Pertanyaan tentang bagaimana alam semesta berasal, kemana bergeraknya dan bagaimana hukum-hukum alam mempertahankan keseimbangan selalu menjadi topik yang menarik. Sejatinya, jauh sebelum ilmu pengetahuan berkembang, Al Qur’an sudah menjelaskan soal proses penciptaan langit dan bumi. Al Qur’an dan perkembangan Sains memang selalu berjalan beriringan bukan berlawanan. Sejauh ini teori Dentuman Besar atau Big Bang masih dianggap jawaban karena memiliki kemiripan dengan Al Qur’an mengenai proses penciptaan alam semesta.
Teori Big Bang
Peristiwa yang dikenal sebagai Big Bang adalah hipotesis yang paling didukung tentang asal mula alam semesta kita. Hipotesis ini lahir dari pengamatan bahwa galaksi lain bergerak menjauh dari kita ke segala arah dengan kecepatan tinggi, seolah olah masing masing galaksi tersebut digerakkan oleh daya ledakan kuno. Teorinya cukup sederhana pada intinya. Singkatnya, hipotesis Big Bang menyatakan bahwa semua materi di masa lalu dan saat ini di alam semesta muncul secara bersamaan, sekitar 13,8 miliar tahun yang lalu. Semua materi kemudian dipadatkan menjadi bola yang sangat kecil yang disebut singularitas, kepadatan tak terbatas dan panas yang hebat. Singularitas segera mulai tumbuh dan seperti yang kita ketahui, alam semesta dimulai (Jurnal Ilmiah ; Lempeng Tektonik, Vol 1. 2021)
Sebuah teori menyatakan bahwa bumi ini terbentuk karena terjadi ledakan dahsyat. Ilmuan meyakini ledakan itu sebagai awal terbentuknya susunan tata surya di alam ini. Mulai adanya bumi , matahari dan sebagainya.
***
Jauh sebelum teori itu ditemukan sebelumnya Al Qur’an telah lama menjelaskan tentang penciptaan bumi, salah satunya terdapat dalam Qs. Al-Anbiya'[21]: 30.
اَوَلَمْ يَرَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَنَّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنٰهُمَاۗ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاۤءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّۗ اَفَلَا يُؤْمِنُوْنَ
Artinya : “Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulunya menyatu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya; dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air; maka mengapa mereka tidak beriman?” ( Q.S Al-Anbiya’ [21]: Ayat 30 )
Ayat ini menggambarkan sejumlah fakta yang telah dibuktikan dengan sains dan teknologi tentang ledakan yang membersihkan langit dan bumi. Bukti ilmiah tentang ledakan besar sesuai teori Big Bang dipaparkan oleh NASA. Pada 1989, George Smoot bersama Tim NASA meluncurkan satelit untuk meneliti asal mula alam semesta. Melalui instrumen sensitif yang disebut COBE atau Cosmic Background Emission Explorer, penelitian itu mengungkapkan bahwa terdapat sisa-sisa ledakan besar alam semesta. Dari berbagai fakta ilmiah, akhirnya teori Big Bang mendapatkan persetujuan dunia ilmiah. Selanjutnya ayat ini di hubungkan dengan Teori Big Bang, karena terdapat kemiripan antara ayat Al Qur’an dengan Teori Big Bang tersebut.
Penjelasan Teori Big Bang dalam Al-Qur’an
Dalam tafsir Al Azhar Hamka menjelaskan mengenai Qs. Al-Anbiya’ [21]: 30 yaitu pada awalnya alam semesta ini merupakan satu kesatuan yang berpadu satu, kemudian Allah memisahkan antara langit dan bumi, setelah peristiwa penyempurnaan tersebut maka langit itu berupa asap atau gas. Setelah periode pemurnian tadi, maka langit dan bumi terus-menerus mengembang dan bergerak. Mengenai proses ukiran tersebut Hamka tidak menjelaskan secara detail. Sedangkan awal penciptaan bumi dalam teori big bang menjelaskan bahwa seluruh ruang angkasa terjadi dari satu ledakan raksasa. Jadi, awal penciptaan yang dimaksud Hamka disini sejalan dengan awal penciptaan bumi yang terdapat dalam teori big bang, yaitu alam ini terjadi setelah ledakan raksasa (Big Bang). Dari ledakan tersebut tercipta lah planet-planet salah satunya planet bumi. Kemudian Allah menciptakan segala sesuatu yang hidup dari udara, dan seterusnya.
Ayat tersebut berkaitan dengan “ Big bang theory “yaitu teori terbentuknya alam semesta yang menyatakan bahwa pada awalnya alam semesta merupakan satu kesatuan, kemudian terjadi ledakan besar yang menghasilkan pecahan pecahan meluas. Sesuai tahap-tahap awal peristiwa big bang, bahwa satu titik tunggal berisi seluruh materi di alam semesta. Dengan kata lain, segala sesuatu termasuk langit dan bumi saat itu belumlah diciptakan, juga terkandung dalam titik tunggal yang masih berada pada keadaan kesatuan. Titik tunggal ini meledak sangat dahsyat, sehingga menyebabkan materi-materi yang dikandungnya untuk terpisah, dan dalam rangkaian peristiwa tersebut, bangunan dan tatanan keseluruhan alam semesta terbentuk.
Alam semesta kita ini sangatlah besar dan penuh misteri. Teori Dentuman Besar atau Big Bang Theory ini adalah penjelasan utama tentang bagaimana alam semesta dimulai. Oleh karena itu jika kita ingin mempelajari sedikit mengenai luar angkasa, ini adalah materi yang seru untuk dimulai.
Editor: An-Najmi
Leave a Reply