Tanwir.ID Kanal Tafsir Mencerahkan

Tafsir Q.S Al-Baqarah Ayat 153-157: Sabar Menghadapi Ujian

Sabar

Allah Swt terkadang memberikan cobaan manusia di dunia sebagai ujian kesabaran terhadap imannya.  Karena itu Allah memerintahkan manusia dalam surah Al-Baqarah ayat 153, menjadikan sabar dan shalat sebagai penolongmu. Di kala manusia ditimpa ujian, mendirikan shalat sebagai kunci untuk meneguhkan batin kita dalam menghadapi cobaan.

Ustadz Aly Aulia, Lc, M.Hum mengatakan dalam Pengajian Muhammadiyah Edisi 138 tentang Tafsir At-Tanwir Surat Al-Baqarah Ayat 153-157 (1/9/2021), bahwa Allah berjanji akan menyertai dalam arti mendukung dan menolong orang-orang yang bersabar.

“Ada sarana penting dalam rangka petolongan Allah hadir bersama kita, sarana itu adalah kesabaran dan shalat. Kesabaran ini adalah ibadah hati yang terberat yang kaitannya dengan jiwa kita. Shalat adalah ini menjadi induk ibadah, dalam arti shalat sebagai pengubung kita dengan Allah Swt dan menjadi penenang hati kita”, tutur Aly.

Makna dan Enam Macam Sabar

Secara etimologis, ash-shabr berati menahan dan mengekang (al-habs wa al-kuf). Secara terminologis sabar berati menahan diri dari segala sesuatu yang tidak disukai karena mengharap ridha Allah. Kesabaran tidak hanya dalam hal yang tidak disenangi, tetapi juga dengan hal yang disenangi.

“Kesabaran ini tidak hanya sesuatu yang tidak disukai seperti kesusahan, musibah, kematian, sakit, kelaparan. Tetapi sabar juga dalam hal sesuatu yang disukai seperti kesenangan, kesehatan, kelapangan, kenikmatan”, jelas Aly.

Yusuf Qardhawi menyebut sabar itu ada enam macam, yakni kesabaran menerima cobaan hidup, kesabaran dari keinginan hawa nafsu, kesabaran dalam taat kepada Allah, kesabaran dalam berdakwah, kesabaran dalam perang dan kesabaran dalam pergaulan.

Cobaan yang Menguji Manusia

Ustadz Aly Aulia menegaskan, Allah Swt pasti akan menguji umat manusia, terutama Allah Swt menguji orang-orang yang beriman yang antaranya seperti ujian rasa takut, ujian kelaparan, ujian kekurangan harta, ujian kematian dan ujian kekurangan.

Baca Juga  Tafsir Al-Baqarah Ayat 221 (3): Larangan Menikahi Perempuan Musyrik

“Manusia diuji Allah Swt, untuk mengetahui keadaan orang yang diuji apakah dia berada dalam kesabaran atau tidak, ujian itu bisa berupa ketakutan, kelaparan dan kekurangan, jelas Aly.

Maka diujung ayat 155, Allah menegaskan berikan berita gembira kepada orang-orang yang sabar. Kabar gembira ini tidak dijelaskan secara rinci kabar gembiranya, jadi sifatnya umum terserah Allah yang tentu sesuai untuk diberikan kepada orang-orang yang sabar.

Sabar Menjadi Daya Lenting Untuk Bangkit

Sekretaris Divisi Kajian Al-Qur’an dan Hadis Majelis Tarjih dan Tajdid ini mengatakan sabar dimaknai sebagai daya lenting (bangkit) dan ketabahan. Orang yang tidak memiliki daya lenting terhadap tekanan akan sulit untuk bertahan ketika menghadapi situasi yang tidak sesuai dengan harapannya.

“Orang yang sabar adalah orang yang proaktif bergerak mencari jalan keluar bagi kesulitan yang dihadapinya. Ia akan mudah bangkit dari keterpurukan. Mentalnya siap menghadapi situasi sepahit apapun dan apalagi ia telah berazam pantang mundur jika layar telah dikembangkan”, tutur Aly.

Sikap orang yang bersabar dalam menghadapi musibah akan menyadari bahwa sepenuhnya terjadi atas kekuasaan dan kepemilikan Allah. Maka apabila ketika kita ditimpa musibah, maka dianjurkan mengucapkan inna lillahi wa inna ilaihi raji’un (hakikatnya hanyalah titipan buat sementara yang pada waktunya akan kembali pada Allah Swt).

Ayat tentang kesabaran ini ditutup dengan penghormatan dan kesukesan tingginya kedudukan di sisi Allah dan manusia. Orang-orang tersebutlah yang mendapat petunjuk dari Allah Swt ketika mendapat musibah, sehingga dapat menerima kenyataan, dan musibah itu tidak membuat mereka putus asa.

“Orang yang sabar dan beriman mereka siap menerima kebahagiaan di akhirat dengan jiwa yang tinggi serta akhlak mulia. Berbeda dengan orang yang lemah imannya, mereka lebih suka berkeluh kesah”, tutup Aly.

Baca Juga  Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat 57 - 58: Tentang Manna dan Salwa

Reporter: An-Najmi Fikri R