“Hendaknya masing-masing kamu bersedekah untuk setiap ruas tulang badanmu pada setiap pagi. Sebab tiap kali bacaan tasbih itu adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada yang ma’ruf adalah sedekah, mencegah yang mungkar adalah sedekah. Dan sebagai ganti dari semua itu, maka cukuplah mengerjakan dua rakaat shalat dhuha.” (HR Muslim)
Perjalanan hidup manusia yang semakin kompleks membuat manusia harus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan yang ada, saling bekerjasama dalam suatu tujuan agar hidup bahagia dunia dan akhirat kelak. Perbuatan atau tingkah laku manusia yang baik itu akan dinilai sedekah oleh Allah SWT, bahkan dalam hadis disebutkan bahwa mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah sedekah, membantu seseorang dalam masalah kendaraanya lalu menaikkannya ke atas kendaraanya atau mengangkat barang bawaanya ke atas kedaraanya adalah sedekah.
Beliau juga bersabda bahwa “Mengucapkan kalimat yang baik adalah sedekah, setiap langkah yang dia berjalan menuju masjid untuk shalat adalah sedekah, dan menyingkirkan gangguan dari jalan adalah sedekah” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Manfaat Bersedekah
Bersedekah akan menyadarkan manusia, bahwa harta yang ada pada diri manusia sesungguhnya tidak seluruhnya haknya, namun hak orang lain. Harta yang menjadi hak orang lain itu perlu disampaikan kepada yang berhak dengan cara bersedekah. “Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya dan orang yang disampaikan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan bukan kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah tidak akan memberikan kelapangan sesudah kesepian.” (Qs. At-Thalaq: 7).
Ada seseorang ayah yang memiliki karir bagus di tempat kerjanya. Ia hidup berkecukupan. Memiliki istri yang sholehah, anak-anak yang lucu, cerdas, dan berbakti. Sang istri bekerja sebagai kepala sebuah sekolah menengah pertama Islam yang ternama. Di sela-sela kesibukannya, ia masih bisa menjalankan perannya dengan baik di dalam keluarga. Anak-anak mereka juga mempunyai prestasi akademis yang baik.
Di usia yang belum senja, keluarga ini telah mencapai kenikmatan duniawi yang luar biasa. Tujuan akhirat juga tidak mereka lupakan. Sang suami tidak pernah meninggalkan sholat lima waktu, selalu mensyukuri nikmat yang diberikan Allah, membaca al-Qur’an setiap pagi dan malam hari, puasa senin-kamis tidak pernah putus, selalu berdzakat atas setiap hartanya, dan selalu bersedekah untuk lingkungan terdekatnya, termasuk keluarganya. Namun beberapa tahun terakhir, sang suami merasa tubuhnya semakin lemah, semakin rentan terhadap penyakit. Begitu pula dengan istri dan anak-anaknya. Bergantian mereka jatuh sakit, sembuh, sakit lagi. Hal ini sering berulang. Bukan soal biaya pengobatan yang menjadi beban pikirannya, melainkan ia merasa ada yang kurang hidupnya selama ini. Kemudian ia mencoba berpikir kembali tentang apa yang telah ia lalui selama ini, kemungkinan dosa-dosa dan kesalahan yang ia lakukan.
Sampai pada suatu ketika ia dan istrinya mengikuti sebuah pengajian dengan tema sedekah. Dalam ceramahnya, ustadz menyebutkan berbagai macam sedekah, baik itu kepada sesama, kepada tumbuhan, hewan, dan semua ciptaan Allah yang ada di dunia ini. Namun ada hal yang sering dilupakan oleh manusia, yaitu sedekah untuk tubuh kita.
Bersyukur dengan Cara Sholat Dhuha
Tubuh kita telah bekerja keras, melakukan berbagai hal sepanjang hidup kita. Cara berterima kasih dan bersyukur kepada Allah atas tubuh kita adalah dengan melakukan dua rakaat sholat dhuha.
Bagi umat Islam, sholat adalah bentuk ibadah yang paling utama. Seluruh ucapan dan gerakan di dalam sholat berisi kandungan dzikir kepada sang Khalik. Sebagaimana kita ketahui, sholat dhuha merupakan amalan yang sangat ditekankan oleh Rasulullah SAW. Beliau menginginkan kita berusaha semaksimal mungkin menjaga amalan ini, agar kita dapat meraih keutamaanya, semua itu demi kebahagiaan baik didunia maupun di akhirat. Seperti mendapatkan derajat yang mulia, tergolong hamba yang taat, mendapat pahala setara ibadah umrah, diampuni dosa-dosanya, seperti perang cepat menang, waktu mustajab, memenuhi panggilan Allah SWT, mendapat tempat di surga dan dihapus dosa-dosa.
Nah tentunya dengan bersedekah untuk tubuh kita dan diikuti oleh seluruh anggota keluarga kita, tentunya akan menjadi sesuatu yang luar biasa. Sehingga seseorang dianjurkan menunaikannya sebagai inisiatif, bukan atas permintaan. Sangat utama ditunaikan di depan, bukan setelah ada sisa dari suatu harta. Sedekah juga jangan diberikan setelah melaksanakan suatu perbuatan, karena hal itu bukan sedekah, melainkan syukuran. Dengan bersedekah itu akan memberikan hidup penuh kebajikan, selalu tumbuh kepuasan batin dan merasa lebih berbahagia, karena dapat membantu orang lain dan semakin dicintai para sahabat.
Rasulullah saw bersabda, “Dalam tubuh manusia itu ada 360 ruang tulang. Ia harus dikeluarkan sedekahnya untuk setiap ruas tulang tersebut.” Para sahabat bertanya: “Siapalah yang mampu melaksanakan seperti itu, ya Rasulullah?” Beliau bersabda: “Dahak yang ada di masjid lalu dipendam ke tanah, dan membuang sesuatu gangguan dari tengah jalan, maka itu berarti sebuah sedekah. Akan tetapi jika tidak mampu melakukan itu semua, cukuplah engkau mengerjakan dua rakaat sholat dhuha.” (HR Ahmad).
Editor: An-Najmi Fikri R
Leave a Reply