Tanwir.ID Kanal Tafsir Mencerahkan

Sifat Cemburu Aisyah binti Abu Bakar

perempuan
Sumber: freepik.com

Aisyah binti Abu Bakar sangat terkenal dengan kecerdasannya yang menjadi teladan bagi perempuan masa kini. Namun pada kesempatan kali ini akan membahas secara lebih khusus tentang sifat cemburu Aisyah, istri Rasulullah yang paling muda ini.

Terdapat satu kisah menarik dalam kehidupan rumah tangga Rasulullah Saw dengan istri-istrinya. Ketika Rasulullah ditinggal wafat oleh Khadijah, 2 atau 3 tahun setelah peristiwa itu, Rasulullah ditawari menikah dengan 2 perempuan, yaitu Saudah binti Zam’ah dan Aisyah binti Abu Bakar. Yang pertama, Saudah ini adalah perempuan berkulit hitam yang usianya sudah 70 tahun serta memiliki 12 anak. Rasulullah menikahi Saudah terlebih dahulu karena watak beliau yang “Lil  mu’minina ra’ufurrahim.” Selang satu tahun, beliah baru menikahi Sayyidah Aisyah.

Pernikahan Aisyah dan Rasulullah Saw

Ketika Rasulullah menikahi Aisyah, umurnya masih sangat muda yaitu 6 tahun. Masyarakat Arab saat itu sangat umum menikahi gadis muda sehingga menjadi hal yang sudah biasa pada saat itu. Aisyah berasal dari keturunan orang yang terpandang, seorang tokoh masyarakat yang terhormat, orang kaya, orang yang memahami dakwah Rasulullah, sehingga sejak kecil beliau telah menjadi seorang fighter.

Alasan Rasulullah menikahi Aisyah adalah karena beliau didatangi oleh malaikat Jibril di dalam mimpinya dengan membawa kain sutra yang ketika kain itu dibuka ternyata ada Aisyah. Setelah menikah, Aisyah dibawa ke Madinah.

Sifat Cemburu Aisyah

Sayyidah Aisyah dalam kehidupannya bersama Rasulullah pernah beberapa kali terlihat cemburu. Namun, yang perlu digarisbawahi adalah cemburu yang seperti apa yang masih ditolerir oleh Rasulullah dan cemburu yang tidak dibenarkan. Karena sifat cemburu pada perempuan adalah sifat yang fitrah yang melekat di dalam dirinya. Terdapat dua macam cemburu. Pertama cemburu yang merusak hubungan. Kedua cemburu yang justru menjadi penyubur hubungan.

Baca Juga  Diamond On Line Casino Heist Payout, Vault Time & Loot, Daily Cash Gra

Contoh sifat cemburu yang tidak disukai oleh Rasulullah dapat dilihat pada peristiwa berikut ini. Suatu ketika Sayyidah Aisyah melihat Rasulullah Saw menyembelih kambing, kemudian dibagikan kepada saudari dan sahabat Khadijah. Rasulullah sering menyebut nama Khadijah bahkan memujinya. Rasulullah juga senang sekali jika saudari Khadijah, Hallah binti Khuwailid, bertamu atau menemuinya. Hallah memiliki suara yang mirip dengan Khadijah. Rasulullah tidak bisa menutupi hal itu karena kisah cintanya bersama Khadijah sungguh luar biasa.

Sayyidah Aisyah cemburu dengan hal itu. Kenapa terus menyebut tentang perempuan tua itu padahal sekarang telah bersama Aisyah yang jauh lebih baik darinya? Rasulullah tersinggung dengan perkataan Aisyah tersebut lalu mengatakan kepadanya, “Demi Allah, Allah telah memberikan kepadaku perasaan cinta pada dia. Dia adalah wanita yang membelaku saat yang lain memusuhiku. Dia yang membenarkanku saat yang lain mendustakanku. Dan dia menghabiskan semua hartanya untuk perjuangan dakwahku. Dari dia juga Aku mendapatkan Anak.”

Akibat peristiwa itu, Sayyidah Aisyah meminta maaf kepda Rasulullah. Akhirnya Aisyah tahu, menyadari posisinya, sampai kapan pun Khadijah adalah perempuan istimewa di dalam hati Rasulullah. Itulah contoh nyata sifat cemburu yang Rasulullah tidak memperkenankannya .

***

Sedangkan contoh cemburu yang diizinkan oleh Rasulullah adalah kisah berikut ini. Aisyah adalah seorang perempuan yang terkenal dengan kepintarannya, alimah, cerdas yang luar biasa, dan termasuk al-mukatsirun yang meriwayatkan 2.210 hadits. Namun, di sisi lain, beliau bukanlah tipe perempuan yang pintar dalam hal memasak. Suatu ketika Aisyah sedang menguleni gandum, kemudian mengantuk dan ketiduran. Akhirnya gandum tersebut dimakan oleh kambing.

Kecemburuan Aisyah dalam hal ini terlihat ketika beliau ingin menyiapkan kejutan kepada Rasulullah dengan membuatkan masakan yang enak dan dibawa ke rumah Rasulullah. Saat sampai di rumah, Rasulullah sedang duduk bersama istrinya yang lain, Saudah binti Zam’ah. Paha Rasulullah berada di atas paha Saudah. Nah, melihat hal itu, Aisyah dengan kreativitasnya ingin adanya pengakuan terlebih dahulu dari Saudah sebelum Rasulullah makan. Supaya Rasulullah semangat karena sudah ada pengakuan dulu dari Saudah kalau makanannya enak.

Baca Juga  Toleransi Islam dalam Kacamata Orientalis

Aisyah menawarkan makanan kepada Saudah, tetapi Saudah menolaknya. Aisyah tetap memaksa agar Saudah mau memakannya. Akhirnya Aisyah kesal lalu diambillah makanan tersebut dan dibasuh ke wajah Saudah. Otomatis Saudah marah. Saudah bolak-balik melihat ke Rasulullah. Menghadapi tingkah Aisyah yang masih belasan tahun sedangkan beliau sudah tua dan kaki Saudah berada di bawah kaki Rasulullah. Kemudian Rasulullah memahami apa maunya Saudah, beliau lalu mengangkat kakinya dan memberikan kesempatan Saudah untuk membalas apa yang dilakukan Aisyah. Akhirnya makanan itu tidak jadi dimakan justru digunakan untuk saling berbalas lempar-lemparan makanan. Dalam peristiwa di atas, dapat dilihat bahwa Islam mempunyai tempat untuk kemanusiaan dan bisa menerima sifat manusiawi perempuan yang sedang cemburu.

***

Tiba-tiba ada suara pintu yang diketuk, ternyata Umar bin Khattab datang bertamu. Saudah dan Aisyah kemudian lari ke kamar. Umar masuk ke rumah Rasulullah dan melihat rumah yang berantakan seperti kapal pecah. Umar pun bertanya kepada Rasulullah apa yang sedang terjadi di rumah ini sehingga makanan berserakan di mana-mana. Rasulullah menjawab santai dan bergurau bahwa istrinya sedang perang. Kemudian Umar marah, “Apa yang kalian lakukan ini membuat risau hati Rasulullah? Kalian membuat kotor rumah Rasulullah. Istri-istri Rasulullah ketakukan tidak berani menjawab. Umar menegaskan lagi, “Kenapa kalian takut sama Umar, tidak takut sama Rasulullah?” Mereka dari dalam kamar menjawab, “Liannaka ghiladun syadid wa Rasulullah Saw raufurrahim.” Soalnya kau keras ya Umar, sedangkan Rasulullah Saw seorang yang sangat lembut dan penyayang bagi kami.

Kecemburuan Aisyah juga dapat dilihat pada peristiwa ketika Saudah mengirimkan makanan ke rumah. Saat itu sedang ada tamu, tetapi Saudah tahu bahwa Aisyah pasti akan cemburu. Maka Saudah menugaskan budaknya untuk mengirim makanan. Begitu sampai di rumah Rasulullah, Aisyah tahu bahwa makanan itu berasal dari Saudah. Apa yang dilakukan Aisyah? Beliau menumpahkan makanan itu dan terjatuh di depan tamunya. Melihat hal itu Rasulullah biasa saja dan mengatakan kepada tamunya “Oh ini ibu kalian sedang marah.” . Rasulullah membiarkan kecemburuan yang semacam ini.

Baca Juga  Ketika Al-Qur'an Merasa Cemburu Pada Pemiliknya

Demikan kisah singkat tentang kecemburuan Aisyah yang menjadi fitrah seorang perempuan. Rasulullah pun mengizinkan hal tersebut dilakukan dan menjadi hal yang lumrah seorang perempuan melakukannya. Namun yang perlu menjadi catatan adalah sifat cemburu yang dapat merusak hubungan, maka hal ini akan memunculkan konflik dalam rumah tangga. Melihat keteladanan Rasulullah yang romantis dan harmonis dengan hubungan bersama keluarganya sungguh menjadi gambaran bahwa beliau adalah sebaik-baik teladan dalam segala hal. Semoga kisah singkat ini bermanfaat.

Editor: An-Najmi