Penalaran merupakan sebuah rangkaian proses berpikir yang membuahkan pengetahuan. Agar pengetahuan yang telah dihasilkan oleh penalaran itu mempunyai dasar pijakan yang benar maka; proses berpikir yang telah disistem harus melewati tata cara tertentu. Sebuah pemikiran bisa dikatan valid atau bisa dijamin keabsahannya jika proses penarikan kesimpulan itu dilakukan dengan cara tertentu. Cara penarikan itu disebut dengan istilah logika. Peranan logika untuk kajian hadis.
Menurut para ahli, logika diartikan sebagai sebuah ilmu yang kegunaannya untuk mempelajari sebuah metode serta hukum-hukum yang digunakan sebagai pembeda antara penalaran yang benar dan penalaran yang salah.
Sedangkan istilah logika diredupsi dari bahasa latin dari akar kata ‘logos‘ yang mempunyai makna perkataan, ucapan, atau sabda. Menurut Konrad Kebung logika dipahami sebagai ilmu untuk menalar atau sebuah seni berpikir yang efisien dan akurat. Karenanya, dapat ditemukan berbagai macam isyarat dan petunjuk mengenai bagaimana seharusnya berpikir secara logis dan teratur; bagaimana cara menginterpretasikan pikiran secara tepat dan jelas, dan bagaimana cara praktis membedakan pemikiran yang benar-benar logis.
Kata logika dalam terminologi keilmuan islam disebut dengan istilah mantiq yang berasal dari kata kerja nataqa yang mempunyai makna berkata, atau berucap. Dalam sebuah buku yang berjudul Logic and Languange of Education; istilah mantiq disematkan sebagai sebuah upaya penyelidikan mengenai dasar metode-metode berpikir benar. Dalam kamus Mu’jam Al-Munjid mantiq digambarkan sebagai sebuah hukum yang memelihara hati Nurani agar terhindar dari kesalahan dalam berpikir. (Mundiri, 2020: 2)
Macam-macam Logika
Macam-macam logika sebagaimana dijelaskan oleh para logikawan di bagi menjadi dua macam yaitu, logika alamiah dan ilmiah. Peranan logika alamiah pada umumnya dikonsepsikan sebagai kinerja akalmanusia yang berpikir secara tepat; lurus sebelum terkontaminasi oleh keinginan-keinginan dan pola pikir yang cenderung subjektif. Adapun logika ilmiah adalah sebuah akal budi yang secara khusus memberikan rumusan asas-asas pemikiran. Dengan adanya logika ilmiah akal budi dapat bekerja dengan lebih efisien, dan akurat.
Peran Logika
Logika tidak hanya berfungsi sebagai penyokong ilmu baru. Lebih daripada itu, logika tanpa disadari bisa menjadi sebuah penentu dari kebenaran atau kesalahan. Jika, yang digunakan adalah argumen yang logis maka, hasilnya juga ikut logis pula. Sebaliknya, jika argument yang dibangun adlah argument yang salah maka, akan menghasilkan kesimpulan yang salah pula.
Peran logika bagi filsafat ilmu adalah membantu untuk berpikir lurus, tepat dan terstruktur agar mendapatkan; sebuah kebenaran yang hakiki, dan terhindar dari kekeliruan dan cacat logika. Logika mengajak terhadap berpikir benar, tidak terbelenggu dalam gulatan prasangka dan keyakinan seseorang; karenanya, ia mendidik manusia agar bersifat obyektif, berani, dan tegas untuk mengambil sikap yang dibutuhkan dalam kondisi tertentu.
Peran Logika Bagi Hadis
Ilmu Mantiq yang juga masyhur dengan sebutan Ilmu Logika berperan sebagai alat atau perangakat untuk berpikir; guna mencari sebuah konklusi yang paling tepat, sehingga siapapun orang yang dapat menguasainya terhindar dari kesalahan berpikir. Ilmu mantiq adalah media yang digunakan untuk membela ilmu kalam pada masa dulu. Mempelajari ilmu ini adalah sebuah keharusan semestinya. Karena, Hadis ataupun al-Qur’an yang merupakan dalil naqli juga perlu bukti dari dalil aqli.
Memahami isi kandungan al-Qur’an atau Hadis akan terasa kering kelonta jika hanya dipahami sebagai teks mati atau sebuah azimat yang hanya ditulis dikertas saja. Namun, teks itu akan lebih hidup dan mengena jika dapat diungkap makna dibalik kandungannya. Sehingga siapapun yang membaca Hadis ataupun ayat al-Qur’an akan terkesima bahkan. Jika dibaca menggunakan akal dan hati akan menambah keimanan serta keilmuan. Sejarah membuktikan bahwa, ulama terdahulu mampu mengungkap kemukjizatan al-Qur’an dan Hadis tidak hanya menoton terhadap dalil Naqli tapi juga menggunakan pendekatan dalil Aqli.
Salah satu syarat hadis shahih adalah ‘Adam al-Syuzuz (terhindar dari kejanggalan) dan terhindar dari cacat. Syuhudi Ismail merumusan kaedah minor bagi matan hadis terhindar dari Syuzuz dan illat yaitu; pertama, matan yang bersangkutan tidak menyendiri; kedua matan hadis tidak bertentangan dengan hadis yang lebih shahih; ketiga tidak bertentangan dengan al-Qur’an, keempat ialah tidak bertentangan dengan akal sehat, indera dan sejarah.
Dari pemaparan yang telah penulis jelaskan dapat diambil kesimpulanbahwa, logika memegang peranan penting bukan hanya dalam keilmuan filsafat saja; tetapi secara umum dalam segala aspek bidang keilmuan. Sebab, dengan logika sebuah argumen atau ungkapan dapat diketahui titik benar dan salahnya. Hadis bisa dikatan da’if matannya apabila isi matannya bertentangan dengan akal sehat (logika).
Kanal Tafsir Mencerahkan
Sebuah media Islam yang mempromosikan tafsir yang progresif dan kontekstual. Hadir sebagai respon atas maraknya tafsir-tafsir keagamaan yang kaku dan konservatif.