Dalam beberapa literatur, dijelaskan fase perkembangan ilmu pengetahuan yang dimulai dari zaman pra Yunani Kuno, zaman Yunani, zaman pertengahan klasik (kebangkitan Islam), renaisance, dan modern (A. Khudori Soleh). Proses perjalanan perkembangan ilmu pengetahuan mengalami perjalanan yang begitu Panjang, sampai saat ini kita Kembali berkutat dengan berbagai persoalan atas ilmu pengetahuan. Bahkan jauh sebelum itu, para ulama serta para cendekiawan muslim sudah banyak memberikan kita contoh yang masyhur atas perkembangan ilmu pengetahuan dalam Islam. Saat itu, Islam menjadi role model serta kiblat peradaban berkembanghnya ilmu pengetahuan. Baghdad dan Cordoba menjadi sentral kebangkitan ilmu pengetahuan.
Bisa kita lihat di masa keemasan Islam, banyak para ulama kita yang terkenal dan memiliki pemikiran yang sampai saat ini masih dijadikan sebagai rujukan dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Ibnu Sina, Ibnu Rush, Al-Kawarismi dan lain sebagainya telah memberikan jejak yang begitu luar biasa untuk kita jadikan sebagai rujukan dan mengambil ibrah dari pemikiran mereka. Namun perlu di sayangkan, justru yang banyak mengambil pemikiran mereka ialah Barat yang hari ini menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Sekitar abad ke 19, dan runtuhnya kerajaan Turki Usmani membuat peradaban Islam menjadi tenggelam dan sampai saat ini, kita mencoba Kembali merangkak untuk berdiri, berjalan mengembalikan kejayaan Islam saat itu.
Pembaharuan Pendidikan Islam
Perlu adanya pembaharuan dalam Pendidikan Islam. Pendidikan di awal zaman Nabi dan para sahabat serta sampai kepada zaman kerajaan Islam semua masih terfokus kepada pendiidkan Islam murni. Pada masa dinasti Abasiyah, membagi pendiidkan menjadi tiga yaitu, Pendidikan dasar yang pelajarannya membaca, menulis, serta mempelajari Al-Quran. Pendidikan menengah pelajarannya di fokuskan kepada fiqih, Al-Quran, hadis, belajar Bahasa Arab, Nahwu dan sorof dan sebagainya. Serta Pendidikan tinggi yang banyak mempelajari ilmu-ilmu terapan, biologi, Bahasa, ilmu kalam, Al-Qur’an, tafsir dan banyak lagi. Sehingga banyak cendekiawan kita saat ini, mengatakan perlu adanya pembaharuan terhadap Pendidikan Islam saat ini. Banyak kita dengar dengan sebutan islamisasi ilmu pengetahuan, yang dianggap Pendidikan Islam telah terkontaminasi oleh Pendidikan Barat yang secular.
Menurut Zaini Dahlan penyebab harus dilakukannya pembaharuan terhadap pendidikan Islam agar memantik kemajuan Islam disebabkan paham tauhid yang sudah tercampur aduk dengan yang lain, kejumudan berfikir umat Islam saat ini, tidak adanya kesatuan dan persatuan antar umat serta kontak Islam dan Barat hari ini, yang menyebabkan perubahan dalam dunia Pendidikan Islam. Pembaharuan ini dilakukan untuk mengembalikan ajaran Islam yang terkikis yang diakibatkan tidak adanya lagi rasa memiliki dan tanggungjawab kepada kemajuan Islam. Tidak bisa dipungkiri bahwa, kemajuan peradaban Barat harus diakui, mengambil contoh atas kegigihan Barat membesarkan diri dalam menguasai ilmu pengetahuan. Maka perlu adanya peninjauan ulang terhadap Pendidikan Islam saat ini. Termasuk kurikulumnya, sumber daya manusianya serta system yang perlu diperbaiki.
Metode Berfikir Pendidikan Islam
Maka perlu kembali kepada Al-Quran dan Sunah sebagai rujukan dari segala aktifitas hidup umat manusia, tak terkecuali Pendidikan Islam. Bagaimana Allah Swt dalam menciptakan Adam tidak hanya begitu saja, namun Allah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepadanya untuk dipergunakan selama hidup di muka bumi sebagai manusia. Selain itu Allah juga telah banyak memberikan mukjizat kepada Nabi Muhammad yang seorang ummi (tidak bisa membaca dan menulis) mampu menguasai ilmu pengetahuan. Bukan karena mereka Nabi kemudian mereka mampu menguasai segalanya. Di otak kita sudah diberikan keistimewaan oleh Allah untuk mampu menguasai segala ilmu pengetahuan yang ada, bahkan memori itu tinggal kita simpan sesuai dengan tempatnya di dalam otak kita.
Sehingga Zaini Dahlan mengatakan dalam bukunya sejarah pendidikan Islam ada dua metode berfikir yang umat Islam saat ini telah meninggalkannya yaitu berfikir Logis dan Sufistik. Berfikir logis umat Islam telah banyak ditinggalkan, bahkan tidak lagi mau menggunakannya disebabkan pemahaman yang kurang atas metode tersebut. Tinggallah pemikiran sufistik yang dipertahankan, pemikiran yang mengedepankan hakikat sesuatu dibandingkan dengan mengapa harus mengetahui sesuatu. Padahal keduanya harus disatu padukan agar menjadi satu konsep yang luar biasa. Akhirnya berpikir logis ini dikembangkanm oleh barat dan hari ini bisa kita lihat hasilnya. Bukan melemahkan pandangan Pendidikan Islam saat ini, hanya saja jika kita terus terkungkung dalam pemikiran yang sempit maka kemajuan tidak akan kita dapatkan.
Sehingga para ulama mengatakan penyebab kemunduran umat Islam saat ini, disebabkan merosotnya Pendidikan Islam. Bagaimana peran Pendidikan Islam sangat besar di sini. Maka dari itu persatuan dan kesatuan umat, mengeluarkan pemikiran umat dari kejumudan serta memperkokoh tauhid merupakan bagian terkecil yang harus kita lakukan saat ini, untuk memperbaiki keadaan Pendidikan Islam. Kita meyakini bahwa umat Islam akan kembali bangkit dan berjaya. Pertanyaan kemudian apakah kita sudah mempersiakan diri untuk menyambut kebangkitan dan kejayaan Islam itu?
Editor: An-Najmi Fikri R
Leave a Reply