Tanwir.ID Kanal Tafsir Mencerahkan

Semangat Bela Negara: Ajuran Al-Quran kepada Umat Islam

Bela Negara
Gambar: jatimnetwork.com

Bela negara merupakan sikap yang harus dimiliki setiap warga negara Indonesia, Sebagai wujud pelaksanaan hak dan kewajiban sebagai warga negara. Bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dilakukan dengan kecintaan kepada NKRI, yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang berguna menjamin kelangsungan hidup. Di dalam agama Islam bela negara tidak dijelaskan secara tekstual, tetapi ada perintah jihad, yaitu mengarahkan segala kemampuan atau kekuatan untuk memerangi musuh.  

Islam dan Bela Negara

Indonesia merupakan negara yang terbilang belum lama merdeka. Dalam memperoleh kemerdekaan, banyak para ulama dan umat muslim yang berkorban, untuk mengerahkan segala kemampuan dalam menghadapi penjajah. Namun akhir-akhir ini umat Islam tersudutkan dengan adanya ucapan atau label Islam radikal atau Islam intoleran yang dilakukan oleh tokoh-tokoh politik, yang mengira umat Islam akan mendirikan negara Islam.

Namun tanpa disadari pelabelan itu secara tidak langsung telah melukai hati umat Islam. Karena telah menggunakan kata Islam, padahal itu hanya dilakukan oleh oknum-oknum. Agama Islam sangat menjunjung tinggi persatuan, di dalam Islam dikenal dengan adanya ukhuwah wathaniyah, yaitu persatuan yang terjadi karena adanya hubungan kesamaan tanah air atau negara. Maka sebagai umat muslim yang sejati tidak mungkin memecah belah suatu negara, walaupun di dalam Al-Qur‘an tidak ada makna bela negara secara tekstual.

Akan tetapi di dalam Al-Qur‘an umat muslim diperintahkan untuk berjihad. Jihad menurut Taufiq Ali Wahba adalah pengerahan segala kemampuan untuk memerangi musuh. Harus diingat bahwa ancaman bisa terjadi kapanpun ada dua macam ancaman terhadap negara, secara militer dan non-militer.

Ancaman Militer

Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan senjata dan dilakukan secara terorganisasi. Contoh ancaman militer: sabotase, agresi militer, spionase, dan pemberontakan bersenjata seperti yang dilakukan oleh OPM.

Baca Juga  Tafsir Q.S Ali Imran ayat 28: Larangan Memilih Pemimpin Kafir

Dalam menghadapi ancaman militer umat muslim langsung memberikan perlawanan secara fisik atau menyerang secara langsung seperti yang dilakukan para pejuang-pejuang muslim dulu saat melawan penjajah. Contohnya saat perang 10 November di Surabaya yang dikomandoi langsung oleh Bung . Tomo. Dalam memberikan semangat Bung Tomo mengumandangkan takbir sekencang mungkin sehingga membuat arek arek Surabaya lebih bersemangat melawan penjajah. Akhirnya membuat penjajah kalah.

Kiai Hasyim Asy’ari dan Bela Negara

Begitu pula yang dilakukan Kiai Hasyim Asy’ari yang mengeluarkan fatwa revolusi jihad yang di dalamnya berisi tentang kewajiban untuk melawan penjajah sehingga membuat seluruh umat bergerak untuk melawan penjajah. Revolusi jihad juga merupakan cikal bakal adanya Hari Santri yang ditetapkan oleh Presiden Jokowi. Selain melawan secara langsung Islam menganjurkan untuk melindungi atau menjaga keamanan di setiap perbatasan. Seperti yang telah disampaikan oleh Nabi di dalam hadis yang berbunyi, “Bersiap siaga (di perbatasan negeri) di jalan Allah lebih baik dari dunia dan segala isinya”. (H.R. Bukhari).

Walaupun dinegara ini dalam menjaga perbatasan sudah terlaksana dan dilakukan oleh tentara, tetapi sebagai umat muslim yang baik wajib kita untuk mendukungnya. Karena itu berguna untuk mencegah adanya penyelundupan apapun atau sesuatu yang tidak diinginkan atau serangan yang tiba-tiba tanpa di duga. Itu merupakan cara yang dilakukan umat muslim dalam membela negara saat terjadi peperangan atau saat terjadi ancaman militer. Namun berbeda dengan jaman sekarang yang tidak ada peperangan. Sekarang ancaman tersebut bersifat non militer,

Ancaman Non Militer

Ancaman non militer adalah ancaman yang tidak menggunakan senjata atau tidak secara fisik. Tetapi ancaman ini lebih menyerang di bidang politik, ekonomi, sosial budaya, dll. Contohnya: hidup secara hedon atau mewah, pergaulan bebas, masuknya ideologi dari luar, dll.

Baca Juga  Relasi Agama dan Negara Dalam Islam

Walaupun ancaman tidak secara nyata secara langsung, tetapi dampaknya lebih besar. Dalam mengatasi ancaman budaya yang serba hedon atau mewah, maka Islam mengajarkan, apabila memiliki harta yang lebih maka jangan melakukan israf  (berlebih-lebihan). Sarena lebih baik digunakan untuk menyantuni anak yatim dan orang-orang miskin seperti yang tercantum pada surat Al-Baqarah ayat 220 yang berbunyi

فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ ۗ وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْيَتٰمٰىۗ قُلْ اِصْلَاحٌ لَّهُمْ خَيْرٌ ۗ وَاِنْ تُخَالِطُوْهُمْ فَاِخْوَانُكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ الْمُفْسِدَ مِنَ الْمُصْلِحِ ۗ وَلَوْ شَاۤءَ اللّٰهُ لَاَعْنَتَكُمْ اِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ

Artinya : “Tentang dunia dan akhirat. Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang anak-anak yatim. Katakanlah, “Memperbaiki keadaan mereka adalah baik!” Dan jika kamu mempergauli mereka, maka mereka adalah saudara-saudaramu. Allah mengetahui orang yang berbuat kerusakan dan yang berbuat kebaikan. Dan jika Allah menghendaki, niscaya Dia datangkan kesulitan kepadamu. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.”

Dengan memberikan santunan kepada anak yatim dan orang miskin maka secara tidak langsung telah membela negara. Karena telah membantu negara dalam memperkecil adanya kemiskinan dan juga memperingan beban kondisi mereka. Juga dalam menanggulangi budaya hedon maka yang bisa dilakukan oleh umat muslim adalah memakai barang yang sederhana atau yang masih layak dipakai. Karena dengan memakai sesuatu yang mewah akan membuat orang lain iri, sehingga dengan sifat iri tersebut akan membuat suatu masalah sehingga menjadikan keretakan antar umat, karena umat yang tidak bersatu akan mudah untuk dipecah belah.

Penutup

Indonesia merupakan negara yang lebih condong dengan akhlak ketimuran atau budaya yang lebih keislaman. Maka dalam menghadapi ancaman moral atau akhlak terhadap pemuda, di Islam sendiri memiliki solusi. Yaitu dengan mendirikan pondok pesantren yang berguna untuk mendidik karakter pemuda-pemudi supaya tidak terjerumus dalam pergaulan bebas. Sebab pergaulan yang bebas lebih banyak berdampak negatif. Karena sudah banyak contohnya seperti hamil dulu di luar pernikahan mengakibatkan adanya pembuangan bayi.

Baca Juga  Memahami Demokrasi dalam Prespektif Al-Qur'an

Kesimpulan sebagai umat muslim yang baik tidak akan melakukan yang membahayakan untuk negaranya sendiri. Walaupun dalam Al-Qur‘an tidak ada perintah bela negara secara tekstual. Tetapi agama Islam mengajarkan agar mengeluarkan segala kemampuan dalam menghadapi sesuatu yang mengancam negara atau jihad, agama Islam merupakan agama yang detail yang di dalamnya terkandung tuntunan dari bangun tidur hingga dalam menjaga negara, karena dalam islam di perintahkan untuk selalu menjaga keamanan dan juga ketertiban.

Penyunting: Bukhari

Afif Dani Priyanto
Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran dan Sainsh Al-Ishlah