Kerusakan lingkungan yang melanda Indonesia setiap tahun selalu bertambah. Seperti halnya kebakaran hutan yang hampir terjadi di setiap musim kemarau. Belakangan ini beberapa kebakaran hutan melanda lereng Gunung Orak-arik, Trenggalek. Kebarakan terjadi pada Selasa, 17 September 2024 dan sekaligus enjadikannya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang ke-23 selama musim kemarau.
Sekitar dua hektare kawasan hutan dan lahan yang terbakar pada kejadian tersebut. Kepala Pelaksana BPBD Trenggalek, Stefanus Triadi Atmono, menjelaskan bahwa area yang terbakar terdiri dari 1 hektare lahan milik Perum Perhutani dan 1 hektare milik warga di Desa Karangsoko, Kecamatan Trenggalek.
Pentingnya Gerakan Go Green
Dalam menghadapi tantangan lingkungan yang semakin serius, konsep go green menjadi semakin relevan dan penting untuk diterapkan. Di tengah kerusakan alam dan perubahan iklim yang diakibatkan oleh aktivitas manusia, ajaran Al-Qur’an menawarkan panduan yang mendalam tentang menjaga keseimbangan dan kelestarian lingkungan. Banyak ayat dalam Al-Qur’an menekankan pentingnya menjaga bumi sebagai amanah. Serta mendorong manusia untuk bersikap bertanggung jawab terhadap sumber daya yang ada.
Gerakan go green sangat penting dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan dan memerangi dampak perubahan iklim. Dengan mengadopsi gaya hidup ramah lingkungan seperti pengurangan penggunaan plastik, daur ulang, serta efisiensi energi, kita dapat mengurangi jejak karbon yang merusak alam.
Selain itu, go green juga mendorong penggunaan sumber daya yang lebih berkelanjutan. Seperti energi terbarukan dan produk ramah lingkungan. Sesuatu yang pada akhirnya akan menciptakan ekosistem yang lebih sehat bagi generasi mendatang. Langkah-langkah kecil seperti menanam pohon atau mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dapat berdampak besar dalam menjaga bumi tetap hijau dan layak huni.
Selain itu, go green juga berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup. Lingkungan yang bersih dan sehat memberikan manfaat langsung bagi kesehatan manusia, seperti udara yang lebih bersih dan air yang lebih aman untuk dikonsumsi.
Gerakan ini juga mendorong masyarakat untuk lebih peduli terhadap pengelolaan limbah dan penggunaan sumber daya secara bijaksana. Sehingga dapat meminimalkan kerusakan ekosistem. Dengan menerapkan gaya hidup hijau, kita tidak hanya membantu bumi, tetapi juga menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi semua makhluk hidup.
Praktik go green tidak hanya dapat menyelamatkan lingkungan. Tetapi juga memperkuat iman dan kesadaran sosial kita. Dengan memahami dan mengintegrasikan nilai-nilai tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat berkontribusi pada pelestarian bumi demi generasi mendatang.
Pengertian Go Green
Go green atau penghijauan kembali, merupakan upaya penyelamatan bumi yang semakin mendesak di tengah kerusakan dan pemanasan global akibat aktivitas manusia. Konsep ini mencakup berbagai langkah untuk memulihkan lingkungan, seperti mengurangi penggunaan produk berbahaya dan beracun.
Go green adalah sebuah inisiatif penting yang bertujuan untuk menyelamatkan bumi melalui tindakan nyata yang dapat mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh kebiasaan buruk masyarakat. Tindakan ini meliputi upaya untuk menghilangkan atau mengurangi aktivitas yang berkontribusi pada kerusakan lingkungan. Seperti polusi, pemborosan sumber daya, dan penggunaan bahan berbahaya.
Fokus utama dari go green adalah penghijauan lingkungan, yang mencakup berbagai langkah seperti penanaman pohon, perlindungan hutan, dan pemeliharaan ekosistem alami. Dengan meningkatkan jumlah tanaman dan mengembalikan keanekaragaman hayati, kita tidak hanya dapat memperbaiki kualitas udara dan tanah, tetapi juga membantu mengatasi masalah perubahan iklim yang semakin mendesak.
Perintah Melestarikan Lingkungan Dalam Al-Qur’an
وَلَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ بَعْدَ اِصْلَاحِهَا وَادْعُوْهُ خَوْفًا وَّطَمَعًاۗ اِنَّ رَحْمَتَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِيْنَ
“Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah diatur dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat dengan orang-orang yang berbuat baik.“
Dalam ayat ini, Allah menegaskan larangan bagi manusia untuk tidak membuat kerusakan di muka bumi. Larangan ini mencakup berbagai aspek kehidupan, termasuk merusak hubungan antar sesama, kesehatan jasmani dan rohani. Serta kehidupan dan sumber penghidupan seperti pertanian dan perdagangan. Semua tindakan yang dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan atau merugikan orang lain dianggap sebagai pelanggaran terhadap perintah ini. Bumi, dengan segala kelengkapannya seperti gunung, lembah, sungai, lautan, dan hutan diciptakan oleh Allah untuk dimanfaatkan manusia demi kesejahteraan.
Dalam Tafsir Al-Misbah, dijelaskan bahwa kerusakan adalah wujud dari sikap melampaui batas. Allah SWT menciptakan alam semesta dalam keadaan seimbang dan baik guna mencukupi kebutuhan makhluk-Nya. Serta memerintahkan manusia untuk menjaganya. Kehadiran para nabi ditugaskan untuk memperbaiki kehidupan yang telah rusak, sehingga tindakan merusak setelah diperbaiki dianggap lebih buruk daripada kondisi sebelumnya. Selain itu, merusak sesuatu yang masih dalam keadaan baik juga dilarang oleh Allah.
Kesadaran akan pentingnya melestarikan lingkungan muncul dari nilai-nilai yang tertanam dalam diri manusia mengenai pentingnya menjaga alam. Rasa tanggung jawab memiliki peran lebih signifikan dalam mempengaruhi perilaku manusia terhadap pelestarian lingkungan dibandingkan hanya sekadar sikap setuju. Orang yang benar-benar memiliki tanggung jawab akan lebih konsisten dalam menjaga perilaku mereka demi kelestarian lingkungan.
Hubungan Manusia dan Alam
Allah SWT memerintahkan manusia untuk menjaga lingkungan dengan baik dan melarang tindakan-tindakan yang dapat merusaknya. Hal tersebut karena dapat mengganggu kehidupan. Merusak alam berarti melanggar kehendak Allah, sedangkan merawatnya berarti memenuhi kehendak-Nya. Sebagai khalifah di muka bumi, manusia diberi amanah untuk menjaga dan bertanggung jawab atas lingkungan, bukan mengeksploitasi atau merusaknya.
Pandangan Islam terhadap lingkungan hidup didasarkan pada konsep kesatuan antara manusia dan alam. Alam tidak diciptakan semata-mata untuk dieksploitasi, melainkan untuk dipelihara dan dijaga demi kelangsungan hidup generasi mendatang. Pemanfaatan sumber daya alam harus diimbangi dengan tanggung jawab dan keseimbangan, sehingga tidak terjadi kerusakan yang membahayakan kehidupan makhluk lain. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT menekankan pentingnya keadilan, yang juga mencakup hubungan manusia dengan alam.
Selain itu, Islam juga mengenal konsep keseimbangan. Allah menciptakan alam dengan hukum-hukum keseimbangan yang menjaga keteraturan. Manusia sebagai khalifah diharapkan turut menjaga keseimbangan ini dengan tidak berbuat kerusakan atau mengganggu tatanan alam. Setiap bentuk tindakan yang mengganggu keseimbangan tersebut dianggap sebagai pelanggaran, baik secara fisik maupun moral. Oleh karena itu, Islam mengajarkan bahwa setiap aktivitas manusia harus mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan.
Oleh karena itu, manusia memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan merawat bumi agar tetap lestari. Selain larangan membuat kerusakan, Allah juga menurunkan agama dan mengutus para rasul sebagai panduan hidup. Tujuan dari petunjuk ini adalah agar manusia dapat hidup dalam kebahagiaan, keamanan, dan kedamaian. Dengan mengikuti petunjuk tersebut, diharapkan manusia dapat berkontribusi pada kesejahteraan diri sendiri dan lingkungan sekitar, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan sehari-hari.
Kesimpulan
Go Green, atau penghijauan kembali, adalah inisiatif yang mendesak untuk menyelamatkan bumi dari kerusakan dan pemanasan global akibat aktivitas manusia. Upaya ini melibatkan berbagai tindakan, seperti mengurangi penggunaan produk berbahaya dan meningkatkan penghijauan, guna memulihkan lingkungan dan memperbaiki kualitas hidup. Ajaran Al-Qur’an juga menekankan pentingnya menjaga bumi, melarang kerusakan yang dapat merugikan lingkungan dan hubungan sosial. Dengan memahami tanggung jawab ini dan mengikuti petunjuk yang diberikan, manusia diharapkan dapat hidup dalam harmoni, menciptakan kesejahteraan, dan menjaga lingkungan demi masa depan yang lebih baik.
Penyunting: Bukhari
Leave a Reply