Surah al-Falaq merupakan surah ke 113 yang jumlah ayatnya ada 5 serta tergolong surah makiyyah. Adapun potret skestsa kandungan isinya terdapat sebuah didikan Allah Ta’ala kepada hamba-Nya agar senantiasa meminta perlindungan kepada kebesara-Nya,meminta perlindungan dengan ke-Agungan, dan kekuasaan-Nya dari segala bentuk kejelekan makhluk, dan kejelekan malam ketika petang, alih-alih rasa takut yang menimpanya disaat malam, serta meminta perlindungan dari segala pendengki dan penyihir.
Penafsiran Surat Al-Falaq
Surah tersebut termasuk surah mu’awwidzatain yang diamalkan Rasulullah Saw ketika meminta perlindungan dari segala kejahatan. Sebab itu, penulis ingin menyajikan interpretasi surah al-Falaq dalam perspektif salah satu ulama’ tafsir yang karya tafsirnya sudah membumi di berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Yakni Syekh Muhammad Ali Ashabuni. Berikut redaksinya:
[ الفلق ] الفلق : الصبح تقول العرب : هو أبين من فلق الصبح ، وأصله من فلق الشيء أي شققته ، فكل ما إنفلق من شىء ، من حيوان ، وحب ، ونوى ، فهو فلق ، ومنه ” فالق الإصباح ” ، قال ذو الرمة : ” حتى إذا ما انجلى عن وجهه فلق ” أي انجلى الصبح عن وجهه “
“Al-falaq artinya waktu subuh, orang arab biasanya mengatakan al-falaq itu lebih jelas dari falaqus subhuh (cahaya subuh). Sedangkan asalnya dari فلق الشيء أي شققته (saya membelah sesuatu). Dan Segala sesuatu yang terpisah dari hewan, biji-bijian atapun biji kurma itu dikatakan falaq (sesuatu yang tebelah). Atau juga bisa dikatakan sinar cahaya subuh, Dzu Rummah berkata: sehingga ketika telah jelas sesuatu dari arah falaq. Yakni telah jelas waktu memancarnya cahaya subuh.
***
[ غاسق ] الغاسق : الليل إذا إشتد ظلامه ، والغسق أول ظلمة الليل يقال : غسق الليل أي أظلم ، قال الشاعر : إن هذا الليل قد غسقا وإشتكيت الهم والأرقا
“Ialah malam ketika gelap gulita, sedangkan ghasaq sendiri awal petangnya malam. Dikatakan: malam itu telah petang, dan seorang syairpun mengatakan:”sungguh telah gelap malam ini, sedang aku merasa gelisah dan terjaga”.
[ وقب ] دخل بظلامه ، والوقوب : الدخول
[ النفاثات ] النفث : شبه النفخ دون تفل بالريق ، فإذا كان معه ريق فهو التفل ، قال عنترة : فان يبرا فلم أنفث عليه وإن يفقد فحق له الفقود
“Ialah masuknya waktu petang, sedangkan wuqub ialah masuk. An-naffastat ialah jamaknya naftsun yaitu menyerupai tiupan (yang tidak ada ludah air liurnya). Dan tiupan yang ada air liurnya dikatakan at-tufl. Intirah berkata: “jika ia sembuh maka tak usah menyihirnya, dan jika ia hilang sakitnya maka pastikan kalau ia sehat”.
[ قل أعوذ برب الفلق ] أي قل يا محمد إلتجىء وأعتصم برب الصبح ، الذي ينفلق عنه الليل ، وينجلي عنه الظلام ، قال ابن عباس : [ الفلق ] الصبح كقوله تعالى [ فالق الإصباح ] وفي أمثال العرب : هو أبين من فلق الصبح ، قال المفسرون : سبب تخصيص الصبح بالتعوذ ، أن إنبثاق نور الصبح بعد شدة الظلمة ، كالمثل لمجيء الفرج بعد الشدة ، فكما أن الإنسان يكون منتظرا لطلوع الصباح ، فكذلك الخائف يترقب مجىء النجاح
“Katakanlah Muhammad “saya meminta perlindungan dan berpegang teguh kepada Tuhan pemilik waktu subuh yang menjadikan terangnya malam yang petang , Ibnu Abbas berkata: falaq ialah waktu subuh seperti firman Allah Ta’ala فالق الإصباح ( terbitnya waktu subuh), dalam amtsal arab: lebih terang dari sinar subuh, Mufassir berkata: sabab pentakhsisan meminta pertolongan diwaktu subuh ialah bahwa terbitnya waktu subuh itu ketika larutnya malam yang petang, seperti kelapangan yang datang setelah kesusaha, seakan manusia menunggu kemunculan terbitnya waktu subuh. Oleh karena itu orang yang takut dari bahaya apapun pasti menantikan akan datangnya keselamatan bagi dirinya.”
[ من شر ما خلق ] أي من شر جميع المخلوقات ، من الإنس ، والجن ، والدواب ، والهوام ، ومن شر كل مؤذ خلقه الله تعالى
“Maksudnya ialah : Meminta perlindungan dari kejelekan makhluk, baik manusia, jin, binatang, binatang berbisa, dan dari segala makhluk ciptaan Allah Ta’ala yang ingin menyakitinya”
***
[ ومن شر غاسق إذا وقب ] أي ومن شر الليل إذا أظلم ، وإشتد ظلامه ، فإن ظلمة الليل ينتشر عندها أهل الشر من الإنس والجن ، ولهذا قالوا في المثل : (الليل أخفى للويل) ، قال الرازي : وإنما أمر أن يتعوذ من شر الليل ، لأن في الليل تخرج السباع من آجامها ، والهوام من مكانها ، ويهجم السارق والمكابر ، ويقع الحريق ، ويقل فيه الغوث
Maksudnya ialah : meminta perlindungan dari kejelekan malam ketika petang, karena sesungguhnya dimalam hari waktu yang tepat bagi manusia dan jin untuk melakukan kejahatan, oleh karenanya mereka berkata dengan perumpaan: “malam hari itu menyembunyikan kebinasaan”, Ar-Razi berkata: sesungguhnya seseorang diperintahkan untuk berlindung ketika malam, karena dimalam hari waktu keluar binatang buas dan hewan-hewan berbisa dari sarangnya, waktu dimana pencuri menyerang, rawannya kebakaran. Oleh karenanya dianjurkan meminta pertolongan di malam hari.
[ ومن شر النفاثات في العقد ] أي ومن شر السواحر اللواتي يعقدن عقدا في خيوط ، وينفثن – أي ينفخن – فيها ليضروا عباد الله بسحرهن ، ويفرقوا بين الرجل وزوجه [ وما هم بضارين به من أحد إلا بإذن الله ] قال في البحر : وسبب نزول المعوذتين قصة ” لبيد بن الأعصم ” الذي سحر رسول الله(ص) ، في مشط ومشاطة وجف – قشر الطلع -طلعة ذكر ، ووتر معقود فيه إحدى عشرة عقدة ، مغروز بالإبر ، فأنزلت عليه المعوذتان ، فجعل كلما قرأ آية إنحلت عقدة ، ووجد في نفسه خفة(ص) ، حتى إنحلت العقدة الأخيرة فقام فكأنما نشط من عقال
“Dari kejelekan wanita-wanita tukang sihir yang mengikat tali kemudian meniupnya untuk menyakiti hamba-hamba Allah dengan sihir mereka. Sehingga menjadikan cerainya suami dan istri. (tiada satupun yang bisa membahayai kecuali atas izin Allah), beliau berkata dalam kitab al-bahr bahwa sebab turunnya dua surat ini itu cerita labid bin A’sham yang menyihir Rasulullah dengan sisir dan seludang mayang yang dikeringkan, dan ada juga tali busur yang di ikat dengan 11 kali ikatan kemudian ditancapkan jarum di dalamnya. Maka kemudian Allah menurunkah dua surat mu’awidzatain, yang setiap ayatnya dibaca maka hilang pula satu ikatan (terlepas) sehingga Nabi merasakan sedikit ringan di badannya, sampai hilang ikatan terakhir dan rasanya seakan-akan beliau melepaskan ikatan-ikatan”
[ ومن شر حاسد إذا حسد ] أي ومن شر الحاسد الذي يتمنى زوال النعمة عن غيره ، ولا يرضى بما قسمه الله تعالى له ،
“Dari kejelekan pendengki yang menginginkan kebinasaan seseorang, dalam kontek ini maksudnya ( ingin hilangnya nikmat seseorang) serta ketidakrelaan atas apa yang telah Allah berikan padanya”.
Editor: An-Najmi Fikri R
Leave a Reply