Tanwir.ID Kanal Tafsir Mencerahkan

Tafsir Kata Sabar, Benarkah Ada Batasnya?

kata sabar
sumber: unsplash.com

Aku termenung sendiri, ketika ada salah satu teman ku yang bertanya tentang kesabaran. Hal ini dia pertanyakan karena berkaitan dengan apa yang sedang dia alami, sebagai salah satu alasan dia untuk keluar dari pondok tempat tinggalnya. Pada kesempatan itu aku benar-benar tidak menyangka kalau dia akan keluar dari pondok tersebut, padahal dia sebenarnya orangnya pendiam.

Entah, apa yang dia pikirkan, sebagai teman dekatnya aku tak lantas membiarkannya lolos begitu saja tanpa ada alasan yang tepat yang dia berikan kepadaku. Sehingga pada akhirnya terjadilah diskusi diantara kami berdua terkait permasalahan yang dia alami.

Memaknai Kata Sabar Perpekstif Al-Qur’an

Ketika kita berbicara tentang kata sabar, mungkin akan banyak konsepsi-konsepsi yang terbayang di dalam benak diri kita. Sabar adalah salah satu sifat manusia dalam meredam hawa nafsunya, baik yang datang dari luar maupun yang datang dari dalam diri sendiri.

Sabar adalah salah satu sifat terpenting yang harus di miliki oleh setiap manusia. Sehingga Al-Qur’an pun senantiasa menuntun manusia untuk bersifat sabar, dan menjadikannya sebagai pegangan dalam kehidupan.

Saya memaknai kata sabar selalu dekat dengan kata iman dan taqwa, hal ini mungkin selaras dengan apa yang digambarkan dalam Al-Qur’an. Sebagaimana Allah berfirman yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah shalat dan sabar sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah: 153).

Menurut Prof. M Quraish Shihab di dalam tafsirnya Al-Mishbah beliau menjelaskan seperti ini. Wahai orang-orang beriman, jadikanlah kesabaran dalam menghadapi cobaan hidup dan shalat yang merupakan induk dari segala peribadatan sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah Yang Maha Menundukkan bersama orang-orang yang penyabar. Dialah pelindung dan penolong mereka.

Baca Juga  Tafsir Psikologi: Telaah Kata Dzan dalam Al-Hujurat Ayat 12

Sabar mempunyai arti makna yang sangat luas. Mungkin kita akan merasa kesulitan dalam menggambarkan makna kata sabar dalam satu pandangan saja. Perlu beberapa sudut pandang dalam memaknai kata sabar, sehingga kita pun tidak salah kaprah dalam memaknainya. Saya mengambil sebuah asumsi bagaimana seseorang ketika berpuasa, dengan segala kesabarannya ia menjalankan ibadah tersebut dengan penuh keikhlasan.

Gambaran mengenai kesebaran juga dicontohkan oleh Rasulullah Saw, bagaimana ketika beliau membawa misi agama Islam ke muka bumi ini. Tak terhitung betapa banyak halangan, rintangan, gangguan yang mencoba menghalangi beliau dalam menyebarluaskan agama Islam. Namun, beliau tetap sabar dalam menghadapi segala macam cobaan tersebut. Tentunya dengan tujuan hanya mengharap ridho dan cinta kasih dari Allah dan senantiasa memudahkan urusan beliau dalm berdakwah.

Memahami Kesabaran Menurut Rasulullah

Di dalam kehidupan kita sehari-hari tentu banyak sekali cobaan dan rintangan yang kita hadapi dalam menjalani kehidupan. Seringkali ketika kita dihadapkan dengan masalah-masalah dalam kehidupan, tidak sedikit dari orang-orang yang berada di sekitar kita entah orang tua, tetangga, sahabat, teman mengucapkan kata untuk bersabar kepada kita.

Namun, tak jarang juga realitas hari ini yang saya rasakan sendiri, bahwasannya tidak sedikit ataupun tidak jarang orang membalas keburukan dengan keburukan atau lebih parahnya lagi membalas kebaikan dengan keburukan. Ini sangat perlu kita renungkan dimana letak kesabaran kita sebagai seorang manusia.

Ketika seseorang dibenci atau disakiti orang lain, mungkin bagi sebagian orang akan membalas dengan keburukan pula. Tapi tidak bagi Nabi. Ketika Nabi disakiti, dicela, dan dihina, beliau tidak pernah membalasnya. Justru nabi menghadapinya dengan kesabaran dan dibalas dengan perbuatan baik.

Rasulullah sebagai sosok seorang Nabi sekaligus pemimpin umat Islam, telah memberikan gambaran tentang kesabaran dalam segala tingkah laku beliau dalam berkehidupan. Kesabaran yang beliau miliki melampui kesabaran yang dimiliki oleh manusia pada umumnya. dengan kesabaran beliau, Allah memberikan keberhasilan dalam membawa Islam pada kejayaan.

Baca Juga  Kikir Kunci Kesukaran Hidup: Kisah Qur'ani

Hal ini tidak terlepas dari rasa kasih sayangnya Allah Subhanahu Wata’ala kepada makhluk ciptaan-Nya. Sebagaimana Allah berfirman yang artinya “dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah: 249).

Sudah seharusnya kita sebagai umat manusia senantiasa menanamkan sifat sabar dalam diri kita. Karena saat ini dengan kondisi teknologi dan media yang semakin canggih membuat manusia tanpa sadar akan hilangnya rasa sabar dalam diri mereka. Rasulullah pun sudah memberikan gambaran tinggal bagaimana kita saja yang mau menjalankannya atau tidak.

Mengenai kata sabar ada batasnya, saya sendiri berasumsi bahwa sabar itu tidak ada batasnya. Ibaratnya Allah Subhanahu Wata’ala mencintai makhluk-Nya tanpa ada batasan satu dengan yang lainnya. Sebenarnya yang membuat batas mengenai kesabaran adalah manusia itu sendiri.

Memahami Batas Kesabaran pada Manusia

Terkait mengenai sabar dalam pandangan manusia, saya beramsumsi bahwa batas kesabaran itu tidak ditentukan oleh Allah, melainkan manusia sendiri yang menentukan batas kesabaran mereka masing-masing. Saya juga kembali beramsumsi bahwa batasan kesabaran manusia terletak pada kata diam dalam diri mereka.

Berusaha tenang dan nyaman dalam menjalani kehidupan sehari-hari, merupakan salah satu bentuk kesabaran dalam diri manusia. Di balik sikap diam ada hati yang terluka, hal ini perlu diimbangi dengan pikiran positif, sehingga mampu meredam segala amarah yang ada. Sehingga tercipta suasana hati yang indah dan tenang. Wallahu a’lam.

Editor: Rubyanto

Mahasantri Pondok Hajjah Nuriyah Shabran sekaligus Mahasiswa Ilmu Alquran & Tafsir UMS