Gambaran Umum “Kuliah Islam”
Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa lepas dari proses interaksi antar sesama. Mulai lahir, tumbuh dewasa, tua, manusia sangat bergantung kepada orang lain untuk melanjutkan hidupnya. Dalam kehidupan bermasyarakat kepentingan manusia terbagi menjadi dua, kepentingan pribadi dan kepentingan sosial.
Kepentingan pribadi adalah apa yang dibutuhkan oleh tiap individu itu sendiri. Kepentingan sosial adalah kepentingan umat manusia bersama. Sesuai dengan azas bahwa manusia sebagai makhluk sosial, maka apabila ada dua kepentingan tersebut saling bertentangan maka harus mendahulukan kepentingan sosial.
Untuk mencapai kebahagiaan sejati pada dasarnya berasal dari diri sendiri. Perbuatan baik buru seseorang ditentukan oleh akhlaknya. Oleh karena itu akhlak adalah puncak dari segala ilmu, karenanya manusia dapat mencapai kebahagiaan. Akhlak yang baik dapat menjadikan diri sebagai seorang yang adil.
Plato berpendapat bahwa kebaikan tertinggi adalah keadilan. Keadilan disusun oleh tiga unsur yakni daya syahwat, marah dan daya bertutur. Apabila seseorang dapat mengendalikan ketiga unsur tersebut maka dapat dikatakan sebagai seorang yang adil.
Akhlak (etika) dalam Islam terlah diajarkan Nabi melalui Al-Quran maupun hadis. Pada dasarnya manusia hanya mengetahui apa yang ada. Kalaupun manusia menemukan sesuatu bukan berarti ia menciptakannya, namun sebenarnya sudah ada namun manusia tersebut belum mengetahuinya.
Tiga Tingkatan Ilmu
Tingkatan ilmu ada tiga yaitu, ilmu berdasarkan panca indra, ilmu berdasarkan penalaran dan pemikiran dan ilmu yang diajarkan Allah (al-Quran). Ilmu pertama dan kedua tidak pernah lepas dari kesalahan karena pada dasarnya segala yang diperbuat oleh manusia tidak luput dari kesalahan. Ilmu ketiga merupakan puncak tertinggi dari pengetahuan. Oleh karena itu untuk mempercayai ilmu ketiga ini manusia terlebih dahulu diperintahkan untuk beriman.
Iman tidak membutuhkan rasionalitas akal, karena pada dasarnya iman terletak di hati. Akal manusia memiliki keterbatasan, adapun segalanya yang terdapat di dunia ini tidak seluruhnya diketahui oleh akal. Al-Quran sendiri banyak menerangkan sesuatu yang belum diketahui oleh manusia. Oleh sebab itu dibutuhkan sebuah keimanan untuk mencapai ilmu tingkatan ketiga ini.
Islam mengulas tuntas mengenai permasalahan kemiskinan. Islam membebaskan umatnya untuk menjadi kaya, namun sebagian hartanya ada yang wajib menjadi hak orang lain. Zakat sebagai rukun Islam ke empat merupakan manifestasi dari pensejahteraan orang-orang miskin.
Rasulullah sering menyerukan kepada umatnya untuk tidak menjadi muslim yang miskin. Pada hakikatnya kefakiran sangat dekat dengan kekafiran. Seruan tersebut tidak berarti menjadi miskin adalah sebuah larangan, melainkan Rasulullah menganjurkan umatnya agar menjadi muslim yang bermanfaat bagi orang lain.
Penilaian Buku “Kuliah Islam”
Buku “Kuliah Islam” ini terbagi menjadi dua bab, pertama bab etika dan kedua sosial. Pada bab pertama penulis memaparkan tentang hakikat manusia sebagai makhluk sosial, kemudian ditulis juga pendapat mengenai definisi etika menurut para filsuf Yunani Setelah itu penulis memaparkan definisi etika prespektif Islam.
Di bab dua penulis buku “Kuliah Islam” memaparkan pandangan Islam mengenai kemiskinan dan pemecahannya. Di dalam buku “Kuliah Islam” ini juga menambahkan bebapa teori ekonomi dunia. Semua teori ekonomi tersebut bertujuan kesejahteraan. Namun prakterknya tidak tecapai unsur keadilan dan kesejahteraan. Karena tidak didasarkan pada tuntunan agama. Akibatnya ketimpangan sosial akan selalu ada.
Buku “Kuliah Islam” ini menggunakan bahasa yang lugas dan jelas menurut zaman penulis. Namun karena lamanya rentan waktu antara tahun terbit sampai sekarang, bahasa yang digunakan sudah banyak yang berubah sehingga jika pembaca tidak cermat, akan terjadi kesulitan.
Buku “Kuliah Islam” ini juga lumayan tipis, hanya 88 halaman saja sehingga cukup bagi pembaca untuk memahami buku tersebut. Namun satu kekurangan mendasar adalah buku ini tidak mudah didapatkan di pasaran karena tidak ada cetakan ulang, hanya dapat ditemui di perpustakaan.
Penyunting: Bukhari
Leave a Reply