Belum lama ini publik dihebohkan dengan pernyataan kontoversial salah seorang pejabat pemerintahan yakni Menteri Agama Republik Indonesia, Fachrul Razi. Pernyataannya tentang radikalisme yang ia sebut bisa masuk ke dalam masjid melalui orang-orang yang memiliki penampilan menarik atau good looking cukup menuai kontroversi di khalayak masyarakat Indonesia khususnya umat Islam.
Meskipun akhirnya yang bersangkutan sudah mengklarifikasi tentang pernyataannya, namun tetap saja hal ini menjadi catatan penting bagi pejabat publik. Bahwa jika ingin mengeluarkan opini atau pernyataannya hendaknya selalu berhati-hati karena bagaimana pun segala bentuk perkataan dan laku mereka diperhatikan oleh jutaan pasang mata di Nusantara ini.
Sebenarnya hal ini sangat menarik untuk dikaji, dikupas lebih dalam lagi tentang bagaimana anjuran Islam tentang “fashion“. Agama Islam hadir tidak hanya mengatur bagaimana tata cara berhubungan dengan Tuhan-Nya, tetapi juga sampai pada ranah bagaimana berpakaian dan bagaimana berpenampilan.
Dalam Kitab Syarah Syama’il Muhammadiyah karya Syaikh Abdurrazaq bin Abdil Muhsin Al-Badr, Imam Abu Dawud meriwayatkan dalam sunan-nya, dari Jabir RA, ia berkata “Pada suatu kesempatan, Rosulullah SAW menemui kami. lalu ia melihat seorang laki-laki yang berpenampilan acak-acakan, dimana rambutnya tercerai berai tanpa perawatan. lalu Beliau berkata, “Tidaklah orang ini mempunyai sesuatu yang dapat digunakan untuk merawat rambutnya”. Dan kemudian beliau pun melihat orang lain yang mengenakan pakaian lusuh dan kotor. Kemudian Beliau berkata, “Tidaklah orang ini mempunyai air untuk mencuci pakaiannya”.
Ketika hari ini ada yang berpendapat bahwa umat Islam merupakan umat yang tidak memperhatikan cara berpakaian serta cara berpenampilan, mungkin mereka belum banyak membaca tentang suri tauladan sejati mereka yakni Nabi Muhammad Saw. Banyak sekali riwayat yang menyatakan bahwa Rasulullah memang memiliki wajah dan postur yang apabila orang melihat beliau maka orang tersebut pasti akan jatuh hati pada keindahan yang terpancar dari diri beliau.
Salah satu riwayat yang sangat masyhur yang menggambarkan bagaimana indahnya diri Rasulullah Saw adalah riwayat Jabir bun Samurah. Dalam mendeskripsikan Rasulullah, beliau berkata : “Aku melihat Rasulullah Saw pada malam terang bulan (bulan purnama) dan beliau Saw mengenakan busana berwarna merah. Aku pun memandang Beliau kemudian memandang rembulan. Ternyata beliau menurutku lebih indah dibandingkan rembulan”.
Dan di beberapa riwayat yang lainnya dijelaskan tentang perumpamaan wajah beliau dengan rembulan. Namun perumpamaan ini dilakukan hanya untuk mendekatkan visualisasi pengertian dan kejelasannya. Karena memang Allah SWT menganugerahkan kesempurnaan wajah dan keagungan pada diri Rosululloh saw.
Dari cara berpenampilan, Rosulullah Saw sangat memperhatikan bagaimana kerapihan dan kebersihan diri beliau. Dalam hal ini Anas bin Malik berkata, “Rasulullah Saw sering melumuri rambut kepala beliau dengan minyak rambut, menyisir jenggot, memperbanyak menggunakan masker wajah hingga seolah-olah pakaian beliau pakaian penjual minyak (maksudnya adalah harum)”.
Sudah seyogyanya memang seorang muslim untuk selalu berpenampilan rapih dan beraroma wangi serta berusaha untuk menghilangkan aroma yang tidak sedap dari dirinya, seperti bau keringat ataupun bau asap rokok yang cukup menyengat. Terlebih apabila hendak menunaikan ibadah sholat Jum’at, sholat Jamaah, Shalat Idain, menunaikan ihram. Juga ketika kita akan menghadiri kegiatan yang dihadiri oleh khalayak ramai, memenuhi undangan, berkunjung ke kerabat dan lain sebagainya.
Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah berkata : “ada keistimewaan yang dikandung oleh minyak wangi yakni para para malaikat ternyata menyukai minyak wangi dan setan lari menjauh darinya. Sesuatu yang paling digemari setan adalah bau busuk dan bau tak sedap. Orang-orang yang berjiwa sehat, sudah pasti menyukai aroma wangi sedangkan sebaliknya, orang yang berjiwa sakit tentu menyukai aroma yang busuk. Setiap jiwa cenderung menyukai hal-hal yang selaras dengan karakter dirinya”.
Sebagai muslim yang taat tentunya sudah seyogyanya memusatkan segala pengindraan kita kepada sang idola yang sangat sempurna yakni Rasulullah Saw. Maka menampakkan wajah Bassam, wajah yang selalu tersenyum, menampakkan kebersihan, keindahan dan kerapihan diri merupakan salah satu bentuk manifestasi kecintaan kita kepada Nabi Muhammad Saw. Sekali lagi, berpenampilanlah yang enak dan nyaman dilihat (good looking).
Editor: Rubyanto
Leave a Reply