Prinsip dakwah itu tercantum dalam firman Allah Ta’ala Surah An Nahl ayat 125 yang berbunyi :
ٱدْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلْحِكْمَةِ وَٱلْمَوْعِظَةِ ٱلْحَسَنَةِ ۖ وَجَٰدِلْهُم بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ ۚ
Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.”
Dalam menjelaskan bil hikmah di atas Quraish Shihab mengatakan bahwa hikmah adalah amal ilmiah dan ilmu amaliah. Sehingga setiap dakwah harus berdasar ilmu dan harus berdasar hikmah. Kebijakan yang di sesuaikan bukan hanya sesuai perkembangan zaman, tetapi juga sasaran yang dituju.
Jadi, apabila dakwah kekinian melalui film atau media lain, beliau merefleksikan bahwa dahulu zaman Nabi belum ada film, belum ada radio, maka belum digunakan. Sekarang setelah radio, TV, dan film banyak digunakan, sangat banyak manfaat dan ternyata memiliki pengaruh yang sangat besar. Maka sudah menjadi keseharusan untuk berdakwah dengannya.
“Oleh karena itu jika ada gagasan untuk merambah dakwah melalui film seperti yang di usahakan oleh Gus Mus ini harus didukung oleh banyak orang,” ujar Quraish Shihab dalam acara tanya jawab dengan Gus Mus.
Konten Dakwah Kekinian Seharusnya
Menurut Quraish Shihab, inti ajaran agama adalah damai kemanapun kita pergi. Dan itu bukan hanya ditemukan pada agama Islam, namun juga ada pada agama Kristen, Yahudi, dan Budha. Dalam Al Quran Surah Al Maidah ayat 16 Allah berfirman:
يَهْدِى بِهِ ٱللَّهُ مَنِ ٱتَّبَعَ رِضْوَٰنَهُۥ سُبُلَ ٱلسَّلَٰمِ
Artinya: “Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan.”
Maksud (سُبُلَ) adalah jalan-jalan kecil. Bisa banyak atau sedikit. Asal arahnya kedamaian, maka itu adalah ajaran Islam. “Jadi, kita tidak ingin dakwah yang di sampaikan itu menimbulkan kebencian, permusuhan. Tapi kita ingin berdakwah itu mengajak pada kedamaian,” jelasnya.
Mantan Menteri Agama ini menyebut kedamaian bukan hanya pada ranah pribadi ke pribadi. Tapi kedamaian pada masyarakart kecil seperti keluarga. Bahkan pada masyarakat besar seperti masyarakat dunia. Dan tidak mungkin seseorang dapat memberikan kedamaian kepada orang lain kalau hatinya tidak damai.
Jadi da’i itu harus hatinya damai, harus hatinya cinta, supaya yang keluar juga cinta.Kalau sampai sudah ada benih-benih permusuhan, konflik, ingin menyalahkan orang, apalagi mengkafirkan dan sebagainya, itu bukan dakwah yang benar.
Kekeliruan Dalam Berdakwah Terkini
Dakwah saat ini memang belum terlaksana sesuai apa yang semestinya atau banyak kekurangan, misalnya seringkali da’i itu turun ke tingkat sasarannya. Sasarannya senang dan tertawa. Dai ini menjadi seorang penghibur. Padahal semestinya ia harus meningkatkan sasarannya itu ke tingkat lebih tinggi.
Quraish Shihab menegaskan bahwa kesuksesan dakwah itu tidak diukur dari gelak tawa, tidak juga ratap tangisnya. Tetapi di ukur apakah bertambah pengetahuannya. Kalau bukan pengetahuannya, apakah bertambah kesadarannya untuk menjadi muslim yang baik atau menjadi warga negara yang baik.
Selain itu ada da’i yang malu berkata tidak tau. Ada dakwah yang sedemikian keras. Padahal agama berkata bersikap lemah lembut. Nah ini yang bisa ditemukan paling tidak dari sebagian mubaligh.
Harapan Dakwah Kekinian Kedepannya
Prof. Quraish Shihab mengharapkan agar kiai-kiai, ulama, dan cendekiawan bisa menularkan kedamaian itu kepada masyarakat. Jadi jangan sampai ada dai yang saling menyalahkan. Walaupun itu salah, tapi tidak menyalahkan di depan umum. Sebab masih bisa dilakukan diskusi dengan baik.
“Nabi Muhammad SAW sebelum ditugaskan menyampaikan ajaran, sebelum menjadi Rasul, pengangkatannya menjadi nabi itu dimulai dengan perintah membaca. Jadi da’i harus membaca sebelum menyampaikan,” tegasnya.
Terakhir, ia ingin dakwah kita itu mencerminkan kehalusan budi dan kehalusan kata. Dakwah itu baru menyentuh jika di sertai rasa kasih. Dan kasih itu bisa tercermin dalam tingkah laku dan kata-kata. “Jadi saya kalau mau beri pesan kepada para dai contoh lah Gus Dur dan Gus Mus,” tutupnya dalam sesi tanya jawab itu.
Editor: Yusuf
Leave a Reply