Surah An-Nahl merupakan surah ke-16 yang terdiri dari 128 ayat dan tergolong surat Makkiyah. Surah An-Nahl mempunyai arti lebah, terdapat pada ayat 68 yang artinya: “Dan Tuhan mu mewahyukan kepada lebah”. Lebah merupakan makhluk Allah yang banyak memberi manfaat bagi manusia. Surah An-Nahl dinamakan pula “An-Ni’am” artinya nikmat-nikmat, karena di dalamnya Allah menyebutkan berbagai macam nikmat untuk hamba-hamba-Nya.
Nikmat Allah dalam Surah An-Nahl
Allah memberikan nikmat begitu banyak kepada hamba-Nya. Memulai dari ayat 5 sampai 8, Allah berfirman tentang kenikmatan berupa binatang ternak. Binatang ternak seperti kambing, sapi dan unta, bulunya bermanfaat dapat dijadikan sebagai penghangat seperti selimut dan pakaian untuk manusia. Nikmat yang didapat manusia, binatang ternak seperti kuda, bagal dan keledai dapat dijadikan kendaraan, membawa barang-barang ketika perjalanan jauh. Manfaat lainnya air susu dari binatang ternak dapat dikonsumsi dan sebagian binatang ternak dapat dimakan.
Nikmat dari Allah selanjutnya berupa air yang turun dari langit yaitu berupa hujan terdapat pada An-Nahl ayat 10 dan 11. Air sumur dan sungai tidak kering, manusia dapat merasakan nikmat yaitu berupa nikmatnya air minum. Air hujan yang turun menyuburkan tanaman sehingga manusia dapat memanen tanaman sebagai penghasilan dan dikonsumsi sendiri. Hewan-hewan ternak juga dapat makan dan minum. Air yang jatuh ke bumi membuat siklus kehidupan berjalan dengan lancar.
Allah berfirman dalam QS. An-Nahl ayat 18, Allah memberikan hamba-Nya dengan nikmat yang tak terhitung jumlahnya.
Artinya: “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang“.
Allah sesayang itu kepada hamba-Nya agar memiliki keturunan, nikmat Allah yang ditunjukkan dalam Surah An-Nahl terdapat pada ayat 72 yaitu nikmat berupada pasangan, anak, dan cucu serta rezeki yang baik. Bunyi ayat 72:
Artinya: “Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezeki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah?“
Nikmat yang Tidak Terhitung
Allah memberikan nikmat berupa pasangan, keturunan berupa anak-anak dan cucu-cucu. Allah juga memberikan nikmat rezeki yang baik, rezeki dapat berupa ditutupi aib-aibmu, tercukupinya buah-buahan dan hewan-hewan ternak, jadi mengapa manusia masih menyembah selain Allah dan tidak mensyukuri nikmat Allah. Padahal Allah telah memberikan nikmat kepada kita.
Manusia diciptakan oleh Allah, Allah memberikan pendengaran, penglihatan dan hati. Seperti ayat 78 yang artinya “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.”
Tidak hanya itu, dalam QS. An-Nahl ayat 80 dan 81 Allah berfirman memberikan nikmat berupa tempat tinggal dan pakaian.
Artinya: “Dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal dan Dia menjadikan bagi kamu rumah-rumah (kemah-kemah) dari kulit binatang ternak yang kamu merasa ringan (membawa)nya di waktu kamu berjalan dan waktu kamu bermukim dan (dijadikan-Nya pula) dari bulu domba, bulu unta dan bulu kambing, alat-alat rumah tangga dan perhiasan (yang kamu pakai) sampai waktu (tertentu)“.
Artinya: “Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan, dan Dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya)“.
Nikmat Sebagai Konsekuensi Untuk Bersyukur
QS. An-Nahl memberikan manusia bukti bahwa nikmat Allah tidak dapat terhitung jumlahnya. Allah memberikan tempat tinggal, pakaian, hewan ternak, air hujan dan lainnya sebagai bukti bahwa Allah maha pengasih lagi maha penyayang terhadap hamba-Nya. Hidup kita di dunia hanya semenara namun Allah membekali kita dengan nikmatnya yang luar biasa. Begitu banyak nikmat-Nya dan cara berterima kasih kepada Allah adalah dengan cara bersyukur.
“…agar kalian bersyukur.” (ayat 14 dan 78)
Perintah agar kita bersyukur setelah Allah menyebutkan tundukannya lautan pda ayat 14 dan setelah Allah memberikannya nikmat panca indera pada ayat 78.
Tujuan Allah memberikan nikmat terhadap manusia agar kita mendapat petunjuk dengan diberikannya nikmat oleh Allah. Selain itu, agar manusia berpikir, berserah diri kepada-Nya atas segala nikmat-Nya dan agar manusia dapat mengambil peringatan dari hal-hal yang dilarang oleh Allah.
Nikmat manusia yang diberikan oleh Allah sangat dekat dan melekat pada diri manusia, namun terkadang manusia luput untuk bersyukur. Kita terlalu sering sambat padahal nikmat-Nya sangatlah lekat. Nikmat-nikmat di atas hanyalah beberapa, belum seluruh dari nikmat yang telah Allah berikan. Semoga kita menjadi manusia yang pandai bersyukur atas segala nikmat-Nya.
Editor: An-Najmi Fikri R
Leave a Reply