Pengajian rutinan Tafsir At-Tanwir kembali dilaksanakan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah (3/1/22). Pengajian kali ini melanjutkan tafsir Q.S al-Baqarah ayat 204-207 tentang sifat orang munafik dan orang mukhlis. Pemateri yang berkesempatan mengisi pengajian tersebut adalah Dr. Ustadi Hamsah, M.Ag.
Dr. Ustadi Hamsah, M.Ag menyatakan, pokok penafsiran Q.S al-Baqarah ayat 204-207 adalah menjelaskan ciri-ciri sifat orang munafik (al-Baqarah ayat 204-206) dan sifat orang mukhlis (al-Baqarah ayat 207). Penafsiran munafik pada ayat 204-207 ini melengkapi ayat 11-15 dan 16-20 pada surat al-Baqarah.
Ustadi menjelaskan sifat munafik juga banyak dijelaskan pada surat lain di dalam al-Qur’an. Hal ini menjadi pengingat bagi umat Islam untuk berhati-hati untuk menghindarinya, karena sulit membedakan orang beriman dengan orang munafik.
***
Sifat-sifat orang Munafik dalam Tafsir At-Tanwir Q.S al-Baqarah ayat 204-206 disampaikan oleh Dr. Ustadi Hamsah ada lima:
Pertama, bermulut manis pandai bermain kata (Q.S al-Baqarah ayat 204).
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُّعْجِبُكَ قَوْلُهٗ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا
“Di antara manusia ada yang pembicaraannya tentang kehidupan dunia mengagumkan engkau (Nabi Muhammad”.
Kedua, menjadikan sumpah sebagai tameng kelicikan (Q.S al-Baqarah ayat 204).
وَيُشْهِدُ اللّٰهَ عَلٰى مَا فِيْ قَلْبِهٖ ۙ وَهُوَ اَلَدُّ الْخِصَامِ
“Dan dia menjadikan Allah sebagai saksi atas (kebenaran) isi hatinya.
Ketiga, penentang keras kebenaran (Q.S al-Baqarah ayat 204).
وَهُوَ اَلَدُّ الْخِصَامِ
“Padahal, dia adalah penentang yang paling keras”.
***
Keempat, melakukan kerusakan (Q.S al-Baqarah ayat 205).
وَاِذَا تَوَلّٰى سَعٰى فِى الْاَرْضِ لِيُفْسِدَ فِيْهَا وَيُهْلِكَ الْحَرْثَ وَالنَّسْلَ ۗ وَ اللّٰهُ لَا يُحِبُّ الْفَسَادَ
“Apabila berpaling (dari engkau atau berkuasa), dia berusaha untuk berbuat kerusakan di bumi serta merusak tanam-tanaman dan ternak. Allah tidak menyukai kerusakan”.
Ustadi menambahkan, kerusakan (fasad) yang dilakukan oleh orang munafik dibagi dua: kerusakan fisik dan non fisik. Kerusakan fisik seperti kerusakan alam, lingkungan sekitar, biota lau dan kerusakan lingkungan lainnya. Sedangkan kerusakan non-fisik meliputi mental dan perilaku menyimpang seperti korupsi, permissive dan sebagainya.
Kelima, sombong dan bangga berbuat dosa (Q.S al-Baqarah ayat 206).
وَاِذَا قِيْلَ لَهُ اتَّقِ اللّٰهَ اَخَذَتْهُ الْعِزَّةُ بِالْاِثْمِ فَحَسْبُهٗ جَهَنَّمُ ۗ وَلَبِئْسَ الْمِهَادُ
“Apabila dikatakan kepadanya, “Bertakwalah kepada Allah,” bangkitlah kesombongan yang menyebabkan dia berbuat dosa (lebih banyak lagi). Maka, cukuplah (balasan) baginya (neraka) Jahanam. Sungguh (neraka Jahanam) itu seburuk-buruk tempat tinggal”.
Kemudian Ustadi Hamsah menjelaskan potongan ayat fahasbuhum jahannam, bahwa orang munafik tidak hanya akan mendapatkan balasan di akhirat, melainkan juga di dunia. Balasan tersebut secara psikologis, mereka akan mempunyai sifat stereotype dan illusory correlation, yakni sifat penilaian negatif dan selalu cemas karena penuh prasangka kepada orang lain.
Sifat-sifat orang munafik dalam ayat ini dijelaskan Ustadi Hamsah dalam Tafsir Tanwir adalah kebalikan dari sifat mukhlis yang juga mengorbankan diri untuk mencari ridha Allah. Serta, aktif dan kreatif menebarkan rahmat.
Reporter: An-Najmi
Leave a Reply