Atmosfer tidak hanya baik untuk bernafas, tetapi juga melindungi bumi dari radiasi matahari yang berbahaya. Ia juga melindungi bumi jika benda berbahaya lainnya di luar angkasa jatuh. Kemudian ia melindungi dari meteoroid yang jatuh dari luar angkasa. Sebelum mencapai permukaan bumi, meteor tersebut terbakar saat bergesekan dengan udara di atmosfer. Selain itu, tugasnya ialah menjaga suhu di bumi tetap hangat dan nyaman. Atmosfer terdiri dari beberapa lapisan. Semakin padat dia, semakin rendah suhunya.
Fungsinya yang lain ialah menyaring sinar yang membahayakan kehidupan dari luar angkasa. Menariknya, atmosfer hanya memungkinkan lewatnya cahaya yang tidak berbahaya dan berguna, seperti cahaya tampak, sinar ultraviolet tepi, dan gelombang radio. Semua radiasi ini sangat penting bagi kehidupan. Sinar ultraviolet tepi, yang hanya menembus sebagian atmosfer, sangat penting untuk fotosintesis pada tumbuhan dan kelangsungan hidup semua makhluk hidup.
Sebagian besar sinar ultraviolet intens yang dipancarkan matahari dicegat oleh lapisan ozon atmosfer, dan hanya sebagian kecil dari spektrum ultraviolet yang mencapai bumi. Efek perlindungan atmosfer tidak berhenti di situ. Ia juga melindungi Bumi dari dinginnya luar angkasa yang parah, di mana suhunya mencapai minus 270 derajat Celcius.
Allah berfirman di dalam QS. Ath-Thariq ayat 11:
وَٱلسَّمَآءِ ذَاتِ ٱلرَّجْعِ
Artinya : “Demi langit yang mengandung hujan”
Penjelasan Tafsir
Dalam Tafsir Ath-Thabari dijelaskan bahwa Allah berfirman, “Demi langit yang mengandung hujan” yang membawa hujan dan rezeki para hamba setiap tahun. Ibnu Hamid menceritakan kepada kami dari Khushaif dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas tentang firman-Nya, وَٱلسَّمَآءِ ذَاتِ ٱلرَّجْعِ “Demi langit yang mengandung hujan”, ia berkata “maksudnya adalah awan yang mengandung hujan” . (Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tafsir At-Thabari.)
Dalam Tafsir Al Misbah dijelaskan pada kata ٱلرَّجْعِ ar-raj’ mengadung pengertian pada mulanya berarti kembali yang dimaksud disini adalah sesuatu yang berbolak-balik. Terdapat sebagian pendapat yang menyatakan bahwa yang dimaksud dalam ayat ini adalah hujan yakni air yang tercurah dari langit yaitu asalnya dari laut yang berada di bumi sinar matahari menguapkannya ke langit kemudian. Setelah beberapa lama uapan air tersebut kembali lagi ke bumi dalam bentuk hujan demikian ia silih berganti pergi dan datang melalui suatu proses alamiah yang ditetapkan Allah. (M Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah)
Berdasarkan ayat tersebut dapat diketahui bahwa sebelum terjadinya prosen hujan atmosfer berkerja untuk mencegah uap air di bumi yang menguap hilang ke luar angkasa. Jika itu terjadi maka akan berakibat sangat fatal karena bumi bisa mengalami kekeringan luar biasa. Dengan adanya atmosfer, maka uap air akan ditahan di langit dalam bentuk awan untuk kemudian turun kembali ke bumi menjadi hujan. Karena atmosfer tersusun atas beberapa lapisan, yang dinamai menurut fenomena yang terjadi di lapisan tersebut. Transisi antara lapisan yang satu dengan yang lain berlangsung bertahap.
Kata “langit”, yang kerap kali muncul di banyak ayat dalam al-Qur’an, digunakan untuk mengacu pada “langit” bumi dan juga keseluruhan alam semesta. Dalam pengertian ini, terlihat bahwa langit atau atmosfer bumi memiliki tujuh lapisan.
Lapisan-lapisan Atmosfer
Sekarang diketahui bahwa atmosfer bumi terdiri dari lapisan-lapisan berbeda yang saling bertumpukan. Setiap lapisan memiliki fungsi tertentu, mulai dari membentuk hujan hingga melindungi dari sinar berbahaya; dari memantulkan gelombang radio hingga melindungi dari serangan meteor yang berbahaya. Misalnya, salah satu ciri menyatakan dalam materi ilmiah bahwa atmosfer bumi memiliki tujuh lapisan.
Lapisan paling bawah disebut troposfer. Fakta bahwa hujan, salju, dan angin hanya terjadi di troposfer, yang tidak dapat ditemukan tanpa teknologi canggih abad ke-20, merupakan keajaiban besar, yang secara jelas dinyatakan dalam Al Qur’an sejak 1400 tahun yang lalu. (Abbas Arfan Baraja: 2009)
Atmosfer juga berfungsi menampung benda langit yang akan jatuh ke bumi. Atmosfer memainkan peran penting dalam melindungi bumi dari radiasi matahari dan suhu dingin. Partikel berupa padatan kecil dan uap air selalu ada di atmosfer bumi. Partikel-partikel ini dapat masuk ke atmosfer secara alami, atau dapat ditambahkan ke atmosfer oleh manusia sebagai polutan. Partikel kecil memasuki atmosfer secara alami melalui letusan gunung berapi, jelaga dari api dan erosi angin dari partikel tanah.
Manusia menambahkan partikel ke atmosfer melalui knalpot kendaraan dan emisi cerobong asap. Partikel kecil ini mempengaruhi iklim. Peristiwa bencana, seperti tumbukan meteorit dan letusan gunung berapi, melepaskan sejumlah besar debu, abu, dan partikel lainnya ke atmosfer. Partikel-partikel ini menjebak sejumlah besar radiasi matahari dan dapat mendinginkan planet ini.
Selain itu, hingga awal abad ke-20, tidak pernah diketahui bahwa angin dapat membantu menghilangkan inti kondensasi di awan, menciptakan tetesan air cair yang kemudian menggenang menjadi hujan. Inti kondensasi dapat berasal dari kabut dan partikel yang melayang di udara, seperti ion garam, yang sebagian terbawa angin dan terkumpul di bawah molekul uap air, menjadi tetesan hujan di awan.
***
Partikel yang mengambang di atmosfer berasal dari berbagai sumber, seperti oksida yang terbawa angin dan elemen debu, serta partikel dari aktivitas gunung berapi. Selain itu partikel bermuatan dan bahan halus (karena terionisasi) penting dalam memproduksi air hujan. Uap air juga terus menerus terbentuk akibat sinar matahari yang menyebabkan air tersebut menguap dan terbang ke atmosfer membentuk awan.
Di atas permukaan laut, gelembung udara terbentuk karena terbentuknya buih, sehingga membentuk partikel. Begitu gelembung-gelembung ini pecah, ribuan partikel kecil, masing-masing berdiameter seperseratus milimeter, terlempar ke udara. Partikel-partikel ini, yang dikenal sebagai aerosol, bercampur dengan debu tanah yang terbawa angin dan terbawa ke atas atmosfer. Proses menguapnya 90% uap air di atmosfer dari laut, sungai, danau, dan daratan adalah salah satu kebesaran Allah SWT.
Masalahnya adalah dengan bantuan sinar matahari, yang disebut awan massa, yang dapat mengubah air menjadi kelompok gas di atmosfer. Tuhanlah yang mengirimkan angin, dan angin menggerakkan awan, dan Tuhan menyebarkan awan di langit sesukanya dan mengikatnya menjadi satu. Itu dibawa tinggi oleh angin, di mana ia bertemu dengan uap air. Akhirnya air cair tidak dapat lagi tertahan di udara dan jatuh ke tanah sebagai hujan. (Waesul Kurni: 2016)
Penyunting: Bukhari
Leave a Reply