Dalam bahasa seringkali ditemukan adanya hubungan kemaknaan atau relasi semantik antara sebuah kata atau satuan bahasa dengan satuan bahasa lainnya. Sehingga pada akhirnya relasi semantik berfungsi sebagai pendekatan makna dari segi hubungan pengertian. Dalam hubungannya dengan makna maka didapatkan bahwa makna merupakan hasil penelitian dalam struktur bahasa, maka dikenal tata hubungan makna dalam bahasa yaitu sinonim dan antonim.
Pengertian Sinonim
Istilah sinonim berasal dari bahasa Yunani yaitu syn ‘dengan’ dan ononom ‘nama’. Walaupun sinonim memiliki makna sama, akan tetapi persamaan makna itu hanya merupakan kemiripan atau kurang lebih sama. Beberapa penyebab yang melatarbelakangi munculnya sinonim adalah pengaruh kosa kata serapan dari bahasa asing, perbedaan dialek sosial, perbedaan dialek regional dan perbedaan dialek temporal.
Dalam bahasa Arab, sinonim dikenal dengan dengan nama (الترادف). Secara bahasa kata (الترادف) berasal dari kata (ردف) yang berarti sesuatu yang mengikuti. Sedangkan secara etimologi, definisi الترادف merupakan beberapa kata yang menunjukan makna yang sama. Contoh dalam bahasa arab kata (المُدَرِّسُ)berpadanan dengan kata (المُعَلِّمُ) yang memiliki arti guru atau seseorang yang mengajar, kata (الإنسان)dengan kata (البشر) yang memiliki arti serupa yaitu manusia.
Fenomena sinomitas (mutaradif) dalam al Quran menjadi pembicaraan yang hangat mengingat banyak para ulama dan ahli bahasa yang memperdebatkan keberadaanya. Begitu pula dengan al Quran yang diturunkan dengan bahasa Arab, dikarenakan banyaknya keunggulan dan kandungan bahasa yang dimiliki yaitu dalam segi uslub (gaya) dan banyaknya kata-kata musytarak.
M. Quraish Shihab sebagai ahli tafisr Indonesia menjelaskan hal yang serupa dalam bukunya Kaidah Tafsir. Bahwa keunikan bahasa Arab terlihat pada kosa kata dan sinonimnya, namun sinonim-sinonim tersebut tidak selalu memiliki ati yang sepenuhnya sama karena masing-masing kata dalam al Quran memiliki maksud-maksud (maqashid) tersendiri.
Definisi Antonim
Sedangkan antonim berlawanan dengan sinonim. Kata antonim berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu onoma berarti ‘nama dan anti’ bermakna melawan. Secara harfiah berarti kata yang mengandung makna berlawanan atau berkebalikan dengan kata yang lain. Dalam bahasa Arab istilah antonim lebih dikenal dengan الأضداد, merupakan bentuk jama’ dari ضد yang berarti sesuatu yang berlawanan dengan yang lain.
Dr. Amil Badi’ Ya’kub seorang Guru Besar Fiqh Lughah mendefiniskan antonim dengan menggunakan satu kata atau dua pengertian yang berlawanan atau kata yang sama ejaannya dengan kata lain tetapi berbeda makna, namun tidak berarti untuk sebaliknya. Contoh المولى yang berarti العبد (hamba) dan juga السيد (tuan). Contoh lain adalah الجون yang berarti الأبيض (putih) dan الأسود (hitam).
Dalam riwayat al-Bukhari dalam Shahih al-Bukhari kitab Fadhailu al-Quran di sana menjelaskan bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya al Quran ini diturunkan atas tujuh macam bacaan. Maka bacalah apa yang termudah darinya.” Dengan itu menjelaskan bahwa Al Quran banyak sekali memakai kosa kata yang pada lahirnya tampak bersinonim. Namun sebenarnya setiap kata dalam al Quran mempunyai makna dan konotasi tersendiri yang tidak ada pada lafal lain yang dianggap bersinonim dengannya. Diantaranya ayat-ayat yang terkesan bersinonim adalah:
Contoh Sinonim dalam Al-Quran
- Lafadz khasyyah dan khauf
وَالَّذِيْنَ يَصِلُوْنَ مَآ اَمَرَ اللّٰهُ بِهٖٓ اَنْ يُّوْصَلَ وَيَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ وَيَخَافُوْنَ سُوْۤءَ الْحِسَابِ ۗ
“Dan orang-orang yang menghubungkan apa yang diperintahkan Allah agar dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk.” (Q.s Ar-ra’d: 21)
Kata khasyyah dan khauf hampir tidak berbeda pemahamannya dalam makna. Namun pemakainnya dalam al Quran dengan konotasi berbeda. Kata khasyyah dalam al Quran lebih mengacu pada perasaan takut yang disertai dengan hormat pada umumnya kata ini selalu dikaitkan dengan Allah.
Selain itu istilah khsayyah dalam al Quran masing-masing memiliki makna dan maksud (maqashid) tersendiri yaitu dengan makna keagungan (Q.s al Hasyr: 21), ketaatan (Q.s Qaf: 33), rasa malu (Q.s al Ahzab: 37) dan makna ibadah (Q.s at Taubah: 18). Sedangkan khauf berarti rasa takut yang wajar dialami semua manusia akan sebab yang jika dilakukan olehnya. Seperti perasaan takut pada siksa di akhirat karena telah melakukan dosa/maksiat.
- Lafadz kamal dan tamam
اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu” (Q.s al-Maidah: 3)
Lafal kamal dan tamam terkesan sama dalam hal kebahasaan dengan arti melengkapi, menyelesaikan, menyempurnakan, melanjutkan, meneruskan apabila merujuk pada kamus al maani. Kata kamal adalah sebutan bagi suatu objek yang seluruh bagiannya telah berhimpun secara utuh, sedangkan kata tamam ialah nama bagi substansi-substansi bagian yang membentuk dari objek tersebut.
Maka dari ayat di atas dipahami Allah telah memberikan agama yang sempurna lagi utuh dan nikmat yang sudah lengkap kepadamu.
Selain dari kata-kata yang bersifat sinonim dalam al Quran pula terdapat kata yang bersifat antonim diantaranya:
Contoh Antonim dalam Al-Quran
- Lafadz isytiraa’ (الأشتراء)
Kata الأشتراء memiliki dua arti yang bertentangan dan disebutkan dalam al Quran dengan arti ‘membeli’ dalam surat at-Taubah: 111
اِنَّ اللّٰهَ اشْتَرٰى مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ اَنْفُسَهُمْ وَاَمْوَالَهُمْ بِاَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَۗ
Artinya: Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri mau-pun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka.
Arti الأشتراء yang kedua adalah ‘menjual’ (باع). Pengertian tersebut terdapat dalam al Baqarah: 90.
بِئْسَمَا اشْتَرَوْا بِهٖٓ اَنْفُسَهُمْ اَنْ يَّكْفُرُوْا بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ ….
Artinya: “Sangatlah buruk (perbuatan) mereka menjual dirinya, dengan mengingkari apa yang diturunkan Allah …”
- Lafadz asarra (اسر)
Dalam al Quran kata اسرَّ memiliki dua makna yang bertentangan, yaitu makna ‘menampakan’ (الإظهار) dan ‘menyembunyikan (الإخفاء)
…. وَاَسَرُّوا النَّدَامَةَ لَمَّا رَاَوُا الْعَذَابَ
Mereka menyatakan penyesalan ketika mereka melihat azab” (Q.s Saba’: 33)
Dan makna kedua dari اسرَّ memiliki makna ‘menyembunyikan’ seperti yang ditemukan dalam surat ar Ra’d: 10.
سَوَاۤءٌ مِّنْكُمْ مَّنْ اَسَرَّ الْقَوْلَ وَمَنْ جَهَرَ بِهٖ وَمَنْ هُوَ مُسْتَخْفٍۢ بِالَّيْلِ وَسَارِبٌۢ بِالنَّهَارِ
“Sama saja (bagi Allah), siapa di antaramu yang merahasiakan ucapannya dan siapa yang berterus terang dengannya; dan siapa yang bersembunyi pada malam hari dan yang berjalan pada siang hari.”
Oleh karena itu penggunaan sinonim dan antonim dalam kosa kata al Quran membuktikan akan keagungan dan mukjizat al Quran. Dengan sering membaca al Quran dan menelaah maksud dari setiap kata dan kalimatnya maka akan menemukan keistimewaan atau perbedaan dari setiap katanya dikarenakan Al Quran diturunkan bagi umat manusia layaknya permata. Setiap sudutnya memiliki harga dan terpancar cahaya yang berbeda dari setiap sudutnya.
Penyunting: M. Bukhari Muslim
Kanal Tafsir Mencerahkan
Sebuah media Islam yang mempromosikan tafsir yang progresif dan kontekstual. Hadir sebagai respon atas maraknya tafsir-tafsir keagamaan yang kaku dan konservatif.