Dalam penciptaan makhluk hidup, terutama manusia, Al-Qur’an menejaskan bahwa manusia tercipta dari saripati tanah. Tanah adalah suatu benda alam yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan batuan. Juga bahan-bahan organik sebagai hasil pelapukan sisa-sisa tumbuhan maupun hewan.
Informasi ini termuat dalam QS. Al-Mu’nimun ayat 12 sebagai berikut:
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ
Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.”
Saripati Tanah
Dari ayat di atas, terdapat sebuah proses penyaringan beberapa zat yang ada dalam tanah. Tentunya, proses ini bertujuan untuk mendapatkan saripati tanah (sulalatin min tin). Istilah sulalah, di sini merupakan saripati yang asalnya dari tanah. Sehingga dapat dijadikan makanan manusia, baik dari tumbuhan maupun hewan yang seluruh sumbernya dari tanah.
Hal ini, tidak ada bedanya dengan perkataan Salaltusy Syai-a Minasy Syai-i. Bahwa lafadz sulalatin berarti aku (Allah) telah memeras sesuatu daripadanya. Yang dimaksud adalah inti sari sesuatu itu (berasal dari tanah), adapun lafadz min thiinin berta’alluq kepada lafadz sulaalatin.
Tubuh manusia terdiri dari zat-zat carbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, phospor, calsium, besi, dan lain sebagainya. Zat-zat tersebut membentuk zat dasar penyusun tubuh manusia.
Di antaranya adalah protein atau asam amino. Dengan demikian, nyatanya seluruh zat-zat penyusun tubuh manusia itu memang terdapat di dalam tanah.
Zat-zat yang terkandung dalam tanah diperlukan untuk penyusunan sperma dan ovum wanita, walaupun dengan beberapa mata rantai proses yang cukup panjang dan kompleks.
Allah menggunakan berbagai macam tanaman untuk memilih unsur-unsur yang diperlukan. Akar-akar tanaman tersebut menyerap. Zat-zat dari dalam tanah untuk diubah menjadi berbagai jenis buah, bermacam-macam sayuran, biji-bijian, umbi-umbian, dan lain sebagainya.
Kandungan Tanah Sebagai Unsur Kehidupan
Tanah mengandung banyak atom atau unsur metal (logam) maupun metalloid (seperti-logam). Unsur ini, yang memang sebenarnya sangat dibutuhkan sebagai katalis dalam proses reaksi kimia maupun biokimia. Tentunya, hal ini bertujuan untuk membentuk molekul-molekul organik yang lebih kompleks.
Sebagaimana contohnya, unsur-unsur tersebut adalah besi (Fe), tembaga (Cu), kobalt (Co), mangan (Mn), dan lain sebagainya. Dengan tambahan unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), nitrogen (N) dan oksigen (O). Maka unsur-unsur metal (logam) maupun metalloid (seperti-logam) mampu menjadi katalis dalam proses reaksi biokimiawi dalam membentuk molekul yang lebih kompleks. Seperti ureum, asam amino, atau bahkan nukleotida. Molekul ini, dikenal sebagai molekul organik, pendukung sebuah proses kehidupan.
Hal ini, dijelaskan lebih lanjutnya dalam firman Allah QS. Al-Hijr ayat 26, sebagai berikut.
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ
Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.”
Tafsiran Lumpur Hitam
Kata “lumpur hitam” pada ayat di atas, mengisyaratkan bahwa terdapat keterlibatan molekul air dalam proses terbentuknya molekul-molekul pendukung proses kehidupan. Sebagaimana yang diketahui, air merupakan media bagi terjadinya suatu proses reaksi kimiawi dan biokimiawi untuk membentuk suatu molekul baru.
Sedangkan kata “yang diberi bentuk”, menunjukkan bahwa reaksi biokimia yang terjadi dalam media berair itu berubah. Dari unsur-unsur yang mulanya “hanya atom” menjadi “molekul organik dengan susunan dan bentuk tertentu”. Seperti halnya asam amino atau nekleotida.
Dengan demikian, kandungan tanah sebagai unsur kehidupan. Syaratnya adalah mengandung banyak atom di dalamnya serta unsur yang dikandung harus mendapat dukungan dari unsur metal (logam) dan metalloid (seperti-logam). Sehingga, nantinya molekul-molekul dapat terbentuk sebagai sarana pendukung jalannya proses kehidupan.
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa awal mula kejadian diciptakannya manusia adalah berupa tanah. Adapun tanah yang dimaksud, merupakan zat yang di dalamnya berupa saripati. Hal inilah, yang kemudian dijadikan makanan. Terlebih dari itu, tinjauan tentang tanah harus mengandung banyak atom serta unsur pendukungnya berupa metal (logam) dan metalloid. Sehingga, pada akhirnya terbentuklah proses kehidupan yang didambakan.
Penyunting: Ahmed Zaranggi Ar Ridho
Kanal Tafsir Mencerahkan
Sebuah media Islam yang mempromosikan tafsir yang progresif dan kontekstual. Hadir sebagai respon atas maraknya tafsir-tafsir keagamaan yang kaku dan konservatif.