Muslim yang baik hendaklah ia memiliki kecintaan yang besar kepada Nabi Muhammad SAW. Bahkan tak sekedar itu, ia pun harus berusaha penuh untuk meneladani beliau (baginda Nabi SAW) sebagai sosok “uswah hasanah” (QS. Al-Ahzab: 21) dalam segala tindak-tanduknya.
Terkait “mahabbah” (cinta) kepada Nabi, ada sebuah hadis shahih yang di dalamnya Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Tidak seorang pun di antara kalian beriman (dengan iman yang sempurna) sampai aku (Muhammad) lebih dicintainya daripada anaknya, orang tuanya, dan seluruh umat manusia.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Ibnu Hajar Al-Asqalani ketika mensyarah atau menjelaskan hadis tersebut dalam kitab “Fathul Bari”-nya. Ia menegaskan bahwa mahabbah (cinta) kepada Nabi SAW merupakan ushul (pokok) dari iman.
Berangkat dari hal tersebut, maka dapat kita ketahui bahwa mencintai Nabi SAW itu merupakan pokok dan anjuran utama dalam Islam. Bahkan kedudukannya lebih utama daripada mencintai keluarga dan seluruh manusia.
Namun perihal cinta, ia bukanlah sesuatu yang mudah dipaksakan. Umumnya seseorang sebelum mencintai orang lain tentunya terlebih dahulu harus mengenali seperti apa fisiknya dan bagaimana sifatnya dengan cara bertemu.
Pun sama halnya ketika kita ingin mencintai Nabi Muhammad SAW. Hal yang harus kita lakukan adalah dengan mengenal beliau terlebih dahulu. Lalu bagaimana caranya? Sementara kita tidak bisa bertemu langsung dengan Nabi SAW. Karena jarak masa hidup kita yang berbeda jauh dengan beliau.
Para ulama memiliki solusi terkait bagaimana cara kita untuk mengenal baginda Nabi SAW, yaitu dengan cara belajar tentang beliau.
Sebuah Jalan Untuk Mengenal Nabi Muhammad
Dalam khazanah keilmuan islam ada yang disebut dengan al-‘Ulum an-Nabawiyyah (ilmu-ilmu kenabian). Di sana terdapat beberapa keilmuan yang membahas hal ihwal tentang Nabi Muhammad SAW.
Salah seorang ulama Yordania, Syeikh ‘Aun Mu’in Al-Qaddumi dalam kitabnya Al-‘Ulum An-Nabawiyyah menjelaskan bahwa ada lima cabang keilmuan dalam Al-‘Ulum An-Nabawiyyah yang dapat dipelajari setiap muslim sebagai sebuah jalan untuk mengenal Nabi Muhammad SAW.
Pertama, ilmu sirah atau yang juga familiar kita sebut dengan sirah nabawiyyah. Ia merupakan ilmu yang membahas tentang informasi-informasi keseharian sampai dengan malamnya Nabi SAW. Serta peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam kehidupan beliau di dunia dari sejak lahir sampai dengan wafatnya beliau.
Banyak sekali kitab-kitab yang membahas ilmu sirah ini. Di antaranya yang cukup masyhur semisal kitab Sirah Nabawiyyah karya Ibnu Hisyam di era klasik. kitab Ar-Rahiq Al-Makhtum karya Safiyurrahman Mubarakfuri di era kontemporer.
Kedua, ilmu as-Syamail, yaitu ilmu yang membahas sifat-sifat Nabi SAW. Baik sifat khalqiyyah (fisik) seperti bentuk tubuh, wajah, rambut, maupun sifat khuluqiyyah (akhlak) seperti sabar, dermawan, dan lemah lembut. Di antara kitab-kitab as-Syamail yang unggul yaitu, kitab As-Syamail Al-Muhammadiyyah karya Abu Isa At-Tirmidzi. Serta kitab Ar-Roudh Al-Basim fi Syamail Al-Musthafa Abi Qasim karya Abdur Ra’uf Al-Munawi.
Ilmu-Ilmu Mengenai Kenabian
Ketiga, ilmu ad-Dalail, yaitu ilmu yang membahas tentang tanda-tanda, mukjizat, dan karamah Nabi SAW. Di antara kitab-kitab masyhur yang membahas ilmu ad-Dalail ini adalah kitab Dalail An-Nubuwwah wa Ma’rifatu Ahwal Shahib As-Syari’ah karya Al-Baihaqi, kitab Dalail An-Nubuwwah karya Abu Nu’aim Al-Ashbahani, dan kitab Al-Mu’jizaat Al-Ahmadiyyah karya Said An-Nursi.
Keempat, Ilmu al-Khasais, yaitu ilmu yang membahas tentang ciri-ciri khusus Nabi SAW. Baik itu ciri khusus keutamaan Nabi SAW semisal jika beliau tidur matanya, hatinya tidak tidur. Maupun ciri khusus dalam segi syari’at semisal kebolehan Nabi SAW beristri lebih dari empat.
Kitab-kitab yang membahas ilmu ini di antaranya yaitu kitab Al-Khasais Al-Kubra karya As-Suyuthi, kitab Bidayatu As-Sul fi Tafdhil Ar-Rasul karya ‘Izzuddin Abdussalam. kitab Ghayah As-sul fi Khasais Ar-Rasul karya Ibnu Mulaqqin.
Kelima, ilmu al-Fadhail. Ia merupakan ilmu yang membahas tentang pendekatan dan perbandingan terkait keutamaan para nabi yang lain dengan keutamaan Nabi muhammad SAW, baik secara rinci maupun umum.
Di antara kitab-kitab dalam ilmu ini adalah kitab Al-Hadits Al-Muntaqat fi Fadhaili Rasulillah Shalallahu Alaihi wa Sallam karya Abdullah Al-Ghamari, dan kitab Jawahir Al-Bahar fi Fadhaili An-Nabi Al-Mukhtar karya Yusuf An-Nabhani.
Buah yang Manis
Bagi setiap muslim yang telah mampu mengenal Nabi SAW melalui jalan di atas yaitu belajar al-‘Ulum an-Nabawiyyah, maka itu akan mempermudahnya untuk memunculkan mahabbah (cinta) kepada Nabi SAW sehingga dapat mengantarkannya untuk ittiba’ (mengikuti) dan meneladani beliau SAW dalam kehidupannya.
Dengan ini, dapat dikatakan bahwa goal dari mengenal Nabi SAW, adalah mahabbah dan ittiba’ kepada beliau. Dan buah dari menjalankan ketiganya bagi setiap muslim adalah ia akan merasa lebih dekat dengan baginda Nabi SAW bahkan merasa bahwa beliau sang Rasul SAW selalu hadir dalam kehidupannya.
Alangkah sungguh manis buahnya.
Editor: M. Bukhari Muslim
Leave a Reply