Tanwir.ID Kanal Tafsir Mencerahkan

QS. At-Thur Ayat 6: Fenomena Anomali Al-Bahr Al-Masjur

anomali
Sumber: https://tekno.tempo.co/

Ribuan tahun silam sejak peradaban manusia terbentuk, belum banyak yang mengetahui informasi tentang apa saja yang terdapat di dalam lautan. Hal ini disebabkan belum berkembangnya ilmu pengetahuan saat itu. Selama ini banyak orang awam mengira bahwa gunung berapi hanya berada di daratan saja. Padahal anggapan mereka sangat keliru. Karena gunung berapi bisa terbentuk dimana saja di lapisan Atmosfer permukaan bumi, baik di daratan, lautan maupun samudera karena anomali.

Pada abad ke-20 dengan berkembangnya ilmu teknologi dan kelautan memungkinkan para ilmuan untuk melakukan observasi lautan. Gunung berapi di dasar laut ditemukan oleh seorang ahli geologi asal Amerika dan Rusia yaitu Rona Clint, Anatol S dan Yuri Bagdanov. Para ilmuan menemukan fenomena ini secara tidak sengaja saat meneliti kerak bumi dan patahannya di dasar lautan di lepas pantai Miami.

Kajian Tafsir Al-Bahr Al-Masjur

Salah satu fenomena alam yang terjadi di lautan adalah adanya kobaran api di dasar laut. Hal ini menjadi menarik karena al-Qur’an memberikan isyarat di dalamnya. Allah memberikan manusia keluasan untuk menggali dan mengembangkan fenomena serta hukum alam yang ada untuk membuktikan bahwa Allah Maha Kuasa dengan segala penciptaannya.

Suatu fenomena tersebut berawal dari isyarat ayat kauniyah dalam Alquran yaitu Surat At-Thur ayat 6, yang berbunyi:

وَالْبَحْرِ الْمَسْجُورِ

Artinya: “Dan laut yang di dalam tanahnya ada api.”

Kosa Kata dan Penafsiran

الْبَحْر : Dalam kamus Mu’jam al-Mufahras li Alfad al-Qur’an al-Karim kata al-Bahr dalam Al-Qur’an disebutkan sebanyak 39 kali yang 33 kali berbentuk mufrod. 5 kali berbentuk mutsanna dan 1 kali berbentuk jama’. Dalam konteks mutsanna ada 2 lafadz yang digunakan dalam al-Qur’an. Pertama, lafaz bahrani. Kedua, bahraini, satu lafaz dengan bentuk jama’ yaitu kata abhar.

الْمَسْجُور: Berasal dari kata sajara yang dalam pemahaman orang Arab saat itu adalah sajarat tannur; (menyalakan tumpu hingga memanas) dan sajara an-nahara. (sungai yang penuh). Sehingga kata sajara memiliki dua makna yaitu penuh dan menyala.

Baca Juga  4 Alasan Mengapa Al-Qur’an Berbahasa Arab

Menurut Fahruddin al-Razi bahwa laut yang dimaksud bukan laut di dunia melainkan lautan yang berada di langit. Dan lautan ini pernah dijadikan oleh Nabi Yunus untuk berkholwat kepada Allah dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada-Nya.

Al-Qur’an dan Alam Semesta

Di dalam al-Qur’an, terdapat lebih dari 800 ayat kauniyah yang memberikan petunjuk kepada manusia yang membahas terkait fenomena alam. Kajian ayat-ayat kauniyah dalam al-Qur’an menjadi tidak mengakar pada realitas dan penalaran tanpa ada dukungan sains. Karena itu perlu adanya pertemuan antara keduanya.

Gunung berapi yang berada didaratan merupakan fenomena biasa yang sering terjadi.  Namun, ketika kita melihat dalam Kalamullah Qs. At-Thur: 6, kita akan mendapati sebuah kuasa Allah yang sulit diterima oleh nalar manusia. Dimana pada ayat tersebut Allah telah bersumpah atas nama laut yang masjur.

Kata Masjur  dalam  bahasa Arab berarti sesuatu yang dinyalakan sehingga menjadi panas. Frasa albahru al-Masjur pada ayat ini adalah suatu keajaiban. Mengingat bahwa pada hakikatnya api akan padam ketika bersentuhan dengan air.

Struktur Bumi

Selain itu, pada ayat tersebut juga menjelaskan tentang struktur bumi. Dimana adanya teori pemisahan lantai laut (seafloor spreading) yang menyebabkan magma di bawah kerak bumi keluar dengan tekanan yang kuat kepermukaan di bawah laut. Adapun penyejukan maqma telah membentuk lapisan-lapisan batuan yang lama kelamaan menjadi daratan atau dikenal dengan pulau.

Batuan kerak bumi yang berada didasar samudra tersusun dari mineral  bersifat basaltik yang memiliki warna kehitaman atau gelap. Sebuah riset penelitian menemukan bahwa, adanya pegunungan di dasar samudra Atlantik yang mencapai 4.000 mil. Terdiri dari rangkaian pegunungan, lembah, dan gunung api. Selain itu, Anomali magnetik dasar laut ini menunjukkan pola simestris bolak-balik disepanjang sisi kanan dan kiri punggungan tengah samudra. Semakin menjauhi punggungan tengah samudra, umur batuan semakin tua,  begitupula sebaliknya. Semakin mendekati sumbu punggungan samudra, terdapat batuan yang umurnya relatif lebih muda.

Baca Juga  Multiverse dalam Al-Quran: Antara Kecepatan Cahaya, Time Machine dan Relativitas

Aktivitas pergerakan simetris ini, yang membentuk punggungan tengah samudera yang berada di dasar samudera bergerak dengan kecepatan 20 mm per tahun. Sebagai konsekuensi adanya mekanisme konveksi yang terjadi didalam mantel bumi. Adanya magma dalam gunung berapi adalah suatu material yang dierupsikan, rekahan yang menghubungkan magma dangan permukaan bumi dan dikontrol dengan gaya tektonik.

Anomali Magnetik

Dalam anomali magnetik di dasar laut ini, juga telah melahirkan teori lempeng tektonik. Dimana teori ini menunjukkan bahwa permukaan bumi terbagi menjadi beberapa bagian. Yaitu: kulit bumi (litosphere) yang memiliki temperatur lebih rendah sehingga batuan di dalamnya relatif tidak berubah dalam skala waktu geologi yang sangat panjang. Selanjutnya adalah  astenosfer (asthenosphere) yang memiliki material yang cukup panas dan menyebabkan terjadinya rayapan yang menyerupai fluida. Dengan demikian kita bisa menganalisa bahwa, seolah-olah lempeng litosfer berada diatas lempeng astenosfer yang dapat bergerak ibarat benda cair.

Sifat-sifat dan kegiatan dalam perut bumi dinamakan dengan magmatisme. Aktivitas gunung berapi didarat berlangsung secara normal yang dipengaruhi oleh proses oksigen seperti hujan, angin, dan aktivitas manusia. Sedangkan yang dilaut, berlangsung yang dipengaruhi sedimentasi.

Dengan kemajuan iptek, fenomena api didasar laut ditemukan. Yaitu oleh ahli geologi berkebangsaan Rusia, Anatol Sbagovich dan Yuri Bangdanov, beserta rekannya dari Amerika Serikat Rona Clint. Mereka pada awalnya meneliti kerak bumi dan patahan didasar laut pada pertengahan 1990 tahun silam. Pada saat itu, mereka secara tidak sengaja menjumpai adanya semburan api yang mencapai   berasal dari tanah dasar laut.

Fenomena gunung di dasar laut adalah diakibatkan oleh 2 lempeng samudera yang berdekatan bergerak memisah. Sebuah lembah celah ditengah samudera akan terbentuk. Magma dari mantel naik keatas melalui celah dan memadat di atas permukaan, membentuk sebuah rangkaian pegunungan bawah laut; yang dapat mencapai ketinggian 3000 m ( 10.000). Lempeng samudra ini terpecah-pecah menjadi beberapa bagian sebagai sesar geser yang memungkinkan lantai samudera yang membelok kesekeliling bumi.

Baca Juga  Tafsir Al‐Jawahir: Mengurai Keajaiban Alam dalam Al-Qur'an (2)

Kesimpulan

Disekitar anomali gunung api didasar laut ini juga, terdapat kuasa Allah yang lain. Bahwa banyak dijumpai aktivitas hidrotermal bawah laut  (submarine hydrothermal activity) yang berhubungan dengan pembentukan mineral sulida; yang mengadung biji emas, tembaga, seng, dan lain sebagainya. Selain itu, kita akan menjumpai berbagai macam kehidupan bawah laut dengan bantuan cerobong; hidrothermal vent yang menjadi saluran keluarnya panas yang dapat memfasilitasi hadirnya bakteri archae yang sangat mendukung terjadinya rantai makanan.

Berdasarkan pemaparan yang telah disebutkan, patutlah kita syukuri, dengan karunia akal yg sudah Allah berikan. Kewajiban kita adalah selalu meningkatkan pengetahuan kita dengan ‘membaca’ kalamullah dan menyingkap maksud yang ingin disampaikan Pencipta.