Tanwir.ID Kanal Tafsir Mencerahkan

Solusi Bahagia dalam Al-Qur’an Perspektif Tafsir Mahmud Yunus

Setiap individu pasti memiliki tujuan untuk mencapai kehidupan yang bahagia, entah dari kalangan yang beragama maupun tidak beragama pasti mencari sesuatu yang mampu membuat mereka merasakan kebahagiaan. Karena kebahagiaan merupakan sebuah kebutuhan bagi setiap individu, kebahagiaan juga merupakan wujud kesempurnaan, sehingga banyak orang yang berusaha mewujudkannya. Dalam hal ini Al-Qur’an juga menyinggung apa itu bahagia, bahkan Al-Qur’an memberi solusi untuk mendapatkan kebahagiaan.

Definisi Bahagia

Menurutkamus besar bahasa Indonesia (KBBI) kata bahagia diartikan dengan keadaan atau perasaan senang tentram (bebas dari segala macam yang menyusahkan, sehingga kata kebahagiaan yang mendapat awalan dan akhiran (–an) diartikan dengan kesenangan dan ketentraman hidup secara laira-batin, keberuntungan, kemujuran dll.  Sedangkan menurut istilah kata “bahagia” adalah suatu keadaan pikiran atau perasaan yang ditandai dengan kecukupan hingga kesenangan, cinta, kepuasan, kenikmatan, ataukegembiraan yang intens.

Bahagiaan secara umum yaitu keadaan seseorang atau perasaan senang dan tentram (bebas dari segala yang menyulitkan). Sedangkan kebahagiaan yaitu kesenangan dan ketentraman hidup baik secara lahir maupun batin, keberuntungan, kemajuan yang dirasakan oleh manusia. Dalam bahasa Jerman bahagia disebut dengan Gluck sedangkan dalam bahasa Cina yaitu xing fu yang memiliki arti yang sama. Dari berbagai pengertian tersebut dapat disimpulan bahwa bahagia adalah suatu hal yang dapat seluruh manusia rasakan, atau keadaan pada diri manusia itu sendiri yang merasakan ketentraman lahir maupun batin tanpa ada perasaan gelisah dan sedih sedikitpun.

Sedangkan bahagia dalam khazanah Islam menurut tokoh-tokoh Islam seperti Al-Ghazali berpendapat bahwa bahagia adalah kelezatan yang sejati yaitu bilamana manusia dapat dengan tetap mengingat Allah. Sedangkan menurut Ibnu Khaldun berpendapat bahwa bahagia adalah tunduk dan patuh mengikuti garis-garis Allah dan perikemanusiaan. Selain itu ada juga pendapat dari Zayd ibn Thabit, menurutnya kebahagiaan adalah jika petang dan pagi seorang manusia telah memperoleh aman dari gangguan manusia

Baca Juga  Tafsir Tematik: Beberapa Makna Sabar dalam Al-Qur'an

Bahagia dalam Al-Qur’an

Dalam bahasa Arab kata yang menunjukkan makna bahagia terbagi menjadi berbagai bentuk, lafaz sa’adah dalam bahasa Arab juga memiliki makna “bahagia”, terdapat dua ayat yang menyebutkan kata sa’adah dalam Al-Qur’an yaitu dalam QS. Hud ayat 105 dan 108.

Kata bahagia juga dapat dikatakan sebagai gembira, gembira dalam bahasa Arab adalah  fariha. Kata fariha sendiri terdapat pada 13 surat dalam Al-Qur’an. Yaitu QS. Ali-Imran :120,170,188., QS. Al-An’am : 44., QS. At-Taubah : 50-81., QS. Yunus : 22,58., QS. Hud : 10., QS. Ara’d : 26,36., QS. Al-Mu’minun : 53., QS. An-Naml : 36., QS. Al-Qasa : 76., QS. Ar-Rum : 4, 32, 36., QS. Ghafir : 75,83., QS. Asy-Syura : 48., dan QS. Al-Hadid : 23.

 Selain kata sa’ada dan fariha juga terdapat kata falah yang artinya sukses, berhasil, beruntung. Dari arti ini kemudian muncul kata Al-Falah yang artinya keberuntungan. Maka, orang yang beruntung adalah mereka yang telah rela bersusah payah demi mendapatkan sesuatu yang diinginkan.

Solusi Bahagia dalam Al-Qur’an Perspektif Tafsir Mahmud Yunus

Telah kita ketahui bersama bahwasanya Al-Qur’an merupakan sebuah kitab petunjuk bagi ummat Nabi Muhammad Saw hingga akhir zaman. Sebagai kitab petunjuk bagi ummat muslim Al-Qur’an memberi solusi dalam setiap aspek kehidupan, salah satunya dalam hal kebahagiaan. Maka dari itu Al-Qur’an telah menyinggung melalui ayat-ayat-Nya, al-Qur’an sendiri memberi penjelasan mengenai kebahagiaan dan juga memberi solusi untuk mencapai kebahagiaan yang hakiki, yaitu dalam QS. Ar-Raa’d ayat 28 dan 29.

Firman Allah dalam QS. Al-Ra’d 28

الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ ۗ 

Artinya:  “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”

Baca Juga  Resep Cara Mendapatkan Kebahagiaan dalam Al-Qur’an

Firman Allah dalam QS. Al-Ra’d 29

اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ طُوْبٰى لَهُمْ وَحُسْنُ مَاٰبٍ

Artinya : “Orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka mendapat kebahagiaan dan tempat kembali yang baik.”

***

Dalam Kitab Tafsir Mahmud Yunus Al-Qur’anul Karim Rasm Uthmani dijelaskan dalam QS. Ar-Raa’d ayat 28 dan 29, bahwa Hati orang-orang yang beriman itu mampu mencapai kesenangan dan ketentraman, apabila mereka selalu mengingati Allah SWT. Ketika ditimpa mala petaka mereka mengingat Allah SWT dan lekas insaf. Oleh sebab itu, duka cita dalam dri mereka mampu terhapus dan berganti dengan gembira, juga mengharapkan karunia Allah SWT. Begitu juga, ketika mereka mendapat anugerah (nikmat), mereka tidak sombong, bahkan mereka bersyukur kepada Allah. Sebab itu, hati orang-orang yang beriman itu menjadi senang dan tenteram, baik ketika susah atau ketika gembira.

Kesenangan hati itu adalah kebahagiaan yang sebenarnya. Sebab itu, dalam Islam sangat dipentingkan sekali menegakkan sembahyang lima kali dalam sehari semalam, kerana dengan sembahyanglah kita mampu mengingat Allah swt dan memmbersihkan jiwa. Nabi Muhammad saw bersabda, bahwa sembahyang itu tempat ketenangan jiwa dan kesenangan hatinya. Sebab itu orang-orang yang mengerjakan sembahyang lima kali sehari semalam, mengingati Allah SWT siang dan malam, pagi dan petang. Maka, ini syaa Allah akan tenang  jiwanya dan senanglah hatinya menghadapi segala kemungkinan dan segala kesulitan dalam menempuh kehidupan di dunia ini. Inilah bedanya orang yang sembahyang dengan orang yang tidak sembahyang. Sebab itu, jangan kita merasa berat mengerjakan sembahyang itu, kerana faedahnya untuk diri kita sendiri, bukan Allah swt. Allah Maha Kaya daripada memerlukan semua itu.

Editor: An-Najmi

Baca Juga  Telaah Rasionalitas Pohon Zaqqum dalam Al-Qur'an