Maksiat adalah lawan dari taat, pertentangan dari perintah, mengikuti atau mengerjakan apa yang dikehendaki. Ketika dikatakan, “Seorang hamba berbuat maksiat kepada Tuhannya.” Maka itu berarti dia menyelisihi perintah Tuhannya, mengerjakan apa yang dilarang atau meninggalkan apa yang diperintahkan oleh Allah Swt. dan Rasul-Nya. Hal itu karena dia lebih memilih mengikuti hawa nafsunya daripada apa yang dipilih oleh Allah Swt dan Rasul-Nya.
Sebab-Sebab Terjadinya Kemaksiatan
Maksiat dilakukan dengan sembunyi-sembunyi dari keramaian dan dari hadapan manusia saja, sudah sampai seberat itu resikonya dari Allah Swt. Tanpa mempedulikan dia yang masih beribadah kepada Allah Swt., menghidupkan malamnya yang berarti dia juga ahli berdoa dan shalat malam, lalu betapa dahsyatnya murka Allah Swt. Kepada pelaku maksiat yang dilakukan secara terang-terangan dihadapan orang, ditengah keramaian manusia dan bisa dibilang orang yang ahli ibadah?
Maka sangat penting bagi kita mengenali apa sebab-sebab yang membuat seseorang mudah melakukan perbuatan maksiat, sehingga kemudian kita bisa menghindari perbuatan maksiat itu.
Pertama, lemahnya iman. Apabila iman seseorang itu kuat, saat ada kemaksiatan, maka rasa takutnya kepada Allah Swt. Akan menjaganya, dia sadar bahwa nikmatnya maksiat itu adalah kesenangan dunia yang sementara. Kedua, teman bergaul yang buruk. Ingatlah bahwa banyak maksiat yang terjadi karena teman bergaul yang jelek. Ketiga, tidak menundukkan pandangan mata dari yang haram, bahkan membebaskannya. Keempat, banyak waktu luang, namum disia-siakan. Kelima, meremehkan yang haram.
Bahaya Maksiat Terhadap Keimanan
Iman itu dapat bertambah dan dapat juga berkurang, sekaligus menunjukkan bahwa amal adalah bagian dari iman. Dan iman itu bertambah ketika kita melakukan amal yang sesuai dengan al-Quran dan hadis. Sedangkan iman itu berkurang manakala kita melanggar dan berbuat maksiat. Keimanan seseorang itu tidak sama satu dengan yang lainnya. Bertambahnya amal salih dan keyakinan diri seseorang, maka bertambah pula keimanannya dan menjadi lebih utama dibanding dengan orang yang selainnya.
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa cabang yang tertinggi adalah ucapan dan cabang yang terendah adalah menyingkirkan gangguan di jalan. Maka itu menunjukkan bahwa masing-masing cabang iman ini mempunyai nilai dan bobot yang tidak sama, baik yang berupa mengerjakan (kebaikan) maupun meninggalkan (larangan).
Apabila kemaksiatan itu terus-menerus dilakukan maka kotoran dosa maksiat itupun terus-menerus ada dan bertambah. Sampai menutup dengan tetap di dalam hatinya, sehingga dia tidak lagi mengenal kebaikan dan tidak lagi ingkar terhadap kemungkaran dan dosa, sehingga ancaman nerakalah yang menantinya.
Rasulullah Saw. bersabda:
“Sesungguhnya orang iman itu ketika berbuat dosa maka terdapat titik hitam di hatinya. Kemudian apabila dia bertaubat, meninggalkan dan memohon ampunan maka dibersihkan hatinya. Dan jika dia menambah dosa maka bertambahlah bintik hitamnya, sampai menutupi hatinya. Itulah ‘roon’ yang disebut oleh Allah Swt. Dalam al-Quran: “Tidaklah demikian, bahkan apa yang selalu mereka perbuat (maksiat) itu menutup hati mereka”. (H.R Ahmad)
Editor: Bukhari
Leave a Reply