Tanwir.ID Kanal Tafsir Mencerahkan

Tafsir At-Tanwir: Makna Rahman dan Rahim pada Al-Fatihah (1)

Tafsir At-Tanwir
Sumber: Suara Muhammadiyah.com

Kandungan surah al-Fatihah menunjukkan bahwa seluruh ayat yang tercantum di dalamnya merupakan rahmat, sebagaimana al-Quran adalah rahmat bagi umat manusia. Dalam surah al-Fatihah juga terdapat petunjuk Allah tentang asal usul kehidupan, jalannya kehidupan, pedoman menjalani kehidupan, dan akhir kehidupan yang didasarkan pada konsep rahmat tersebut.

Bahwa isi al-Quran merupakan rahmat ditunjukkan oleh ayat pertama surah al-Fatihah yang berbunyi bismillahirrahmānirrahīm (بِْسُِِاللهِ اُل رَحْمُٰنِ اُل رَحِيْمُِ ) yang terletak di awal al-Quran. Basmalah atau bismillahirrahmānirrahīm (بِْسِِ اُللهِ اُل رَحْمٰنِ اُل رَحِيْمُِ ) merupakan bagian dari surah al-Fatihah dan terletak di awal seluruh surah al-Quran, kecuali surah at-Taubah. Surah at-Taubah tidak diawali basmalah mengingat basmalah mencerminkan rahmat ilahi, sedangkan kandungan surah at-Taubah menggambarkan pemutusan hubungan Allah dan Rasul-Nya terhadap kaum musyrik yang membangkang.

Ayat pertama surah al-Fatihah yang berbunyi bismillāhirrahmānirrahīm (بِْسِِ اُللهِ اُل رَحْمٰنِ اُل رَحِيْمُِ ) kerap diterjemahkan dengan kalimat “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”. Pada ayat pertama ini tercantum dua sifat utama yang dimiliki oleh Allah, yaitu pengasih dan penyayang. Dengan demikian dapat diketahui bahwa al-Quran dimulai dengan surah al-Fatihah dan surah al-Fatihah diawali dengan untaian kata yang menggambarkan sifat Allah yang maha penyayang dan maha pemberi rahmat.

Kata Rahman (ال رَحْمٰنُِ ) yang tercantum pada ayat pertama surah al-Fatihah adalah salah satu sifat Allah yang berarti yang melimpahkan rahmat, yang berbuat baik kepada hamba-Nya, tanpa pengecualian dan tanpa batas. Lafal ar-rahmān adalah khusus hanya bagi Allah swt, dan tidak dipergunakan bagi selain Allah. Kata 0Rahman (ال رَحْمٰنُِ ) dan Rahim (ال رَحِيْمُِ ) sama-sama berasal dari kata rahmah (رَحْمَة ). Menurut pakar kosakata al-Quran, al-Rāghib al-Ashfahānī, kata rahmah mengandung arti kelembutan yang mendorong untuk melakukan atau memberikan kebaikan kepada yang dikasihi.

Baca Juga  Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat 20: Penglihatan Mereka Tertutup

Makna Secara Bahasa

Dalam bahasa Arab, pola kata rahman (رَحْمٰنُِ ) sama dengan pola fa’lān (فَعْلَان ). Pola seperti ini biasanya menunjukkan makna”sangat” atau ”maha”,sehingga kataar-rahmān dalam bahasa Indonesia kerap diterjemahkan dengan kata ”Maha Pengasih”. Pola kata ini dalam bahasa Arab juga kerap digunakan untuk menunjukkan sifat atau keadaan yang tidak permanen al-Rahim (ال رَحِيمُِ ) adalah sifat rahmah yang melekat pada Allah yang tidak akan lepas selamanya dari Allah swt, dan dari sifat itulah lahir segala kebajikan. Dalam bahasa Arab, pola kata rahīm (رَحِيمُِ ) sama dengan pola kata fa’īl (فَعِيْل ).

Pola seperti ini dalam bahasa Arab kerap digunakan untuk menunjukkan sifat yang tetap atau permanen. Dari pemahaman kebahasaan seperti ini muncul pendapat sejumlah ulama yang menyatakan bahwa kata Rahm (ال رَحِيمُِ ) menunjukkan rahmat atau kasih sayang Allah yang bersifat permanen di hari akhirat nanti khusus bagi hamba-hamba-Nya yang taat dan berbuat kebajikan di dalam kehidupan dunia, sedangkan kata Rahman (ال رَحْمٰنُِ ) menunjukkan rahmat atau kasih sayang Allah dalam kehidupan dunia yang sementara ini yang diberikan bagi seluruh makhluknya, baik yang taat maupun yang tidak taat.

Allah menyebutkan kedua sifat tersebut untuk menjelaskan bahwa rubūbiyyah (ketuhanan) Allah adalah rubūbiyyah rahmah dan ihsān (kebajikan), bukan rubūbiyyah kekuasaan dan kekejaman. Hukuman yang disyariatkan Allah bagi hamba-Nya di dunia dan azab di akhirat bagi orang yang melanggar hukum atau hād Allah dan mengerjakan pekerjaan atau makan yang diharamkan Allah, pada lahirnya kelihatan kejam, tetapi pada hakikatnya adalah rahmat, sebab pada hakikatnya hukuman itu bertujuan untuk mendidik manusia supaya tidak menyimpang dari jalan yang lurus yang disyariatkan Allah swt. Sebab mengikuti jalan yang lurus sebenarnya untuk kebahagiaan bagi manusia dan melanggarnya merupakan kesengsaraan bagi mereka.

Baca Juga  Tafsir Al-Baqarah Ayat 219-220 (1): Dosa Meminum Khamar

Sifat Allah dalam Asmaul Husna

Ar-rahmān dan ar-rahīm merupakan sifat Allah dan merupakan salah satu nama Allah dari sembilan puluh sembilan nama yang tercantum dalam al-Quran. Sifat ar-rahmān dan ar-rahīm ini yang dipilih oleh Allah untuk tercantum pada ayat pertama surah al-Fatihah ini untuk menunjukkan bahwa di antara sifat-sifat Allah yang tercantum dalam al-Quran, sifat ar-rahmān dan ar-rahīm ini yang paling dominan.

Sebagaimana diketahui, dalam al-Quran tercantum sejumlah nama Allah yang dikenal dengan sebutan al-asmā` al-husnā (العَسْمَاءُ الحُسْنَى ) yang berarti nama-nama yang baik. Nama-nama yang baik itu sungguh sesuai dengan yang memiliki nama dan betul-betul mencerminkan sifat Allah yang maha sempurna. Misalnya nama al-‘alīm (العَلِيْم ) yang berarti maha mengetahui mencerminkan sifat Allah yang benar-benar maha mengetahui. Nama tersebut betul-betul sesuai dengan yang memiliki nama itu.

Nama-nama Allah yang lain yang tercantum dalam al-Quran seperti al-Malik (المَلِك ) yang berarti Yang Maha Merajai, al-Quddȗs (القُ دُوْس ) yang berarti Yang Maha Suci, as-Salām (ال سَلاَم ) yang berarti Yang Maha Memberi Kesejahteraan, al-Muhaimin (المُهَيْمِن ) yang berarti Yang Maha Pemelihara, dan sebagainya. Pencantuman sifat ar-rahmān dan ar-rahīm pada ayat pertama dalam al-Fatihah ini menegaskan bahwa sifat Allah ini paling utama dan kasih sayang atau rahmat Allah demikian luas tercurah bagi semua makhluk ciptaan-Nya, sebagaimana firman Allah dalam surah al-A’rāf (7): 156:

وَرَحْمَتِي وَُسِعَتْ كُُ لَ شَُيْءٍُ

Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu”

Dikutip dalam Tafsir At-Tanwir, Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.