Tanwir.ID Kanal Tafsir Mencerahkan

PSIPP ITB Ahmad Dahlan Jakarta Gelar Webinar “Dari Kita untuk Mereka”

psipp itb ad

Tanwir.id – Pada hari Senin (7/9), Pusat Studi Islam, Perempuan, dan Pembangunan (PSIPP) Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan (ITB-AD) Jakarta menggelar Webinar bertajuk “Dari Kita untuk Mereka” secara daring. Webinar ini adalah rangkaian diskusi berseri yang membicarakan tentang pandangan ulama tarjih Muhammadiyah tentang Kekerasan terhadap perempuan atau kekerasan seksual.

Hamim Ilyas, Wakil Ketua Majelis Tarjih PP Muhammadiyah menjadi pembicara pertama dalam webinar tersebut. Pembicara yang lain antara lain Endang Mintarja, Ketua Majelis Tarjih PW Muhammadiyah DKI Jakarta; Yuniyati Chuzaifah, Tim Ahli PSIPP ITB-AD; dan Purwidianto, Dosen FAI UHAMKA Jakarta sekaligus Majelis Tarjih Muhammadiyah DKI Jakarta.

Acara yang dilaksanakan melalui Zoom ini disiarkan langsung melalui kanal YouTube ITB-AD sekaligus PSIPP ITB-AD. Diskusi seri pertama ini rencananya akan dilanjutkan pada seri-seri selanjutnya sampai tujuh seri.

Yulianti Muthmainnah, Ketua PSIPP ITB-AD mengatakan dalam sambutannya bahwa acara ini penting mengingat banyaknya kekosongan hukum yang merugikan perempuan. Kendati demikian, ia meyakini bahwa Muhammadiyah sebagai ormas Islam moderat mampu membumikan hukum Islam yang pro terhadap perempuan.

“Muhammadiyah sebagai organisasi besar di Indonesia membuat kebijakan-kebijakan yang diturunkan dari ajaran Islam. Misalnya pada tahun 1972 Muhammadiyah mengeluarkan buku berjudul Adabul Mar’ah. Adabul Mar’ah ini sangat menarik karena didalamnya perempuan boleh menjadi hakim pengadilan agama, bahkan menjadi presiden,” jelasnya.

Hamim Ilyas sebagai pembicara pertama menyampaikan tentang konsep tauhid rahamutiyah. Menurutnya, dunia Alquran dan hadis adalah rahmat. Islam diturunkan sebagai rahmat. Alquran diturunkan untuk menjadi rahmat. Dan Nabi Muhammad diutus sebagai rahmat.

Jika umat Islam memahami konsep ini, maka tidak akan terjadi kekerasan terhadap perempuan. “Alquran diturunkan untuk menciptakan hayah thoyyibah (kehidupan yang baik). Hasil penerapan Alquran, seperti dalam surat Ibrahim, adalah mengeluarkan umat manusia dari kegelapan ke dalam terang benderang. Tidak ada perlindungan terhadap perempuan berarti kegelapan. Adanya perlindungan berarti terang benderang,” jelasnya.

Baca Juga  Urgensi Menulis dengan Perspektif Gender

Webinar ini berjalan dengan cukup interaktif dan lancar. Banyak peserta yang bertanya kepada narasumber terkait isu-isu perempuan.

Reporter: Rubyanto