marut di negeri Babil itu. Sebab selain dari mereka yang mengikut ceritera syaitan-syaitan bahwa di negeri Babil ada dua orang Malak, diturunkan kepada keduanya ilham tentang sihir. Maka tidaklah mereka berdua mengajarkan sihir, dan tidaklah mereka berdua memberi orang nasihat terlebih dahulu, karena mereka datang adalah sebagai percobaan belaka, supaya mereka jangan kafir. Samasekali itu tidak ada! Demikian tafsir lbnu Jarir. Samasekali itu hanya ceritera syaitan-syaitan penipu yang mereka ikut-ikut saja.

Baca Juga  Kehebatan Kitab Al-Qur'an

Dari kesimpulan ayat ini maka teranglah bahwa selain ikut menuduh Nabi Sulaiman telah kafir, dan menuduh beliau banyak sihir, demikian juga dua Malak guru sihir di negeri Babil, selain dari soal-soal itu, di Madinah di waktu itu orang-orang Yahudi juga banyak yang asyik dengan sihir. Tetapi siapa yang dapat terpengaruh oleh sihir? Ialah orang yang lemah jiwanya, atau yang percaya bahwa ada lagi sesuatu yang memberi mudharat di luar kehendak Allah. Sebab itu maka tersebutlah di lanjutan ayat dengan tegas:

“Dan tidaklah mereka dapat membahayakan seseorang dengan dia, melainkan dengan izin Allah.”

Artinya orang yang tidak diperlindungi Allah itulah yang dapat kena sihir. Yaitu orang-orang yang terlebih dahulu jiwanya telah lemah.

“Dan mereka pelajari apa yang memberi mudharat kepada mereka, dan tidak memberi manfaat kepada mereka.”

Disinilah dibuka kejahatan belajar sihir. Belajar sihir tidak ada dengan maksud baik, melainkan akan membawa bahaya saja bagi diri yang mempelajarinya. Sebab segala sihir ialah hendak menganiaya orang lain, atau hendak menentang peraturan Allah yang telah berlaku atas alam; hendak menceraikan orang dengan bininya (kebenci). Hendak menawan hati seorang perempuan (pekasih). Hendak menuju menganiaya orang lain, sebagai gayung, tinggam, teluh, tuju, pitunduk dan sebagainya. Makbul permintaan yang jahat itu atau tidak makbul, namun tukang sihir tidak ada yang selamat hidupnya, sebab dasar niatnya telah jahat.

Benar juga sebagian dongeng ahli tafsir itu, yaitu terbang iman dari dalam diri terlebih dahulu, baru ilmu sihir itu bisa masuk.

“Dan sesungguhnya merekapun telah tahu bahwa orang yang membelinya tidaklah ada untuk mereka bagian di akhirat.”

Sebab di atas dunia mereka telah menyediakan hidup untuk menganiaya orang lain, niscaya di akhirat bagian mereka tidak lain dari neraka. Oleh sebab itu di dalam Hadis yang shahih tersebut sabda Rasulullah s.a.w. bahwa sihir adalah salah satu dari tujuh dosa besar: 1. Syirik. 2. Mendurhaka ibu dan bapa. 3. Mempercayai tukang tenung. 4. Berzina. 5. Bersumpah palsu. 6. Sihir.dan 7. Lari dari medan perang.

“Dan amatlah buruknya satu harga yang dengan itu mereka menjual diri mereka, jikalau mereka tahu.” (ujung ayat 102).

Niscaya teranglah betapa hinanya menjual diri mereka. Mereka telah menjual dan mereka pertukarkan dengan sihir. Tegasnya mereka beli sihir, bukan dengan uang, tetapi dengan iman. Mereka sangka mereka mendapat laba karena mengetahui sihir, padahal kerugianlah yang didapat. Tetapi mereka tidak tahu itu, yang membawa mereka sengsara. Lantaran hati telah busuk, mukapun selalu keruh dan kesat. Bayangan hati dicerminkan oleh muka.

Baca Juga  Tafsir Surat al-Fatihah Ayat 2

Sumber: Tafsir Al-Azhar Prof. HAMKA. Pustaka Nasional PTE LTD Singapura