Di zaman sekarang, banyak cendekiawan Muslim telah menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan penemuan-penemuan ilmiah modern sebagai bukti bahwa Al-Qur’an berasal dari Allah dan tidak ada keraguan di dalam. Bahkan beberapa ilmuan barat terdorong untuk mempelajari Al-Quran, dan akhirnya menyakini kebenaran Islam. Jantung merupakan organ fungsi yang dijelaskan secara menarik dalam Al-Qur’an.
Sejumlah kebenaran ilmiah di berbagai bidang seperti astronomi, meteorolgi, geologi, embriologi, zoologi, hidrologi, biologi, sistem saraf manusia dan lain-lain, telah dibuktikan sebagai keajaiban Al-Quran yang terungkapkan dengan sains dan teknologi sejak Industri 3.0, abad ke-20 (Naik, 2000).
Dalam sistem saraf pusat manusia, otak dikenal pengendali umpan balik automatis yang sempurna. Umumnya orang beranggapan bahwa otak sebagai pengendali yaitu dari menerima sinyal yang diterima dari panca indra dan menyimpannya di dalam memori otak, serta mengolahnya untuk merespon sinyal tersebut dalam bentuk tindakan (Modell et al., 2015).
***
Sebagai contoh, ketika seseorang mengemudi motor, tiba-tiba mata pengemudi tersebut melihat lampu merah sudah menyala pada jarak sekitar 50 meter. Maka tentunya pengemudi tersebut mengurangi kecepatannya dan akhirnya berhenti. Hal ini terjadi atas kendali otak untuk menggerakkan tangan dalam mengurangi kecepatan dan menekan rem.
Al-Qur’an tidak menerangkan secara khusus sistem pengendalian umpan balik automatis pada tubuh manusia. Namun jantung yang disebut juga heart di dalam bahasa Inggris dan قَلْبٌ (hati) di dalam bahasa Arab adalah adalah alat pengendali pikiran dan tindakan; dimana dapat menjadi buta (tertutup) untuk menerima kebenaran dari Allah, sebagaimana firman Allah:
أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا ۖ فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَٰكِنْ تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ
“Tidakkah mereka berjalan di bumi sehingga hati mereka dapat memahami atau telinga mereka dapat mendengar? Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang berada dalam dada.” (Al-Hajj: 46). (Qur’an Kemenag, 2022).
Penjelasan Tafsir
Di dalam tafsir Al Qur’an Kemenag, dijelaskan bahwa orang-orang musyrik Mekah saat itu dapat melihat bekas-bekas reruntuhan; negeri kaum ‘Ad, kaum Samud, kaum Lut dan kaum Syu’aib yang telah Allah hancurkan, namun mereka tetap saja mendustakan ayat-ayat Allah, dan mengingkari seruan Nabi. Hal ini disebabkan karena hati mereka telah buta.
Di dalam tafsir Jalaluddin, dijelaskan bahwa orang-orang kafir Mekah itu sebenarnya mereka mempunyai hati untuk memahami apa yang telah menimpa orang-orang pendusta ayat-ayat Allah; atau mempunyai telinga untuk mendengar berita-berita hancurnya negeri-negeri kaum terdahulu. Namun hati mereka buta sehingga mereka tidak mengambil pelajaran darinya.
Hal yang sama juga dijelaskan di dalm tafsir Quraish Shihab bahwa hati orang-orang kafir tersebut telah buta dan membatu. Maka mustahil mereka mau mengambil pelajaran dari apa-apa yang mereka lihat dan dengar tentang kehancuran orang-orang zalim. Buta hati, itulah buta yang sebenarnya, dan bukan mata.
Pendapat Ilmuan Mengenai Fungsi Jantung
Ada beberapa kasus menunjukkan bahwa organ jantung itu cerdas dan menyimpan memori. Sejak seorang ahli bedah jantung, Christian Barnard melakukan transplantasi jantung manusia pertama yang sukses di Afrika Selatan pada tahun 1967; ditemukan bahwa penerima transplantasi jantung telah memiliki beberapa pengalaman menarik dimana memori pendonor jantung tersebut hidup kembali pada penerima jantungnya. Jadi jantung befungsi seperti otak dalam menyimpan memori (Kando, 2022).
Hal yang sama juga terjadi pada penelitian Dr. Pearsall telah mengumpulkan 73 kasus pasien transplantasi jantung, dan 67 penerima transplantasi organ lainnya dan mempublikasinnya (Joshi, 2011). Di bidang neurokardiologi, Dr. Andrew Armor dari Pusat Penelitian Neurokardiologi UCLA juga menemukan kumpulan neuron canggih di jantung yang mengandung sekitar 40.000 neuron yang disebut neurit sensorik yang berkomunikasi dengan otak. Dr. Andrew menjuluki penemuan ini sebagai “otak kecil di dalam jantung” atau the second brain yang menyimpan memori dan dapat didistribusikan ke seluruh sistem saraf (Kando, 2022).
***
Profesor Dan Siegel dari UCLA School of Medicine menggambarkan pikiran sebagai “proses pengorganisasian diri yang muncul. Baik dalam tubuh maupun relasional, yang mengatur aliran energi dan informasi di dalam dan di antara kita. “Artinya pengorganisasian diri dalam berpikir dan tindakan yang baik dan buruk tergantung pada jantung. Definisi ini mendukung klaim bahwa pikiran melampaui otak kita, dan pikiran itu ada di dalam fungsi jantung (Siegel, 2016). Penemuan dan klaim Profesor Dan Siegel juga membuktikan kebenaran sabda Nabi Muhammad SAW (HR. Bukhari no. 50) pada 1400 tahun yang lalu terkait fungsi jantung sebagai alat kendali pikiran dan tindakan.
أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ
“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati” (HR. Bukhari no. 50).
Kanal Tafsir Mencerahkan
Sebuah media Islam yang mempromosikan tafsir yang progresif dan kontekstual. Hadir sebagai respon atas maraknya tafsir-tafsir keagamaan yang kaku dan konservatif.